Seperti apa evolusi sebuah sistem keplanetan? Apa yang kelak terjadi dengan planet-planet saat bintangnya berevolusi? Bagi sebagian planet, itulah akhir hidupnya sedangkan sebagian lainnya akan berevolusi.
Kali ini cerita tentang evolusi planet itu datang dari dua planet yang mengitari bintang jauh yang tak lama lagi akan menjadi santapan kosmik. Dan untuk pertama kalinya, ada dua planet dalam satu sistem yang bisa diprediksi kematiannya.
Adalah planet Kepler-56b dan Kepler-56c yang akan dilahap oleh bintang induknya Kepler-56 dalam waktu dekat. tapi waktu dekat ini masih dalam standar astronomi yang artinya buat standar manusia di Bumi masih sangat lama. Setidaknya diperkirakan keduanya akan menjadi santapan lezat bintangnya dalam waktu 130 juta dan 155 juta tahun lagi. Ups masih lama!
Penelitian yang dilakukan oleh Gongjie Li dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), sekaligus juga mengungkap cerita yang kelak akan terjadi di Tata Surya. Seperti yang sudah dipaparkan di awal, Matahari akan berevolusi menjadi bintang katai merah dan akan memberi implikasi pada planet-planet di sistemnya.
Evolusi Sistem Keplanetan Kepler-56
Untuk Tata Surya, kelak ketika Matahari berevolusi menjadi bintang raksasa merah, planet-planet dalam termasuk Bumi akan dilahap olehnya. Sedangkan planet-planet gas akan berada dekat Matahari menggantikan keberadaan planet kebumian, dan diperkirakan akan mengalami evolusi juga. Pada saat itu, Matahari akan melahap Merkurius dan juga Venus. Nasib Bumi juga dipertanyakan karena ada kemungkinan Bumi pun akan berada dalam selubung Matahari alias ditelan oleh snag bintang. Sedangkan planet-planet gas akan berada dekat Matahari menggantikan keberadaan planet kebumian, dan diperkirakan akan mengalami evolusi juga.
Bintang Kepler-56 juga berevolusi menjadi bintang raksasa merah, dan bintang tersebut sudah mengembang setidaknya empat kali ukuran Matahari. Dan seiring pertambahan usia, ia akan terus mengembang dan gaya pasang surut yang ditimbulkan pun akan semakin kuat, dan menarik planet-planet di dekatnya untuk bergerak ke dalam dan akhirnya mengakhiri hidup planet-planet tersebut.
Planet Kepler-56b diketahui mengelilingi bintang induknya setiap 10,5 hari sedangkan Kepler-56c sedikit lebih lama, karena ia butuh waktu 21,4 hari untuk mengelilingi sang bintang. Pada akhirnya keduanya pun harus bernasib sama, berakhir saat bintang induknya mengembang menjadi raksasa merah.
Tapi, sebelum keduanya berakhir, bintang Kepler-56 yang menjadi raksasa merah dan mengembang bahkan melebihi ukuran Matahari sudah memberikan pengaruh buruk. Kedua planet akan diserbu panas yang berkepanjangan dengan suhu yang tentu saja meningkat dibanding saat Kepler-56 belum berevolusi. Akibatnya, atmosfer kedua planet akan mendidih dan planet akan mengalami perubahan bentuk menjadi seperti telur karena efek pasang surut dari bintang.
Meskipun kedua planet akan berakhir hidupnya, sistem Kepler-56 belum kehilangan seluruh planet karena masih ada Kepler-56d yang selamat dari malapetakan tersebut. Kepler-56d merupakan planet gas raksasa yang perlu waktu 3,3 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu tahun disana. Ketika kedua saudaranya yang saat ini berada pada jarak 0,103 AU dan 0,165AU mengakhiri hidupnya, Kepler-56d akan mengawasi dari jarak aman. Saat ini Kepler-56d berada pada jarak 2 AU dari bintang induknya. Tapi ketika Kepler-56 semakin membesar jarak itu pun akan semakin pendek.
Sistem Kepler-56 selain berhasil diketahui nasibnya di masa depan, juga memiliki keunikan lain. Sistem ini merupakan sistem multi planet “miring” pertama yang ditemukan, Maksud miring disini, orbit kedua planet dalam di sistem ini memiliki kemiringan yang cukup tajam terhadap ekuator bintang. Menarik dan unik, karena seharusnya planet terbentuk dari piringan gas dan debu yang sama dengan bintang sehingga mereka akan berada pada bidang yang sama dengan ekuator planet. Jika memiliki kemiringan pun tidak terlalu tajam seperti halnya Kepler-56b dan Kepler-56c yang memiliki kemiringan 37º dan 131º terhadap bidang ekuator. Planet luar aka Kepler-56d juga diperkirakan orbitnya memiliki kemiringan yang serupa dengan saudara-saudaranya.
apakah mungkin jupiter berevolusi jadi planet batuan nantinya kalau matahari sudah melahap bumi?
mungkin saja.
bila jarak matahari dan jupiter berkurang, seharusnya suhu yang diterima jupiter akan meningkat. tidakkah itu cukup untuk menguapkan atmosfer dan sebagian isi perutnya?