fbpx
langitselatan
Beranda » Misteri Kembang Api Tersingkat di Alam Semesta

Misteri Kembang Api Tersingkat di Alam Semesta

Kembang api Alam Semesta atau semburan sinar gamma tersingkat baru saja ditemukan. Di Alam Semesta, peristiwa ini merupakan ledakan dahsyat di jantung galaksi jauh.

Ilustrasi keruntuhan bintang yang menghasilkan jet sinar gamma singkat sebelum meledak sebagai supernova.  Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva. Olah citra: M. Zamani (NSF's NOIRLab)
Ilustrasi keruntuhan bintang yang menghasilkan jet sinar gamma singkat sebelum meledak sebagai supernova. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva. Olah citra: M. Zamani (NSF’s NOIRLab)

Klasifikasi Semburan Sinar Gamma

Ledakan dahsyat sinar gamma merupakan peristiwa paling terang dan paling energetik di seluruh Alam Semesta.  Kejadian tersebut berlangsung hanya beberapa milidetik tapi juga bisa sampai beberapa jam! 

Para astronom mengelompokkan peristiwa semburan atau ledakan sinar gamma dalam dua kategori berdasarkan durasinya. 

Yang pertama, semburan sinar gamma singkat yang berlangsung kurang dari dua detik dan berasal dari bintang neutron yang bergabung. Yang kedua, semburan sinar gamma panjang yang berlangsung lebih dari dua detik. Peristiwa yang satu ini biasanya terjadi karena ledakan supernova atau ledakan bintang masif saat mengakhiri hidupnya.

Tapi, peristiwa di Alam Semesta ini tidak selalu tepat seperti yang diprediksi. Pengamatan dari Observatorium Gemini menemukan semburan sinar gamma yang tidak cocok dengan kategori yang ada. 

Semburan sinar gamma yang dilihat ini hanya 0,6 detik. Tapi, sumbernya bukan merger bintang neutron melainkan supernova! 

Penemuan ini sekaligus memberi informasi bahwa pengelompokkan GRB berdasarkan durasi bukan ide yang tepat. Masih ada banyak hal yang harus dipertimbangkan terkait penyebab terjadinya semburan. 

Misteri Semburan Sinar Gamma Panjang

GRB 200826A. Inilah semburan sinar gamma yang berhasil diamati dengan spektograf multi-objek Gemini yang dipasang pada Teleskop Gemini Utara di Hawai’i. GRB 200826A pertama kali dideteksi pada tanggal 26 Agustus 2020, dan sejak itu para astronom melakukan pengamatan untuk menemukan galaksi di mana semburan ini terjadi. Hasilnya mereka berhasil mengetahui kalau GRB 200826A datang dari galaksi yang jaraknya 6,6 miliar tahun cahaya!

Awalnya, para astronom mengira kalau semburan sinar gamma tersebut berasal dari penggabungan bintang neutron ganda. Ternyata tidak demikian. 

Semburan kali ini berasal dari bintang yang meledak dan berlangsung sangat singkat. Hanya 0,6 detik!

Waktu yang demikian singkat menempatkan GRB 200826A di garis batas kegagalan dan keberhasilan.

Tapi ada sedikit perubahan dalam cerita: penemuan ini sekaligus menjelaskan misteri di astronomi. Normalnya, semburan sinar gamma panjang itu berasal dari supernova tipe tertentu (Tipe Ic-BL). 

Akan tetapi, hasil pengamatan supernova tipe ini justru jumlahnya lebih banyak dari semburan sinar gamma panjang. Tampaknya, supernova ini menyembunyikan semburan sinar gamma singkat bukannya yang panjang seperti yang diharapkan para astronom. 

Menurut para astronom, durasi yang sangat singkat itu karena jet sinar gamma tidak cukup kuat untuk bisa lepas seluruhnya dari bintang. Bahkan hampir gagal untuk menciptakan semburan. Sebagian bintang yang mengalami keruntuhan menghasilkan jet lemah yang bahkan tidak bisa menghasilkan semburan sinar gamma. Akibatnya, jet tersebut tidak bisa menembus selubung terluar bintang yang mengalami keruntuhan. 

Baca juga:  Kegelapan Yang Hilang

Fakta Keren

Semburan sinar gamma merupakan peristiwa langka. Tapi, saat peristiwa ini terjadi, energi yang dilepaskan sangat besar. Hanya dalam beberapa detik, semburan sinar gamma bisa melepaskan lebih banyak energi dibanding yang dipancarkan Matahari selama 10 miliar tahun hidupnya!


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Sudah saya katakan sebelumnya bahwa untuk merger (bergabungnya 2 bintang neutron) sangat lah sulit masing masing mempunyai kekuatan gaya gravitasi yang mengerikan, dua kemungkinan saja yang terjadi 1 kemungkinan saling mengorbit dengan kuatnya 2 kemungkinan saling menolak dan saling melontarkan 2 kekuatan Gravitasi yang sangat kuat, sehingga jumlah bintang neutron di Alam Semesta makin banyak bukan malah sebaliknya berkurang akibat Merger,,