fbpx
langitselatan
Beranda » Papasan Akbar Planet Gas Raksasa Jupiter dan Saturnus

Papasan Akbar Planet Gas Raksasa Jupiter dan Saturnus

Sebelum kita mengakhiri tahun 2020, duo planet raksasa Jupiter dan Saturnus akan tampak berpapasan sangat dekat di langit senja!

Segitiga Bulan, Jupiter, Saturnus yang dipotret M. Rayhan dari Jakarta tanggal 17 Desember 2020. Kredit: M. Rayhan
Segitiga Bulan, Jupiter, Saturnus yang dipotret M. Rayhan dari Jakarta tanggal 17 Desember 2020. Kredit: M. Rayhan

Konjungsi atau papasan dekat yang melibatkan dua planet jovian atau planet gas raksasa ini sangat istimewa karena keduanya hanya terpisah 0,1º. Itu artinya, jika kita melihat Jupiter dan Saturnus dengan mata tanpa alat a.k.a mata telanjang, maka kedua planet tersebut akan tampak bergabung menjadi satu bintang terang di langit.

Saking dekatnya, konjungsi ini diberi julukan khusus yakni konjungsi akbar atau papasan akbar. Selain itu, karena papasan akbar 2020 terjadi menjelang Natal, maka muncul julukan Bintang Natal. Tapi, perlu diingat bahwa papasan akbar kedua planet tersebut tidak memiliki keterkaitan apapun dengan peristiwa Natal.

Apapun julukannya, tentu saja ini peristiwa langit menarik yang bisa diamati. Tapi tentu saja kalau cuaca cerah!

Pertemuan Dekat Jupiter dan Saturnus

Jupiter dan Saturnus yang dipotret oleh Joshua Anderson dari Surabaya: Kredit: Joshua A. Anderson
Jupiter dan Saturnus yang dipotret oleh Joshua Anderson dari Surabaya: Kredit: Joshua A. Anderson

Duo planet gas raksasa ini berpapasan dekat saat ketika Matahari mencapai titik balik selatan pada tanggal 21 Desember 2020. Sebenarnya, papasan dekat antar planet jika dilihat dari Bumi bukan peristiwa luar biasa dan langka. Hanya saja, papasan dengan jarak yang sangat dekat sehingga Jupiter tampak menyalip Saturnus dan keduanya terlihat seperti satu bintang terang di langit memang sangat jarang terjadi. Bisa kita katakan peristiwa ini memang langka.

Karena itu, papasan ultra dekat seperti ini diberi julukan khusus yakni papasan akbar, dan julukan ini pun hanya diberikan pada papasan Jupiter dan Saturnus. Sementara papasan terdekat antara Uranus dan Neptunus tidak diberi julukan papasan akbar karena keduanya sangat redup dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Papasan dekat Uranus dan Neptunus baru bisa diamati setelah ditemukannya teleskop.

Jadi istilah papasan akbar ini memang muncul karena kedua planet yang bisa dilihat dengan mata tanpa alat memperlihatkan perubahan signifikan yakni tampak bergabung di langit.

Mengapa papasan seperti ini bisa terjadi?

Jupiter dan Saturnus adalah dua planet gas raksasa yang jaraknya jauh dari Matahari. Untuk planet yang bisa dilihat dengan mata tanpa bantuan teleskop, maka Jupiter dan Saturnus adalah yang terjauh. Uranus dan Neptunus hanya bisa diamati dengan teleskop.

Planet yang ada di Tata Surya mengelilingi Matahari dalam lintasan orbitnya masing-masing. Semakin jauh dari Matahari, maka kecepatan planet mengitari orbitnya semakin lambat dan tentu saja waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran orbit akan semakin lama.

Bumi memerlukan satu tahun untuk mengitari Matahari. Sementara Merkurius hanya butuh 88 hari untuk menyelesaikan putaran orbitnya. Untuk Jupiter dan Saturnus yang jaraknya 778 juta km dan 1,4 miliar km, kedua planet butuh waktu yang jauh lebih lama untuk mengitari Matahari. Jupiter butuh 11,8 tahun sedangkan Saturnus baru menyelesaikan satu putaran orbitnya dalam 29,5 tahun!

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Maret 2019

Dampaknya bisa kita lihat pada pergerakan di langit. Kedua planet bergerak di ekliptika melintasi rasi bintang di langit malam dengan kecepatan berbeda. Jupiter lebih cepat daripada Saturnus.

Seiring dengan pergerakan kedua planet di langit, secara berkala duo planet gas raksasa ini akan berpapasan dekat. Rerata, papasan dekat kedua planet terjadi setiap 19,6 tahun, dan jarak kedua planet juga bervariasi. Dari catatan papasan dekat Jupiter dan Saturnus, yang paling dekat terjadi pada tanggal 1 Maret 1793 SM dengan jarak 0,02º dan yang terjauh pada tanggal 19 Juli 1306 dengan jarak 1,31º. Bahkan untuk jarak 1,31º pun bagi pengamat di Bumi, kedua planet tampak sangat dekat.

Akan tetapi, tidak setiap papasan akbar bisa diamati oleh pengamat di Bumi. Itulah yang terjadi saat kedua planet berkonjungsi pada tanggal 31 Mei 2000. Jupiter dan Saturnus yang yang terpisah 1,14º terbit 04:48 WIB sekitar satu jam sebelum Matahari terbit. Karena itu, kedua planet sulit diamati karena sangat rendah di ufuk timur. Peristiwa tahun 2020 ini menarik karena Mars, Matahari, Venus, Jupiter dan Saturnus berada di rasi Taurus sehingga tampak seperti satu garis di langit. Lagi-lagi peristiwa ini dikaitkan dengan peristiwa kiamat.

Sebelumnya, papasan akbar terjadi pada tanggal 31 Desember 1980 saat kedua planet terbit dengan jarak 1,06º jelang tengah malam pergantian tahun 1981. Keduanya bisa diamati mulai tengah malam tahun baru 1981 sampai fajar menyingsing.

Dari catatan papasan akbar Jupiter dan Saturnus, peristiwa 21 Desember 2020 akan menjadi papasan terdekat sejak tahun 1623!

Pada tahun 1623, papasan kedua planet hanya berjarak 0,08º pada tanggal 16 Juli. Papasan akbar ini baru tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Tapi, bagi pengamat di belahan Bumi utara dimana astronomi sedang berkembang pada masa itu, kedua planet yang terpisah 13º dari Matahari itu sudah berada sangat rendah di ufuk barat sehingga tidak teramati.

Papasan akbar 1623 juga sangat istimewa karena sekitar satu dekade sebelumnya Galileo menemukan empat satelit Jupiter yang kemudian dikenal sebagai satelit Galilean serta lingkaran oval di sekeliling Saturnus. Lingkaran ini kemudian kita ketahui sebagai cincin Saturnus. Sebelum tahun 1623, papasan akbar terdekat terjadi pada tanggal 4 Maret 1226 dengan jarak 0,03º.

Setelah tahun 2020, konjungsi Jupiter dan Saturnus dengan jarak paling dekat baru akan terjadi lagi pada tanggal 15 Maret 2080. Setelah 2080, papasan akbar berikut dengan keterpisahan kurang dari 0,2º baru terjadi tahun 2417 dan 2477.

Berburu Pasangan Jupiter dan Saturnus

Pasangan Jupiter dan Saturnus tampak seperti bintang terang di kala senja tanggal 21 Desember 2020 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Jupiter dan Saturnus tampak seperti bintang terang di kala senja tanggal 21 Desember 2020 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Peristiwa papasan dekat kedua planet bisa diamati selama beberapa hari dengan puncak pada tanggal 21 Desember. Saking dekatnya, lebar jari kelingking kita bisa menutupi Jupiter dan Saturnus.

Baca juga:  Menuju Antariksa, Menggapai Bintang: Wahana Menguak Jagad Raya

Saat konjungsi 21 Desember, kedua planet akan tampak seperti satu bintang terang di langit senja dan bisa diamati dengan mata tanpa alat atau mata telanjang. Tapi, penampakan dekat ini hanya dari sudut pandang pengamat di Bumi. Pada kenyataannya, kedua planet masih terpisah ratusan juta km di luar angkasa.

Kedua planet bisa dilihat setelah Matahari terbenam pada ketinggian 25º di arah barat daya. Jupiter dan Saturnus bisa diamati sampai keduanya terbenam pada pukul 20:07 WIB.

Jupiter dan Saturnus 21 Desember 2020 jika dilihat dengan teleskop maka kita bisa melihat 4 satelit Galilean. Kredit: Star Walk
Jupiter dan Saturnus 21 Desember 2020 jika dilihat dengan teleskop maka kita bisa melihat 4 satelit Galilean. Kredit: Star Walk

Jupiter dan Saturnus bisa ditemukan di rasi Capricorn dengan kecerlangan -2 dan 0,5 magnitudo. Meskipun bisa diamati dengan mata tanpa alat, tapi pengamatan dengan teleskop bisa memperlihatkan kehadiran 4 satelit Galilean yang mengitari Jupiter,

Untuk itu, carilah lokasi yang arah barat dayanya (antara barat dan selatan) terbuka sehingga kedua planet bisa tampak dan tidak terhalang bangunan ataupun pohon.

Selamat berburu Jupiter dan Saturnus. Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini