fbpx
langitselatan
Beranda » Misteri Sekelompok Anak Baru di Galaksi Bimasakti

Misteri Sekelompok Anak Baru di Galaksi Bimasakti

Alam semesta kita ini ibarat perkampungan tua, hanya saja umurnya 13,8 milyar tahun. Galaksi tempat tinggal kita, Bimasakti, juga sudah tua sekali: sebagian bintang-bintang penghuninya berusia lebih dari 13 milyar tahun. Meski sudah tua, di Bimasakti masih ramai dengan aktivitas, banyak objek baru yang terbentuk dan ada pula objek-objek yang hancur. Dari foto ini kalian bisa melihat sekelompok ‘anak’ pendatang baru di lingkungan dekat Tata Surya kita.

Gugus terbuka di dekat Tata Surya kita. Kredit: ESO
Gugus terbuka di dekat Tata Surya kita. Kredit: ESO

Seberapa tua mereka sebenarnya? Berapa tepatnya usia mereka ternyata masih belum pasti, tetapi para astronom menduga umurnya antara 20 hingga 35 juta tahun. Yah, memang tidak bisa dibilang muda, sih. Tapi, bandingkan dengan Matahari kita yang sudah berusia 4600 juta tahun dan belum bisa dikatakan dewasa. Artinya, jika Matahari diumpamakan manusia berusia 40 tahun, bintang-bintang terang dalam foto tadi adalah bayi-bayi berusia 3 bulan.

Kebanyakan bintang tidak lahir sendirian. Mereka lahir bersama-sama dengan puluhan bahkan ratusan bintang lainnya dalam sebuah ‘gugus’. Semua bintang dalam sebuah gugus lahir dari bahan-bahan yang sama pada waktu yang hampir bersamaan. Foto ini menunjukkan sebuah gugus bintang ‘terbuka’. Gugus bintang semacam ini umumnya tidak bertahan lama sebelum akhirnya bintang-bintang anggotanya berpisah selamanya. Namun, ada yang aneh dengan gugus yang satu ini: ada satu atau dua bintang berwarna kuning dan merah, yang berusia jauh lebih tua. Bisakah kalian mengenali bintang-bintang itu di foto?

Fakta Menarik: Salah satu gugus terbuka yang paling tua adalah Messier 67. Usianya 3,7 milyar tahun. Para astronom menduga ia berumur panjang karena tinggal di bagian yang terisolasi di Bimasakti sehingga tidak ada objek-objek besar lain yang mengganggunya.

Sumber: Space Scoop Universe Awareness

Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

3 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Sistem klasifikasi Hubble membedakan galaksi eliptik berdasarkan tingkat keelipsannya, dari E0 yang hampir berupa lingkaran, hingga E7 yang sangat lonjong. Galaksi tersebut memiliki bentuk dasar elipsoid, sehingga tampak elips dari berbagai sudut pandang. Galaksi tipe ini tampak memiliki sedikit struktur dan sedikit materi antar bintang, sehingga galaksi tersebut memiliki sedikit gugus terbuka dan laju pembentukan bintang yang lambat. Galaksi tipe ini didominasi oleh bintang yang berumur tua yang mengorbit pusat gravitasi dengan arah yang acak. Dalam hal tersebut, galaksi tipe ini mirip dengan gugus bola .