fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Quadrantid 2016

Hujan Meteor Quadrantid 2016

Selamat tahun baru 2016!

Setelah Komet Catalina berada dekat Arcturus saat tahun baru dan Bumi berada di titik perihelion pada tanggal 3 Januari, maka sekarang giliran hujan Meteor Quadrantid yang akan beraksi di langit malam.

Hujan meteor Quadrantid akan tampak dari rasi Bootes. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Quadrantid akan tampak dari rasi Bootes. Kredit: Star Walk

Hujan meteor tahunan yang satu ini selalu menjadi pembuka bagi serangkaian hujan meteor tahunan lainnya. Meskipun Hujan meteor Quadrantid jadi yang pertama di tahun 2016, tapi hujan meteor Quadrantid berlangsung sejak 28 Desember sampai dengan 12 Januari. Menurut International Meteor Organization, hujan meteor Quadrantid tahun 2016 akan mencapai puncak pada tanggal 4 Januari pukul 15.00 WIB. Tidak mungkin bagi kita menikmati hujan meteor ini di siang hari karena rasi Bootes yang jadi arah datang Quadrantid baru akan terbit pukul 3 dini hari.

Pengamatan Hujan Meteor Quadrantid
Bagi para pengamat langit, hujan meteor Quadrantid akan tampak datang dari rasi Bootes dengan laju 120 meteor per jam saat puncak. Meskipun demikian laju kehadiran meteor Quadrantid bisa bervariasi antara 60 – 200 meteor per jam.

Bagi para pengamat di Bumi, meskipun hujan meteor Quadrantid merupakan salah satu hujan meteor tahunan yang ditunggu, tetap saja ada kendala!

Secara umum, hujan meteor Quadrantid paling baik dilihat oleh pengamat di belahan bumi Utara, karena posisi radian atau arah datangnya hujan meteor Quadrantid di langit utara yang jauh lebih baik. Tapi, kendala terbesar bagi pengamat di langit utara adalah cuaca musim dingin yang sedang melanda belahan bumi utara. Hujan meteor Quadrantid juga bisa dinikmati oleh pengamat di area tropis di selatan ekuator meskipun tidak sebaik pengamat di Utara dan banyaknya meteor yang bisa dinikmati juga lebih sedikit.

Faktor terakhir yang jadi problematika pengamatan hujan meteor yang satu ini adalah redupnya hujan meteor Quadrantid sehingga dibutuhkan kondisi yang sangat sangat baik bagi pengamat untuk bisa menikmatinya.

Bagi pengamat di Indonesia, hujan meteor Quadrantid akan tampak dari arah timur laut setelah tengah malam atau setelah rasi Bootes terbit jam 03.00 WIB dini hari dan dapat dinikmati sampai fajar menyingsing.  Dalam peta bintang modern, Quadrantid akan tampak di area pertemuan rasi Bootes, Hercules dan Draco.

Dengan posisi rasi Bootes yang rendah dan dekat horison pengamat, maka sebaiknya pengamatan dilakukan dari lokasi yang area horison langitnya tidak tertutup gedung pohon dll.  Selain itu dibutuhkan lokasi yang sangat gelap dan tidak terpengaruh polusi cahaya.

Hujan meteor Quadrantid akan tampak dari rasi Bootes. Selain itu para pengamat juga bisa mengamati Jupiter, Mars, Venus dan Saturnus. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Quadrantid akan tampak dari rasi Bootes. Selain itu para pengamat juga bisa mengamati Jupiter, Mars, Venus dan Saturnus. Kredit: Star Walk

Kehadiran Bulan dengan kecerlangan -10,5 magnitudo dalam fase sabit 34% bisa menjadi catatan tersendiri. Meskipun dmeikian pengamatan masih dapat dilakukan. Selain hujan meteor Quadrantid, para pengamat juga bisa menikmati kehadiran planet Jupiter, Mars, Venus dan Saturnus.  Keempat planet ini akan terbit dimulai dari Jupiter pada pukul 22:33 WIB, disusul Mars pada pukul 00:47 WIB. Venus dan Saturnus akan terbit berurutan pada pukul 03:04 WIB dan 03:28 WIB.

Baca juga:  Indikasi Air di Kawah Endeavour

Asal Usul Quadrantid
Hujan meteor Quadrantid mulai diamati pada tanggal 2 Januari 1825 oleh Antonio Brucalassi (Italia). Selain Antonio, kehadiran hujan meteor Quadrantid juga dilaporkan oleh Louis Francois Wartmann (Swiss) tanggal 2 Januari 1835 dan M. Reynier (Swiss) pada tanggal 2 Januari 1838. Akan tetapi, baru di tahun 1839, hujan meteor Quadrantid dipastikan sebagai hujan meteor tahunan saat  Adolphe Quetelet (Brussels Observatory, Belgia) dan Edward C. Herrick (Connecticut) melakukan pengamatan.

Setelah itu, hujan meteor yang mengawali tahun masehi ini pun dinamai Quadrantid. Agak aneh karena hujan meteor ini tampak datang dari rasi bootes.  Nama Quadrantid digunakan karena saat pertama kali diamati, hujan meteor ini tampak datang dari rasi kuno Quadrans Muralis. Rasi bintang ini bisa ditemukan di atlas bintang awal abad ke-19 di antara rasi Draco, Hercules dan Bootes.

Rasi Quadrans Muralis kemudian ditiadakan dari peta bintang, bersama dengan beberapa konstelasi lainnya di tahun 1922 saat International Astronomical Union (IAU) mengadopsi 88 rasi untuk dimasukan dalam peta bintang modern.  Quadrantid kemudian “direlokasi” ke konstelasi Bootes setelah Quadrans Muralis tiada. Akan tetapi nama Quadrantid tetap dipertahankan karena  ada hujan meteor lainnya di bulan Januari yang diberi nama hujan meteor Bootids.

Pada tahun 1864, Alexander Stewart Herschel dari Inggris melakukan pengamatan Hujan Meteor Quadrantid dan berhasil melihat hujan meteor tersebut dengan laju yang cukup tinggi yakni 60 meteor.

Sampai dengan tahun 2003, belum diketahui dengan pasti asal usul meteor Quadrantid. Di tahun yang sama, Peter Jenniskens dari NASA menemukan bukti kalau meteor Quadrantid ini berasal dari 2003 EH1, asteroid yang hancur sekitar 500 tahun lalu. Orbit Bumi berpotongan tegak lurus dengan orbit 2003 EH 1, yang artinya Bumi akan bergerak cepat melewati puing-puingnya. Akibatnya hujan meteornya menjadi sangat singkat.

Selamat berburu meteor. Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini