Oposisi Mars 27 Juli 2018 akan jadi waktu terbaik bagi pengamat di Bumi untuk mengamati planet merah. Mars akan tampak lebih besar dan lebih terang di langit berpasangan dengan Bulan Purnama yang kemudian mengalami gerhana total mulai tengah malam.
Menarik? Tentu saja!
Apa itu Oposisi?
Seperti halnya planet-planet di Tata Surya, Bumi dan Mars juga mengitari Matahari dalam lintasan orbit yang elips. Kedua planet mengelilingi Matahari dari jarak yang berbeda yakni 150 juta km dan 228 juta km dengan kecepatan yang juga berbeda. Semakin jauh sebuah planet dari Matahari, maka waktu tempuh untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi Matahari juga semakin lama.
Bumi hanya butuh 365,24 hari untuk mengelilingi Matahari sedangkan Mars yang orbitnya lebih lonjong butuh waktu 687 hari atau 1,8 tahun atau hampir 2 kali lebih lama dari Bumi.
Dalam perjalanan mengelilingi Matahari, ada saat di mana keduanya berpapasan dekat setiap 26 bulan. Ketika oposisi, Mars akan berada pada arah berlawanan dengan Matahari. Planet ini akan membentuk garis lurus dengan Matahari dan Bumi, dengan Bumi berada di antara keduanya. Pada saat inilah papasan terdekat Bumi dan Mars terjadi.
Bagi pengamat, Mars akan terbit di timur saat Matahari terbenam di barat, dan sebaliknya terbenam di barat saat fajar menyingsing dan Matahari terbit di timur. Yang paling menarik, karena berpapasan dekat dengan Bumi, piringan Mars jadi tampak lebih besar dan jadi lebih terang bagi pengamat di Bumi. Tapi, perbesarannya juga tidak akan signifikan jika hanya dilihat dengan mata tanpa alat. Tanpa teleskop, Mars tetap tampak sebagai titik merah terang di langit malam. Mars juga bisa mencapai posisi terjauh dari Bumi. Ini terjadi saat Mars membentuk konfigurasi segaris dengan Matahari dan Bumi, tapi kali ini Matahari berada di antara Bumi dan Mars.
Peristiwa oposisi Mars bisa terjadi di area manapun dalam orbit Mars, termasuk saat Mars berada pada titik terdekatnya dengan Matahari. Diperkirakan setiap 15 atau 17 tahun, oposisi Mars terjadi ketika Mars sedang menuju perihelion atau titik terdekat dengan Matahari. Peristiwa ini dikenal juga sebagai oposisi perihelic dan terjadi pada tanggal 27 Juli 2018 saat Mars mencapai oposisi saat menuju perihelion yang akan dicapai 16 September 2018. Saat di perihelion, Mars akan berada pada jarak 1,38 AU atau 207 juta km dari Matahari.
Saat oposisi, piringan Mars akan tampak lebih besar dan jadi lebih terang bagi pengamat di Bumi. Tapi, perbesarannya juga tidak akan signifikan jika hanya dilihat dengan mata tanpa alat. Tanpa teleskop, Mars tetap tampak sebagai titik merah terang di langit malam.
Karena orbitnya yang lonjong, jarak Bumi dan Mars tidak selalu sama. Jarak minimum Mars dari Bumi sekitar 54 juta km dan jarak terjauh antara kedua planet bisa mencapai 401 juta km. Jarak rata-rata Bumi dan Mars adalah 225 juta km. Karena itu, piringan wajah Mars juga akan bervariasi tergantung jaraknya dari Bumi.
Mars bisa tampak lebih besar ketika berada di jarak minimum dan tampak kecil pada jarak terjauhnya dari Bumi. Akan tetapi, ukuran Mars lebih kecil dari Bumi atau lebih tepatnya sekitar setengah ukuran Bumi. Dipadukan dengan jarak yang jauh dari Bumi, ukuran piringan Mars akan tampak 75 kali lebih kecil dari ukuran piringan Bulan Purnama!
Oposisi Mars 27 Juli 2018
Pada saat oposisi tanggal 27 April 2018, Mars akan berada pada jarak terdekatnya sejak oposisi Mars tahun 2003. Tahun ini Mars akan berpapasan dengan Bumi pada jarak 0,38496 AU atau 57,7 juta km. Hanya berbeda 1,8 juta km. Oposisi Mars tahun 2003 memang merupakan papasan terdekat Mars dengan Bumi terdekat dalam 60000 tahun. Saat itu Mars berada pada jarak 55,9 juta km dan jarak ini baru akan terlampaui 28 Agustus 2287!
Meskipun bukan yang terdekat seperti tahun 2003, jarak terdekat berikutnya adalah tahun 2035 saat Mars berada pada jarak 57,06 juta km. Dan di tahun 2018, Mars akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi pada tanggal 31 Juli 2018. Tapi, sebelum tahun 2035, setiap 26 bulan planet Mars akan kembali beroposisi dengan Matahari dan berpapasan dekat lagi dengan Bumi. Perbedaan ada pada jaraknya yang bervariasi sehingga tidak selalu berada pada jarak minimum yang bisa dicapai antara kedua planet. Oposisi berikutnya setelah tahun 2018 akan terjadi pada tanggal 6 Oktober 2020 pada jarak 0,4 AU atau 60 juta km.
Untuk tanggal 27 Juli 2018, diameter sudut Mars akan tampak lebih besar yakni 24,3 detik busur atau 0,006º dengan kecerlangan -2,8 magnitudo. Ukuran ini jauh lebih kecil dibanding ukuran Bulan yakni 1800″ atau 0,5º. (cat: 1º= 60′ ; 1′ = 60″).
Dengan ukuran sudut seperti itu, Mars tetap tampak sebagai noktah merah terang di langit malam jika dilihat dengan mata telanjang. Jika dilihat dengan teleskop, pengamat bisa mengenali fitur permukaan Mars. Tapi, dengan kondisi Mars sedang dilanda badai debu dasyat yang menutupi seluruh permukaan, sepertinya tidak akan banyak yang bisa diamati.
Jadi jangan berharap ada Bulan kembar pada tanggal 27 Juli 2018.
Pada tanggal 27 Juli malam, selain Mars, pengamat juga bisa mengamati Bulan Purnama. Keduanya terbit di rasi Capricornus setelah Matahari terbenam dan bisa diamati sepanjang malam sampai fajar menyingsing keesokan harinya.
Tengah malam saat hari berganti, secara perlahan Bulan masuk dalam bayangan inti Bumi dan terjadilah gerhana bulan total. Pasangan Bulan yang mengalami gerhana total dan Mars tentu jadi paduan menarik di langit. Apalagi jika Bulan memudar cahayanya dan pengamat bisa menyaksikan kilatan hujan meteor delta aquarid dan alpha capricornus yang tampak datang dari rasi aquarius dan capricornus!
Clear Sky.
1 komentar