Bagaimana Bumi dan planet lainnya di Tata Surya dilahirkan hanya bisa kita ketahui dari penelusuran kembali dan teori tapi untuk melihat langsung tentu tidak mungkin karena Bumi baru kita kenal saat sudah “bertumbuh dewasa”. Pada akhirnya, untuk bisa menelusuri kembali jejak masa lalu pembentukan planet, cara terbaik adalah dengan melihat proses tersebut di bintang-bintang lain serupa Matahari.
Kalau dulu manusia hanya bisa berandai-anda ada planet di bintang lain maka sekarang planet-planet itu sudah ratusna yang ditemukan baik yang beurukuran raksasa maupun yang lebih kecil dari Merkurius. Dan terobosan demi terobosan pun terjadi di dunia sistem keplanetan. Salah satunya adalah hasil pengamatan menggunakan Very Large Telescope milik ESO yang berhasil melihat secara langsung untuk pertama kalinya sebuah planet yang sedang terbentuk di dalam piringan gas dan debu tebal di sekeliling bintang.
Tak pelak penemuan ini akan memberi informasi dan pengetahuan baru bagi para astronom untuk menguji teori pembentukan planet yang sudah ada dengan hasil pengamatan.
Ketika planet itu lahir…
Seperti bayi di dalam kandungan yang sedang di USG, itulah yang dilihat Sascha Quanz (ETH Zurich, Swiss). Dalam penelitiannya, Sasscha mempelajari piringan gas dan debu di sekeliling bintang 100546, salah satu tetangga Matahari yang berada pada jarak 335 tahun cahaya dari Bumi. Saat mengamati piringan debu itulah Sasscha dan rekan-rekannya melihat sebuah planet yang sedang dalam proses pembentukan dan masih berada di dalam piringan materi di sekitar bintang. Kandidat calon planet aka si bayi planet ini tampaknya akan lahir sebagai bintang gas raksasa seperti halnya Jupiter.
Selama ini kita tidak pernah bisa kembali ke masa lalu untuk mengetahui bagaimana sbeuah planet terbentuk. Karena itu teori yang ada kemudian hanya bisa disimulasikan. Jika obyek yang dilihat ini memang planet, maka para astronom akan punya “sampel” untuk melihat proses pembentukan planet-planet dan mempelajari interaksi yang terjadi dalam proses pembentukan tersebut. Mereka juga bisa mempelajari lingkungan dimana planet itu lahir di tahap awal.
Planet di bintang HD 100546
Bintang HD 100546 bukanlah bintang yang “asing” di dunia extrasolar planet. Bintang ini diketahui memiliki sebuah planet gas raksasa HD 100546 b yang mengorbit dirinya 6 kali lebih jauh dari jarak Matahari – Bumi. Kandidat planet yang ditemukan Sascha di bintang HD 100546 berada 10 kali lebih jauh dan menempatkannya di area terluar sistem jika dibandingkan dengan sistem Tata Surya. Kalau kandidat planet diletakkan di tata Surya maka aia akan berada di area dimana planet katai seperti Eris dan Makemake berada. Keberadaan si protoplanet di area ini menimbulkan perdebatan dan kontroversi karena tidaklah sesuai dengan teori pembentukan planet yang diyakini saat ini. Tapi yang belum bisa dijawab dari hasil pengamatan yang ada, apakah kandidat planet itu memang sejak terbentuk sudah berada di area tersebut ataukan ia bermigrasi dari area terdalam sistem ke area terluar.
Kandidat planet di sekitar HD 100546 dideteksi sebagai gumpalan redup yang berada di dalam piringan sirkumbintang. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan koronagraf khusus di instrumen NACO yang dipasang di VLT dan bekerja pada panjang gelombang inframerah sehingga bisa mengatasi masalah cahaya yang sangat terang yang datang dari Bintang di lokasi kandidat protoplanet. ??Berdasarkan teori yang ada saat ini, planet raksasa terbentuk dari terkumpulnya sisa gas dan debu setelah pembentukan bintang. Hasil pengamatan para astronom berhasil melihat beberapa ciri di dalam citra piringan di sekitar bintang HD100546 yang mendukung hipotesa protoplanet. Selain itu area di sekeliling protoplanet juga mengalami pemanasan akibat proses pembentukan plante yang sedang terjadi.
Tapi.. dalam menemukan sesuatu dibutuhkan konfirmasi dan pengecekan. Karena itu, meskipun si gumpalan redup itu memang diduga kuat sebagai sebuah protoplanet atau cikal bakal planet para astronom masih harus melakukan pengamatan lanjutan untuk mengkonfirmasi keberadaan sebagai planet. Salah satu argumen untuk menyanggah gumpalan ini sebagai protoplanet adalah sinyal yang dideteksi bisa saja merupakan sinyal dari sumber latar belakang. Argumen lainnya, gumpalan ini bisa jadi bukanlah protoplanet melainkan sebuah planet yang sebenarnya sudah jadi dan terlontar dari orbitnya dan bermigrasi.
Jika para astronom sudah mengkonfirmasi keberadaan gumpalan di piringan gas dan debu itu sebagai bayi planet yang sedang lahir dan bertumbuh, maka astronom akan memiliki laboratorium untuk mempelajari proses terbentuknya sebuah sistem keplanetan.
Tulis Komentar