fbpx
langitselatan
Beranda » Dari Fiksi Sains ke Fakta Sains

Dari Fiksi Sains ke Fakta Sains

Kamu mungkin berpikir apa yang terjadi dengan foto ini! Tidak seperti foto indah lainnya yang disajikan dalam rubrik Space Scoop, foto ini merupakan ilustrasi yang digambar oleh seorang ilustrator di komputernya.

Awan gas raksasa di sekitar Lubang Hitam Super Masif. Kredit : ESO/MPE/Marc Schartmann

Tapi, gambar ini pun bukan berasal dari imajinasi sang pembuat melainkan hasil kerjasama ilustrator dengan astronom untuk dapat secara akurat menggambar obyek di angkasa yang tidak dapat kita potret.

Sebagai contoh, garis biru pada gambar menunjukkan jalur orbit setiap bintang. (Seperti planet, bintang juga bergerak dalam orbit elips).  Jelas, garis-garis biru itu tidak benar-benar ada di angkasa, seperti marka jalan, tapi ilustrator bisa menggambarkannya untuk memberi gambaran jejak orbit si bintang. Sementara itu, garis merah menunjukkan jalur gerak awan gas raksasa.

Pertanyaannya, bintang dan awan gas itu mengelilingi apa? Inilah yang menjadi alasan dibuatnya ilustrasi ini. Di dekat pusat gambar tersebut ada sebuah obyek tak terlihat bernama Lubang Hitam. Obyek ini tidak terlihat karena ia menelan semua yang datang mendekat padanya – bahkan termasuk cahaya! Astronom mengetahui kalau ada beberapa Lubang Hitam yang berukuran raksasa atau yang dikenal sebagai Lubang Hitam Super Masif.  Dan Lubang Hitam Super Masif itu ada di pusat sebagian besar galaksi.

Dengan menggunakan teleskop bernama Very Large Telescope, yang ada di negara Chile di Amerika Selatan, astronom menemukan awan gas mendekati Lubang hitam Super Masif! Ilustrasi yang dibuat ini merupakan dugaan astronom terkait apa yang akan terjadi pada awan gas ini di tahun 2021.

Menurut astronom Stefan Gillessen, “ide bahwa seorang astronot ketika mendekati Lubang Hitam akan ditarik menjadi seperti spageti sudah umum kita dengar dari cerita sains fiksi. Tapi sekarang, kita berkesempatan melihat hal itu terjadi pada awan yang baru saja ditemukan tersebut.”

Yuk lihat video yang mensimulasikan bagaimana awan gas akan ditelan dalam beberapa dekade lagi: klik disini

Fakta menarik : Awan gas yang di gambar di ilustrasi ini beberapa kali lebih berat dari Bumi! Sebuah bola gas raksasa

Sumber : Space Scoop Universe Awareness

Baca juga:  Petualangan Philae Dimulai
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

8 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Dimana alamat majalah astronomi ? Bagaimana cara berlangganan majalah tersebut ? terima kasih.

  • Mbak Ivi, saya senang membaca artikel2 astronomi di situs ini yang bisa menjelaskan berbagai fenomena di langit. Sebagai orang yang awam, saya masih tidak mengerti, jika matahari juga berevolusi (mengelilingi pusat galaksi bimasakti), mengapa konstalasi bintang di langit malam sama setiap tahun? Bukankah Bumi selalu mengitari matahari?

    • Matahari bergerak mengelilingi pusat Bima Sakti dan ia menyelesaikan satu putaran pada pusat galaksi itu butuh waktu 226 juta tahun. Terkait konstelasi, hmmmaksutnya liat konsetelasinya itu2 aja atau gmn ya? silahkan baca juga di : http://langitselatan.com/2008/09/11/dan-lukisan-langit-pun-berubah/ dan untuk memahami gerak langit silahkan baca di : http://langitselatan.com/2007/07/08/mengenal-gerak-langit/

      Bumi selalu mengitari Matahari dan kita akan bertemu konstelasi yg berbeda dalam sepanjang tahun tp bagi mereka yg tinggal di kutub sepanjang tahun mrk akan melihat konstelasi yg sama.

      • Maksud saya, bukankah sepanjang perjalanan matahari mengitari bimasakti artinya bumi sebagai planet ikut mengitari bimasakti? Dengan demikian dalam kisaran 226 juta tahun, tergantung posisi kita di bimasakti, bisa saja ada masa dimana orang dikutub utara sebenarnya melihat bintang utara yang berbeda dengan generasi sebelum mereka? atau ada suatu masa orang tidak melihat betelgeuse tapi kita meliatnya?btw thanks, linknya sangat membantu.

    • imho. mungkin karena bintang2 yg kita lihat juga ikut bergerak mengitari pusat galaksi bimasakti hingga konstelasinya sama dari tahun ke tahun (setiap harinya konstelasinya beda, bergerak. tapi saat taun baru konstelasinya akan kembali seperti awal tahun tahun lalu). Tapi…gimana dgn bintang2 yg ada di luar bimasakti? hm…gak tau juga sih.

  • awan gas raksasa ini yang disebut juga nebula itu ya mbak vie? di dalam nebula dapat menghasilkan bintang (nonton di hubble 3d) nah, asal mula nebula itu bagaimana?

  • iya saya juga penasaran kalo matahari dan bumi itu mengelilingi pusat galaxy. tiap taunya harusnya posisi bintang yg di lihat dar bumi ini harusnya tidak akan pernah sama atau membentuk ciclus rasi bintang yg telah ditetapkan., oke kalo jawabannya karena bintang2 itu juga ikut bersama matahari kita mengelilingi inti galaxy. tetapi bagaimana dengan bintang2 yg terlihat dari bumi yg bintang itu asalnya dari galaxy lain. bintang itu tidak ikut juga mengitari inti galaxy bima sakti melainkan inti dari galaxy nya sendiri. mohon penjelasanya masih awam…