fbpx
langitselatan
Beranda » Bintik Raksasa di Bintang Panas

Bintik Raksasa di Bintang Panas

Sama seperti Bumi, bintang juga mengalami aktivitas cuaca ekstrim! Para astronom menemukan bintik raksasa pada permukaan bintang super panas. Bintang-bintang tersebut ditemukan tersembunyi dalam gugus bintang kecil yang sangat terang.

Bintik Bintang ekstrim yang mengubah kecerlangan bintang secara berkala. Kredit: ESO/L. Calçada, INAF-Padua/S. Zaggia
Bintik Bintang ekstrim yang mengubah kecerlangan bintang secara berkala. Kredit: ESO/L. Calçada, INAF-Padua/S. Zaggia

Para astronom menemukan bintang ini saat melakukan pengamatan dengan teleskop di European Southern Observatory. Mereka melihat ada aktivitas aneh yang terjadi pada bintang tersebut.

Bintang Tipe Khusus

Untuk bisa mengungkap keanehan objek tersebut, para astronom meneliti bintang tipe khusus yang dikelompokkan dalam “bintang cabang horisontal ekstrim”. Bintang-bintang yang dikategorikan dalam cabang horisontal merupakan bintang yang mengalami pembakaran hidrogen di pusat dan pembakaran hidrogen di selubung bintang.

Untuk bintang cabang horisontal ekstrim, ukuran dan massa bintang hanya setengah dari Matahari, tapi lima kali lebih panas!

Karena ukurannya yang kecil, bintang-bintang ini justru tersembunyi di balik gerombolan bintang-bintang besar yang dikenal sebagai gugus bintang. Tak hanya itu, bintang-bintang tipe ini memang unik karena mereka akan melewati salah satu fase kehidupan bintang dan meninggal prematur. Biasanya bintang tipe ini juga punya bintang pasangan.

Yang menarik, hasil pengamatan tiga gugus bola yang bintang-bintangnya dikelompokkan sebagai bintang cabang horisontal ekstrim memperlihatkan kalau bintang tidak memiliki pasangan. Bintang-bintang ini ditemukan dalam gugus bola atau kelompok bintang yang sudah tua.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan kalau bintang panas yang diamati mengalami perubahan kecerlangan secara berkala dengan dua karakter yang cukup ekstrim.

Bintik Raksasa

Yang pertama, para astronom menemukan bintang-bintang tersebut memiliki bintik magnetik raksasa! Area bintik bintang ini memiliki aktivitas magnetik yang sangat kuat. Bintik bintang juga lebih terang dan lebih panas dibandingkan area di sekelilingnya. Selain itu, bintiknya sangat besar dan menutupi seperempat permukaan bintang.

Keberadaan bintik bintang tersebut mirip dengan Matahari. Bedanya, bintik Matahari lebih kecil dan gelap, serta lebih dingin dari area di sekelilingnya.

Bintik pada bintang tipe khusus ini bertahan sangat lama, bisa sampai beberapa dekade. Sangat berbeda dari bintik Matahari yang hanya bertahan selama beberapa hari sampai beberapa bulan.

Ketika bintang cabang horisontal ekstrim berputar, bintik besar pada permukaannya juga ikut datang dan pergi. Akibatnya, kita bisa mendeteksi perubahan pada kecerlangan bintang sehingga bisa dipelajari oleh para astronom.

Energi Ekstrim

Bintang yang diamati ini tidak hanya kecil, sangat terang dan punya bintik raksasa. Sebagian bintang dalam gugus bola tersebut juga melepaskan suar super. Suar atau ledakan energi pada bintang-bintang ini 10 juta kali lebih kuat dibanding erupsi serupa di Matahari.

Tidak seperti badai yang sering terjadi di Bumi, bintang justru mengalami badai gas superpanas bermuatan listrik yang disebut plasma. Energi ini kemudian dilontarkan ke luar angkasa.

Baca juga:  Sidik Jari Bintang Generasi Pertama di Alam Semesta

Penemuan ini berhasil mengungkap misteri bintang-bintang yang berada pada cabang horisontal. Tak hanya itu, para astronom juga bisa memahami asal mulai medan magnetik yang sangat kuat pada bintang katai putih. Bintang katai putih adalah tahap akhir evolusi bintang seperti Matahari dan memiliki kemiripan dengan bintang-bintang dalam cabang horisontal ekstrim.

Fakta Keren

Di galaksi Bima Sakti, kita bisa mengetahui usia gugus bintang dari lokasi penemuannya. Gugus bintang tua biasanya ditemukan jauh dari pusat galaksi dibanding gugus bintang muda.

[divider_line]

Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini