Dia hanya berlengan sebelah dan ringkih, namun harus rela tinggal di lingkungan berdebu yang suam-suam kuku di puncak musim panas serta dingin menggigil membekukan pada puncak musim dingin. Semua yang melahirkannya meramalkan dia takkan bertahan lebih dari 90 hari, namun dalam realitanya ternyata sanggup bertahan hingga 21 kali lebih lama dibanding ramalan sebelum energi tubuhnya benar-benar habis.
Jangan buru-buru menganggap prolog di atas adalah kisah nestapa dan menitikkan air mata untuknya. Sebab dia yang dimaksud adalah Spirit, salah satu dari sepasang robot penjelajah kembar yang didaratkan badan ruang angkasa AS (NASA) pada bulan Januari 2004 di permukaan planet Mars dalam misi antariksa ambisius bertajuk Mars Exploration Rover (MER). Tugas utama Spirit yang dikodekan sebagai MER-A adalah sederhana: mencari bukti-bukti keberadaan air di Mars secara geologis (tepatnya, Geologi Martian). Keberadaan air di Mars sangat penting, karena hingga 2004 manusia belum measa yakin apakah planet merah kecil tetangga Bumi itu benar-benar pernah dialiri air di permukaannya atau tidak. Meskipun citra-citra satelit penginderaan Mars seperti Mars Global Surveyor (mengorbit 1997) dan Mars Odyssey (mengorbit 2001) berhasil mengonfirmasi jejak-jejak aliran fluida dari ketinggian antariksa berdasarkan analoginya dengan citra sejenis di Bumi, namun tak ada yang bisa memastikan apakah fluida tersebut air (dalam wujud cair) ataukah karbondioksida (juga dalam wujud cair). Sejumlah geolog pesimis air pernah ada di Mars, sebab ternyata tidak dibarengi dengan berlimpahnya sedimen karbonat (kapur) seperti halnya di Bumi meskipun atmosfer Mars demikian kaya dengan karbondioksida.
Untuk mengonfirmasi hal tersebutlah Spirit dibangun bersama dengan kembarannya, Opportunity (dikodekan sebagai MER-B) sebagai robot penjelajah beroda 6 dengan panjang 1,6 meter dan lebar 2,3 meter serta berat 180 kg. Para geolog yang merancangnya berharap robot ini bisa menyajikan laporan visual ala manusia, sehingga dipasanglah kamera panoramik (Pancam) beresolusi tinggi yang mampu menyajikan citra digital berukuran 1024 x 1024 pixel di puncak tiang setinggi 1,5 meter. Keduanya juga dilengkapi dengan spektrometer, untuk mengindra unsur dan mineral di permukaan tanah dan batuan. Salah satu spektrometernya istimewa karena dirancang untuk mengenali mineral-mineral yang mengandung Besi. Keduanya dilengkapi pula dengan pencitra mikroskopis beresolusi tinggi dan penggerinda batuan. Keduanya ditenagai listrik 140 watt yang dibangkitkan panel surya, dengan kelebihan energi disimpan dalam batere litium. Mengingat pengendaliannya dilakukan dari Bumi, baik Spirit maupun Opportunity dirancang hanya berjalan lambat dengan kecepatan rata-rata 3,6 km/jam.
Saat Spirit mendarat setelah menempuh perjalanan panjang sejak peluncurannya pada 10 Juni 2003 dengan roket Delta II dari Cape Canaveral, Florida (AS), NASA berharap Spirit langsung mengendus sisa-sisa aliran air karena ditargetkan pada kawasan datar nan luas yang dianggap sebagai dasar danau purba. Kawasan tersebut merupakan dasar Kawah Gusev, yang lebarnya 10 km dan merupakan bekas hantaman asteroid jutaan tahun silam dengan pusat kawah terletak pada koordinat 14,5718 LS 175,4785 BT Mars. Namun harapan menguap seiring pendaratan Spirit, yang ternyata hanya menatap dataran berbatu tak rata yang tersusun oleh basalt sebagai bekas aliran lava letusan gunung berapi di masa silam. Jikapun pernah ada air, jejak-jejak yang terendus barulah mineral terkristalisasi yang menyumbat celah batuan beku yang disebut Humphrey Rock.
Tiga kilometer dari lokasi pendaratan, terbentang perbukitan landai berpuncak rendah yang dinamakan perbukitan Columbia. Ke perbukitan inilah Spirit mengarah. Dan di sinilah bukti-bukti kuat keberadaan air di Mars dijumpai. Awalnya Spirit menjumpai hematit, senyawa besi oksida yang hanya bisa terbentuk dalam kondisi lembab. Bukti kuat datang kemudian dengan terdeteksinya goetit, senyawa besi oksida yang hanya bisa terbentuk dalam air yang cair. Dan air Mars ternyata bersifat asam, seiring dengan penemuan jarosit yakni senyawa besi sulfat. Air yang bersifat asam menjadi jawaban mengapa di permukaan Mars tidak banyak terdapat senyawa karbonat, karena pembentukannya terhalangi oleh lingkungan yang asam.
Secara keseluruhan Spirit telah menyajikan tiga hasil penting. Pertama, adalah eksistensi sumber air panas purba di Mars. Ini diperlihatkan oleh singkapan butir-butir silika amorf berskala luas di sela-sela perbukitan Columbia. Di Bumi singkapan sejenis ini bisa dijumpai di kawasan sumber air panas yang juga menjadi lokasi kehidupan bakteri tertentu yang tahan asam. Sehingga eksistensinya di Mars menjadi penanda adanya sumber air panas purba di sana sekaligus kemungkinan kehidupan mikrobial tahan asam. Kedua, eksistensi atmosfer Mars purba yang lebih tebal dan air Mars yang “pernah” tidak asam. Ini didasarkan eksistensi karbonat di singkapan Comanche. Keberadaan karbonat ini menunjukkan di masa Mars purba atmosfernya lebih tebal dibanding Mars saat ini sehingga karbonat yang terbentuk tidak mengalami evaporasi cepat. Keberadaan karbonat sekaligus pertanda air pernah bersifat tidak asam. Air yang tidak asam relatif lebih ramah terhadap kehidupan (dengan basis kehidupan Bumi), sehingga singkapan Comanche mengindikasikan pernah terdapat rentang waktu dimana Mars purba lebih ramah bagi kehidupan. Sedangkan yang ketiga, adalah adanya siklus air yang aktif di Mars. Ini ditunjukkan dengan penemuan mineral jarosit dimana-mana, yang hanya bisa terbentuk dalam rentang waktu sangat pendek dalam skala waktu geologi. Geolog NASA menafsirkan jarosit Mars terbentuk sebagai bagian siklus air aktif di planet ini, yang umurnya mungkin 0,5 – 1 juta tahun. Dalam perspektif geologi, selang waktu ini sangat muda dan sangat singkat sehingga diduga proses pembentukannya berlangsung berulang-ulang karena tersebar sangat luas, yang menandakan adanya siklus air yang aktif.
Namun singkapan jarosit pula yang membuat Spirit harus menghentikan penyelidikannya dan pelan-pelan kehilangan energi hingga mati. Pada 1 Maret 2009, setelah beroperasi selama 5 tahun 3 bulan 27 hari dan menempuh perjalanan sejauh 7,73 km, roda kiri depan terperosok dalam timbunan jarosit yang tersembunyi di bawah lapisan tanah keras yang tipis. jarosit yang berbentuk mirip tepung, dengan kohesivitas sangat rendah, membuat roda kiri depan yang terjebak sulit untuk dikeluarkan karena berkali-kali mengalami slip meski sudah dicoba selama hampir 10 bulan. NASA kemudian memutuskan Spirit sebagai pos observasi stasioner sejak 26 Januari 2010. Namun tugas ini terhenti pada 30 Maret 2010, saat Kawah Gusev dan sekitarnya mulai memasuki musim dingin sehingga Spirit secara otomatis berhibernasi. Namun begitu musim panas datang menjelang, panggilan demi panggilan NASA ke Mars tidak direspon Spirit hingga 24 Mei 2011, saat NASA memutuskan robot penjelajah yang luar biasa ini secara resmi telah mati.
Spirit semula diduga hanya akan bertahan selama 90 hari dengan jarak tempuh maksimum 1 km akibat sering berkecamuknya badai debu berskala besar di Mars, yang bakal menutupi panel suryanya sehingga menghentikan pasokan listrik. Tetapi badai debu justru malah membersihkan tumpukan debu di panel surya Spirit, seperti terlihat pada 9 Maret 2005 tatkala efisiensi panel surya melonjak dari 60 % menjadi 93 %. Pembersihan-akibat-badai ini menjadi mekanisme alamiah yang membuat Spirit bertahan lebih lama sepanjang posisinya disesuaikan dengan arah kedatangan badai. Namun dengan terjebaknya roda kiri depannya, Spirit tak bisa berbuat apa-apa sehingga timbunan debu di panel suryanya tak bisa lagi dibersihkan
saya pernah nonton tv Rusia berbahasa inggris, disitu ada ulasan bahwa foto-foto Mars rilisan Nasa, mirip sebuah tempat di Gurun Nevada.
Pun berkomentar bahwa desain rover lander, sepertinya sengaja dibuat untuk gagal. sebab katanya ada disain yang lebih baik seperti light sentinel, tricopter, atau hybrid tapi tidak di buat.
juga mengatakan bahwa Space race its just kidding.
dikutip dari RT-TV.
Agak geli juga mbacanya, sebab kalo kita tengok sejarah penerbangan antariksa, istilah space race alias perlombaan antariksa itu justru dipicu dari Uni Soviet (leluhurnya Russia). Mulai dari satelit pertama, makhluk hidup pertama, manusia pertama, jalan di angkasa pertama, perempuan pertama, satelit ke Bulan yang pertama hingga stasiun ruang angkasa pertama, semuanya dilakukan Uni Soviet. AS selalu ketinggalan dalam hal ini. Hanya pada perlombaan mendaratkan manusia di Bulan, AS menang telak (hingga sekarang), begitu pula dalam eksplorasi antar planet khususnya yang lebih jauh dari Mars.
Foto satelit pengorbit Mars tidak selalu dalam spektrum cahaya tampak (visual), kebanyakan justru dalam spektrum inframerah atau ultraviolet atau gelombang radio tertentu sesuai dengan target yang hendak diselidiki. Seperti untuk mengendus ada tidaknya air di Mars, misalnya, ada spektrometer khusus untuk ini. Jika spektrometer ini ternyata digunakan nuntuk memotret gurun Nevada, tentunya akan dijumpai air bentuk cai yang melimpah di kedalaman karena gurun ini punya kandungan air hingga 33 % di alluvialnya. Sementara citra yang dihasilkan dari Mars, sangat betolak belakang, karena adanya air hanya dipastikan dari jejak-jejak mineral yang ditinggalkannya jutaan tahun silam, sementara airnya sendiri sudah tidak ada (entah menguap entah membeku jauh di kedalaman sebagai permafrost).
Soal desain rover, simpel saja, jika sengaja dibuat gagal tentunya Spirit nggak bakal bertahan sampe lima tahun lebih, apalai perancangnya cuman bilang maksimum 3 bulan saja. Mungkin desain Russia memang lebih bagus, meski belum teruji, karena pengalaman Russia dalam robot penjelajah hanya Lunokhod di Bulan, itupun sudah hampir setengah abad silam. Jangan dilupakan bahwa sebagus apapun desain robot penjelajah, ketika ia gagal didaratkan di Mars maka semuanya sia2, sebab realitasnya dari seluruh misi ke Mars peluang kegagalannya sangat besar (yakni 67 %). Russia sendiri mengalami kegagalan pahit di 1980an (dengan misi Phobos-nya yang gagal, meski diancang sebagai satelit terberat yang pernah dikirim ke Mars) dan 1990-an (dengan misi Mars 96 yang jatuh tercebur di Samudera Pasifik karena kesalahan roket pendorongnya), sehingga sampe skrg tidak punya catatan bagus ttg mengoperasikan robot penjelajah selain di Bulan.
Saya dengan Mars Rover yang baru sedang disiapkan juga ya? :). Sepertinya akan ada kisah baru.
Yup, namanya Curiosity, bobotnya 900 kg dan peluncurannya dijadwalkan sebentar lagi. Namun dengan teknik pendaratan yang berbeda (dan belum teruji di lingkungan Mars), belum bisa dipastikan apakah Curiosity akan mencetak sukses yang sama dengan Spirit & Opportunity atau tidak.
Yg jelas Curiosity lebih kompleks ketimbang sepasang robot penjelajah sebelumnya. Karena isntrumennya banyak, makanya kebutuhan tenaganya tidak berasal dari sel surya melainkan dari generator radioisotop.
Bila foto-foto asli tidak selalu berupa gambar realistis, berarti gambar mars yang begitu banyak di internet bisa jadi merupakan ilustrasi, atau rekayasa 3D images, dengan acuan data-data grafik hasil jepretan beragam instrument tsb diatas.
Sementara untuk teleskope radio, saya sendiri pernah melihat hasil outputnya ( film dokumenter) hanya berupa grafik garis persis seperti output seismograph.
Bila merangkai satu realitas dengan realitas lainya, memang space race sepertinya ada gap pemisah, antara fakta media tahun 70 an dengan fakta kemajuan teknologi sekarang.
Dalam satu sesi diskusi diatas, pun tersentil joke bahwa jangan kaget dan heran kalau ada berita misi ini, misi itu gagal.
tapi apapun intriknya terus maju teknologi angkasa go forward.
Sama lah dg foto2 hasil jepretan kamera digital, mau formats eperti apa yg kita kehendaki semua ada pada pilihan kita sendiri. Apa mau JPG yg kecil ukurannya (tapi mengorbankan aspek rasio kontras dan banyak blur), atau RAW yang tajem (karena gak ada sentuhan apa2) namun filenya segede gajah? Demikian juga hasil fotonya tergantung apakah mau dibiarkan apa-adanya atau apakah perlu retouch dg Photoshop , misalnya untuk framing atau ditambahkan beberapa aksesoris. Semua tergantung kepada kita.
Misi2 penerbangan antariksa selalu menyajikan dua jenis citra. Yang pertama citra untuk konsumsi publik, alias citra JPG kalo dalam bahasa fotografisnya. Citra ini sudah diolah, dipertajam, dikompress dll serta diberi notasi agar apa yg dijelaskan gamblang. Sementara citra kedua, yg apa adanya, terbatas untuk konsumsi para ilmuwan atau principal investigator yang memerlukan.
Output teleskop radio semacam itu mungkin yg ada di dokumenter 70-an. Nyatanya saat ini juga ada pengolahan citra utk teleskop radio koq, yg memungkinkan kita mentransfer sinyal2 mirip seismograf tadi menjadi gambar yang bisa kita lihat. Prinsip dasarnya sama lah dengan yg dipake di USG, hny sedikit lbh rumit
INFO BARU : Rusia baru saja meluncurkan Teleskope Angkasa RUSSIAN EYES yang diyakini berteknologi 10.000 kali lebih tajam dari teleskope HUBBLE.
Rusia juga berencana mengirim Team Kosmonot
ke Planet Mars thn 2015 mendatang dengan nama proyek TM 500, 500 diambil dari perkiraan hari tempuh ke planet MARS.
Sumber RT. ( Russian Today )
Mungkin yg dimaksud teleskop radio Spektr-RG, yg bakal ditempatkan pada orbit sejauh orbit Bulan shgg terbebas dari segala macam noise di Bumi. Rencana peluncurannya kapan belum jelas, soalnya tertunda2 terus.
Spektr-RG merupakan analogi Great Observatories NASA yang terdiri dari 4 teleskop antariksa :Hubble (visual), Chandra (x-ray), Compton (gamma) dan Spitzer (inframerah). Spektr-RG berusaha mengisi ceruk yg masih kosong yakni pada spektrum gelombang radio.
Hubble sendiri bukan teleskop terkuat pada saat ini koq, masih banyak teleskop di daratan yang kini lebih kuat terutama setelah diperkenalkannya teknologi optik adaptif. Teknologi Hubble tergolong kuno, yakni dari dekade 1970-an, semasa dg Voyager dan Pioneer. Makanya ongkos perawatannya mahal & karena itu bakal dideorbit setelah usai menjalankan tugasnya
curiosity,rover terbaru sebagai dewa di planet mars seperti tuthankhamun
inilah alasannya kita membutuhkan 4-legged walker drone… untuk menghindari keadaan seperti Spirit.