fbpx
langitselatan
Beranda » Sarang Bintang di Lokasi Tak Terduga

Sarang Bintang di Lokasi Tak Terduga

Para astronom menemukan sejumlah bayi bintang tersembunyi di daerah pusat galaksi Bima Sakti.

Tampak gas mengalir keluar dari telur bintang di pusat Bima Sakti. Titik-titik biru merupakan gas yang bergerak ke arah pengamat di Bumi, dan titik-titik merah merupakan gas yang mengalir menjauh dari kita. Kredit: ALMA
Tampak gas mengalir keluar dari telur bintang di pusat Bima Sakti. Titik-titik biru merupakan gas yang bergerak ke arah pengamat di Bumi, dan titik-titik merah merupakan gas yang mengalir menjauh dari kita. Kredit: ALMA

Ketika para astronom mempelajari “sarang” bintang atau lokasi terbentuknya bintang, seharusnya daerah pusat Bima Sakti merupakan area yang gersang dari kelahiran bintang. 

Tapi yang ditemukan saat ini justru sebaliknya.

Para astronom yang melakukan pengamatan dengan teleskop radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) justru menemukan ada telur bintang dengan bayi bintang di area pusat Bima Sakti!

Penemuan ini menarik karena lingkungan pusat galaksi yang keras tidak sehat untuk kelahiran dan pertumbuhan bintang. 

Resep Pembentukan Bintang

Pembentukan bintang punya resep khusus. Bahan utamanya: awan gas dan debu, serta gravitasi besar untuk meruntuhkan awan.

Ketika awan mengalami keruntuhan, maka terbentuklah cikal bakal bintang atau protobintang. Tapi jika ada gangguan maka bintang bisa gagal terbentuk. 

Potensi gangguan di daerah pusat Bima Sakti itu sangat besar. Jangan lupa kalau di pusat Bima Sakti ada monster lubang hitam supermasif yang massanya 4 juta massa Matahari! 

Monster yang satu ini tentu saja memberi pengaruh yang cukup besar pada materi yang ada di daerah pusat galaksi. Di daerah pusat galaksi, ada area yang diberi nama Pusat Zona Molekul, yang berada pada jarak 1000 tahun cahaya dari pusat galaksi. 

Jarak yang cukup dekat ke pusat galaksi tentu saja memberi pengaruh besar. Potensi gangguan itu meliputi, turbulensi kuat yang membuat awan jadi tidak bisa berkontraksi, dan medan magnet kuat yang mencegah terjadinya keruntuhan gas. 

Karena itu, tidak mudah bagi bintang untuk terbentuk di daerah ini. 

Kejutan dari Pusat Galaksi

Ketika tim astronom yang dipimpin Xing Lu dari NAOJ (National Astronomical Observatory of Japan) mempelajari daerah pusat Bima Sakti untuk mencari tahu proses seperti apa yang bisa menghentikan pembentukan bintang, mereka justru menemukan lebih dari 800 awan padat telur bintang. 

Pertanyaannya, apakah ini benar telur bintang?

Untuk itu digunakanlah teleskop radio ALMA untuk menyelidiki apakah ada tanda-tanda tangisan bayi bintang berupa aliran gas energetik yang mengalir keluar. 

Hasilnya, ada 43 aliran gas yang lemah yang mengalir keluar dari awan gas dan debu. Ini cukup untuk menjadi bukti terjadinya pembentukan bintang. Diduga masih ada lebih banyak bayi bintang yang masih tersembunyi di daerah pusat galaksi. Dan apa yang ditemukan di pusat zona molekul merupakan tahap awal dari proses pembentukan bintang. 

Penemuan ini memperlihatkan kalau di daerah ini bayi bintang bisa bertumbuh lebih baik. Bagaimana tidak. Pada lingkungan sedemikian keras, awan gas dan debu bisa berhasil runtuh dan berkontraksi membentuk cikal bakal bintang. Ini menunjukkan pertumbuhan bintang di sini tidaklah mudah. 

Baca juga:  Kaca Pembesar Kosmis Mendeteksi Bintang Terjauh di Alam Semesta

Tak cuma itu. Penemuan sebelumnya bahwa 10% pembentukan bintang di Pusat Zona Molekul tidak tampak di pengamatan ini. Para astronom justru menduga ada proses pembentukan bintang yang masih tersembunyi di balik padatnya awan gas molekul dan lajunya tidak banyak berbeda dengan pembentukan bintang di lingkungan Matahari. 

Untuk memahami proses pembibitan bintang seperti ini, para astronom menelaah data yang lebih detil. 

Fakta keren:

ALMA adalah observatorium yang menggabungkan 66 parabola di Gurun Atacama, Chili Utara. Parabola raksasa ini melihat cahaya pada panjang gelombang pendek, dalam orde milimeter (seukuran butiran debu) dan yang lebih kecil. Gelombang ini datang dari awan yang sangat dingin dan sangat jauh di angkasa. 

Cahaya yang dilihat ALMA menjadi petunjuk untuk memahami kondisi fisik maupun kimia dari palung kelahiran bintang, area padat yang diisi gas dan debu di mana bintang dilahirkan. 


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini