Bertahun-tahun para astronom kesulitan memetakan pusat Galaksi kita, Bimasakti. Bagian kecil di tengah-tengah galaksi ini padat dipenuhi oleh bintang-bintang dan debu sehingga kita sulit melihat ke baliknya. Bagian Galaksi ini juga sangat sulit dipelajari karena di sana terdapat banyak sekali bintang. Bahkan, sekalipun Bumi dipindahkan ke sana, bintang-bintang di langit akan terlihat terang sampai-sampai kalau ingin membaca buku tidak perlu menyalakan lampu!
Kalian bisa membayangkan Bimasakti seperti sekeping CD dengan bola kapas yang diselipkan ke dalam lubang di tengah-tengah CD. Bimasakti secara keseluruhan berbentuk rata dan di tengah-tengahnya terdapat bola padat, yang disebut ‘galactic bulge‘. Bulge ini sebenarnya area yang lumayan kecil tapi berisi sekitar 10.000 juta bintang! Tempat ini merupakan salah satu bagian Galaksi kita yang paling tua dan menakjubkan, tapi hingga saat ini belum dapat dipahami sepenuhnya.
Dua kelompok astronom telah bergabung dan mengarahkan beberapa teleskop terkuat sedunia ke arah pusat Bimasakti untuk mendapatkan gambaran terperinci pusat Galaksi kita. Peta itu berbentuk 3-dimensi, memperlihatkan pada kita kedalaman Bimasakti dari berbagai sudut dan mengungkapkan rahasianya. Ada satu penemuan yang sangat mengejutkan: pusat Bimasakti rupanya berbentuk seperti kacang tanah raksasa!
Fakta Menarik: Tahukah kalian kalau Bumi, Matahari, dan segenap Tata Surya mengelilingi pusat Bimasakti dengan kecepatan ribuan kilometer per jam. Meskipun sudah bergerak secepat itu, tetap saja kita membutuhkan waktu 200 juta tahun untuk satu kali mengelilinginya!
tulisan yang bagus dan menambah wawasan, wawasan saya khususnya. terimakasih LS. 🙂
kerrreennnnnnn !!!!!!!!!!! 😀
mau tanya. apakah pusat galaksi itu lubang hitam super raksasa?
betul.
berarti pusat galaksi kita
adalah black hole?
Pertanyaan saya, kalau pusat galaksi kita itu super huge black hole. Kenapa kok di gambarnya bercahaya kayak matahari ya?.harusnya kan gelap.
Trus gambar galaksi bima sakti yg kita lihat selama ini itu udah akurat atau baru perspektif ilmuwan aja ya?