fbpx
langitselatan
Beranda » Asal Usul Ledakan Misterius

Asal Usul Ledakan Misterius

Tahun 2015, para ilmuwan terpukau menyaksikan akhir hidup bintang masif yang meledak dalam ledakan supernova yang sangat dasyat. Ledakannya lebih terang dari yang pernah dilihat sebelumnya. Hasil pengamatan memberitahukan kalau ledakan supernova ini 20 kali lebih terang dari seluruh galaksi Bima Sakti. Bahkan terangnya mengalahkan terang 100 milyar bintang. Aneh, karena energinya jauh lebih besar dari yang seharusnya bisa terbentuk saat ledakan supernova.

… atau lebih tepatnya, jika benar maka ini akan jadi aneh.

Ilmu pengetahuan yang baik itu artinya kita berani mencoba sesuatu yang baru dan membuat kesalahan. Belajar dari kesalahan akan membantu kita untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta.

Ilustrasi bintang yang ditarik oleh gravitasi Lubang Hitam yang sangat kuat. Kredit: ESO, ESA/Hubble, M. Kornmesser
Ilustrasi bintang yang ditarik oleh gravitasi Lubang Hitam yang sangat kuat. Kredit: ESO, ESA/Hubble, M. Kornmesser

Untuk mengetahui apa yang terjadi, para ilmuwan melakukan pengamatan pada galaksi jauh dimana ledakan itu terjadi. Jaraknya 4 milyar tahun cahaya. Selama 10 bulan, mereka mempelajari apa yang terjadi dan memperkirakan kalau pertunjukkan cahaya yang luar biasa memesona itu bukan tercipta dari ledakan supernova. Mereka menduga kalau cahaya itu terbentuk dari kejadian yang jauh lebih ekstrim lagi. Lubang hitam yang berputar cepat, mengoyak bintang yang lewat terlalu dekat dengan dirinya.

Untuk kasus ini, apa yang terjadi memang aneh (tapi juga menyenangkan) dibanding apa yang diperkirakan para ilmuwan. Sebuah lubang hitam supermasif yang berputar cepat mencabik-cabik bintang dengan gaya tariknya yang luar biasa kuat.

Setiap lubang hitam dikelilingi oleh batas tak nampak yang kita sebut “horison kejadian”. Apapun yang melintasi batas ini akan ditarik masuk ke dalam lubang hitam. Tidak ada kesempatan untuk melarikan diri. Akan tetapi, untuk lubang hitam yang berputar cepat seperti yang dilihat para ilmuwan, jangkauan gaya tariknya yang merusak justru jauh lebih luas lagi.

Kejadian ini terjadi pada bintang yang melintas terlalu dekat dengan lubang hitam yang berada di pusat galaksi. Lubang hitam yang ada di pusat galaksi ini sangat masif. Sekitar 100 juta kali massa Matahari. Jadi bisa dibayangkan betapa kuatnya gaya tarik benda ini. Ketika ada bintang yang mirip Matahari melintas terlalu dekat, maka bisa kita pastikan kalau bintang itu akan dilahap oleh lubang hitam.

Tapi ternyata bintang ini tidak dilahap atau ditelan oleh lubang hitam melainkan dicabik-cabik hingga hancur. Peristiwa ini kita kenal dengan nama efek gangguan gravitasi. Menurut para ilmuwan, peristiwa serupa hanya bisa terjadi jika lubang hitam tersebut berputar sangat cepat.

Jadi, bintang ditarik oleh gravitasi lubang hitam yang luar biasa besar sehingga bintang mengalami spagetifikasi atau efek bakmi. Pada akhirnya bintang terkoyak. Puing-puing bintang saling bertabrakan dan panas yang terbentuk karena akresi, pada akhirnya memicu terjadinya ledakan cahaya yang dasyat.

Baca juga:  Debu Yang Berkilau di Angkasa

Ledakan cahaya itu yang tampak seperti ledakan supernova yang dasyat. Kejadi dimana bintang yang lewat jadi makanan lubang hitam sangat jarang terjadi dan hanya bisa diamati sekitar 10 kali sebelumnya.

Meskipun seluruh data yang ada belum bisa memberi jawaban 100% kalau cahaya terang itu datang dari lubang hitam yang sedang makan, akan tetapi, penjelasan inilah yang paling memungkinkan.

Fakta keren: Lubang hitam itu bukan lubang. Justru lubang hitam itu mirip benda langit lain. Tapi tidak memancarkan cahaya. Lubang hitam yang ada di cerita ini disusun oleh materi yang beratnya 100 juta kali lebih masif dari Matahari. Semua materi itu dikemas dalam ruang yang sangat kecil. Karena itu lubang hitam jadi sangat padat.

[divider_line]

Sumber: Dipublikasi kembali dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini