fbpx
langitselatan
Beranda » Laba-Laba Kosmik Yang Memuntahkan Sinar Gamma

Laba-Laba Kosmik Yang Memuntahkan Sinar Gamma

Tim astronom sepasang bintang ganda yang tidak biasa dan mirip laba-laba terang. Pasangan bintang ini berada pada jarak 2600 tahun cahaya. 

Ilustrasi bintang yang berevolusi jadi katai putih (bintang yang lebih besar) dan pulsar milidetik (bintang yang lebih kecil di kanan) dalam pasangan bintang ganda.  Kredit: NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva/Spaceengine. Acknowledgment: M. Zamani (NSF’s NOIRLab)

Pasangan Unik

Pasangan yang baru ditemukan ini memang tidak biasa. Salah satu bintang sedang dalam proses menjadi katai putih, sedangkan pasangannya adalah bintang neutron yang baru saja menjadi pulsar

Para astronom memberi julukan laba-laba sistem ini karena pulsar melahap bagian terluar bintang pasangan yang sedang dalam proses menjadi bintang katai putih.

Sistem bintang ganda 4FGL J1120.0-2204. Ini nama yang diberikan pada pasangan calon katai putih dan pulsar. Pasangan ini merupakan contoh pertama laba-laba kosmik yang berhasil ditemukan sampai saat ini. Atau lebih tepatnya, 4FGL J1120.0-2204 merupakan yang pertama dari lebih banyak pasangan serupa yang akan ditemukan di masa depan. 

Penemuan

Pada awalnya, para astronom mengamati sumber sinar gamma misterius yang sangat terang dengan teleskop SOAR 4,1 meter di Chile. Ternyata, sumber sinar gamma itu merupakan bintang neutron yang berputar sangat cepat dan dikenal sebagai pulsar milidetik. Pulsar yang bisa berputar ratusan kali dalam satu detik tersebut merupakan bagian dari sistem bintang ganda. Pasangannya adalah bintang yang sedang berevolusi menjadi bintang katai putih bermassa kecil. 

Pancaran sinar-X dan sinar gamma yang kuat menjadi tanda keberadaan pulsar. Dari hasil analisis spektrum cahaya tampak cikal bakal bintang katai putih di sistem ini, para astronom melihat adanya pergerseran dari biru ke merah.  Berdasarkan efek Doppler, bintang yang bergerak mendekat akan tampak biru sedang yang bergerak menjauh tampak merah. Pergeseran biru ke merah menandai ada interaksi gravitasi dengan objek lain. Dan para astronom pun menemukan bintang katai putih tersebut mengitari bintang pulsar masif setiap 15 jam. 

Protobintang Katai Putih

Bintang katai putih lahir dari kematian bintang yang massanya sama atau lebih kecil dari Matahari. Jadi, ketika bintang serupa Matahari kehabisan hidrogen, maka terjadilah pembakaran helium untuk meneruskan reaksi nuklir yang jadi sumber tenaga bagi bintang. Bintang kemudian semakin panas dan berkontraksi hingga membengkak atau mengembang jadi bintang raksasa merah.

Ketika fusi nuklir berhenti, bintang menjadi katai putih yang seukuran Bumi dengan temperatur luar biasa panas melebihi 100.000ºC! Bintang yang berpasangan dengan pulsar dalam sistem 4FGL J1120.0-2204 sedang dalam proses jadi katai putih. Kira-kira butuh dua miliar tahun untuk bintang berevolusi dan akhirnya jadi katai putih. 

Protobintang katai putih ini diketahui memiliki temperatur permukaan 8200º C dengan massa 17% massa Matahari.

Pulsar Milidetik

Bintang pulsar dalam sistem ini berputar setiap 10 milidetik. Jadi, setiap detik, pulsar ini berputar ratusan kali! Bahan bakarnya dari melahap materi bintang pasangannya. Dalam hal ini pulsar melahap materi bintang yang akan jadi katai putih. Nah, pulsar milidetik ini “memuntahkan” sinar-x dan sinar gamma terutama ketika angin pulsar menghantam materi yang dipancarkan bintang tetangganya. 

Baca juga:  Akankah Betelgeuse Meledak Sebelum Tahun 2012?

Penemuan ini bisa jadi merupakan “rantai yang hilang” dalam pemahaman evolusi sistem bintang ganda. 

Fakta keren

Para astronom sudah mengetahui sekitar 80 bintang katai putih yang massanya sangat rendah. Akan tetapi, bintang katai putih massa rendah pada pasangan 4FGL J1120.0-2204 merupakan yang pertama ditemukan mengitari pulsar atau bintang neutron. Pada tahun 1910, astronom Willamina Fleming merupakan salah satu anggota tim yang menemukan katai putih. Pada tahun 1967, astronom Jocelyn Bell menjadi astronom pertama yang menemukan pulsar. 


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini