fbpx
langitselatan
Beranda » Selamat Datang Komet PanSTARRS

Selamat Datang Komet PanSTARRS

Sebuah komet baru saja berhasil diidentifikasi meski masih berada pada jarak yang sangat jauh dari Bumi. Komet tersebut baru akan mencapai perihelionnya, yakni titik terdekat terhadap Matahari, dalam 1,5 tahun mendatang dan berpeluang menjadi salah satu komet tercerlang dalam sepuluh tahun terakhir khususnya setelah kemunculan komet McNaught di 2007 silam.

Adalah teleskop Pan–STARRS 1 di Haleakala, Maui (Hawaii) yang pertama kali mendeteksi komet ini pada 6 Juni 2011 lalu saat menjalankan tugas rutinnya melacak eksistensi asteroid–asteroid dekat Bumi yang berpotensi bahaya. Teleskop bergaris tengah 180 cm yang dilengkapi kamera CCD 1,4 gigapiksel (terbesar di dunia) yang ultrasensitif dan bekerja secara otomatis dengan mengambil gambar setiap 45 detik sekali berhasil merekam komet ini sebagai benda langit asing dalam 4 citra, masing–masing berukuran 3 gigabit. Meski benda langit asing tersebut sangat redup dengan magnitud visual +19,4 namun menampakkan pola yang khas komet. Berdasarkan tatanama IAUC, komet ini kemudian dinamakan sebagai komet C/2011 L4 (PANSTARRS).

Citra penemuan komet C/2011 L4 (PANSTARRS). Komet ditandai dengan panah. Kredit foto : Space.com, 2011
Citra penemuan komet C/2011 L4 (PANSTARRS). Komet ditandai dengan panah. Kredit foto : Space.com, 2011

Konfirmasi penemuan ini dilakukan oleh tim Remanzacco Observatory melalui teleskop reflektor bergaris tengah 35 cm dilengkapi kamera CCD yang terpasang di pos observasi Tzec Maun, Mayhill (AS) sehari kemudian. Dengan 14 citra tanpa filter yang kemudian melewati proses stacking, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) dikenali sebagai obyek baur nan redup dan sudah menunjukkan aktivitas coma (kepala komet) sehingga memiliki bentuk lonjong (elongasi) ke arah timur laut. Rangkaian observasi berikutnya yang dilakukan oleh berbagai observatorium menyimpulkan bahwa komet C/2011 L4 (PANSTARRS) merupakan komet hiperbolik (eksentrisitas > 1) dengan inklinasi orbit 85o dan perihelion 0,3 AU (45 juta km) yang akan dicapainya pada 11+ 8 Maret 2013 mendatang. Perihelion ini demikian pendek sehingga akan memasuki medan pandang satelit pengamat Matahari seperti SOHO maupun STEREO A dan B.

Bukan komet kiamat

Apa yang menarik dari komet C/2011 L4 (PANSTARRS) ini adalah peluangnya menjadi komet cerlang. Ada dua faktor yang mendukungnya. Pertama, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) ditemukan tatkala masih berkelana menyusuri orbitnya di antara orbit Jupiter dan Saturnus. Terhadap Matahari, komet ini masih berjarak 7,9 AU pada saat ditemukan. Sedangkan terhadap Bumi, komet ini masih berjarak 6,9 AU. Hal ini mengindikasikan bahwa inti komet C/2011 L4 (PANSTARRS) cukup besar sehingga sudah bisa dideteksi meski masih cukup jauh. Data dari 41 observasi menunjukkan inti komet C/2011 L4 (PANSTARRS) memiliki magnitud absolut 10,5 sehingga dengan asumsi albedonya 10 % maka diameter intinya kemungkinan 30 km. Situasi ini mengingatkan penemuan komet Hale–Bopp pada tahun 1995, yang saat itu juga masih lebih jauh dibanding Jupiter. Dua tahun kemudian komet Hale–Bopp menjadi salah satu komet tercerlang saat mendekati perihelionnya dan diketahui memiliki inti berdiameter 40 km, terbesar di antara komet–komet lainnya yang telah diketahui kecuali komet 95/P Chiron.

Baca juga:  Khatulistiwa 2010: Kilasan Pekan Antariksa Bersama Himastron

Yang kedua, perihelion komet ini cukup pendek sehingga tekanan angin Matahari yang diterimanya akan lebih kuat saat berada di perihelion. Dengan magnitud absolut komet +6 maka pada saat berada di perihelionnya komet C/2011 L4 (PANSTARRS) diestimasikan memiliki magnitud visual +2. Namun karena peningkatan kecerlangan komet dikontrol oleh tekanan angin Matahari, maka komet C/2011 L4 (PANSTARRS) berpotensi lebih cerlang dibanding estimasi tersebut akibat peningkatan aktivitas emisi gas dan debu di kerak intinya. Terlebih komet ini merupakan komet yang baru saja melanglang ke tata surya bagian dalam setelah dihentakkan keluar dari sarangnya semula di awan komet Oort. Sebagai komet baru, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) masih banyak mengandung senyawa–senyawa volatil di keraknya. Dua faktor ini yang membuat komet C/2011 L4 (PANSTARRS) berpeluang menjadi komet tercerlang dalam dasawarsa terakhir khususnya pasca kemunculan komet McNaught di tahun 2007 lalu.

Simulasi posisi komet C/2011 L4 (PANSTARRS) di antara planet–planet terestrial pada tata surya bagian dalam pada 10 Maret 2013 dengan titik pandang sejauh 2,3 AU dari Matahari. Kredit foto : Sudibyo, 2011

Yang jelas, dengan semua estimasi di atas, komet C/2011 L4 (PANSTARRS) bukanlah komet kiamat alias tidak mempunyai potensi berbenturan dengan Bumi. Komet ini menempati titik terdekat dengan Bumi pada 5 + 8 Maret 2013. Pada saat itu jarak komet terhadap Bumi masih sebesar 1,09 AU atau sedikit lebih jauh dibanding jarak rata–rata Bumi–Matahari. Karena itu peluangnya untuk menumbuk Bumi adalah nol sehingga kehadirannya tidaklah perlu ditakuti. Justru sebaliknya komet ini bakal menyajikan pemandangan mengesankan di langit kita, terlebih karena lokasi terbaik untuk menyaksikan kedatangan komet ini adalah pada wilayah di sebelah selatan garis khatulistiwa. Maka, meski masih satu setengah tahun lagi mencapai perihelionnya, tak ada salahnya kita ucapkan selamat datang komet C/2011 L4 (PANSTARRS).

Catatan :
Untuk menambahkan data komet C/2011 L4 (PANSTARRS) pada Stellarium, silahkan buka file ssystems.ini di Stellarium dengan notepad dan tambahkan data berikut (copy and paste) pada ssystems.ini, lalu simpan:

[PANSTARRS] name = PANSTARRS
parent = Sun
radius = 10
oblateness = 0.0
halo = true
color = 1.0,1.0,1.0
tex_halo = star16x16.png
tex_map = nomap.png
coord_func = comet_orbit
orbit_TimeAtPericenter = 2456329.3937
orbit_PericenterDistance = 0.337628
orbit_Eccentricity = 1.0
orbit_ArgOfPericenter = 331.2931
orbit_AscendingNode = 67.5247
orbit_Inclination = 59.95487
lighting = false
albedo = 1
orbit_visualization_period = 365.25

nyalakan stellarium dan posisi komet akan terlihat pada tampilan Stellarium.

Muh. Ma'rufin Sudibyo

Orang biasa saja yang suka menatap bintang dan terus berusaha mencoba menjadi komunikator sains. Saat ini aktif di Badan Hisab dan Rukyat Nasional Kementerian Agama Republik Indonesia. Juga aktif berkecimpung dalam Lembaga Falakiyah dan ketua tim ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Jawa Tengah. Aktif pula di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia (LP2IF RHI), klub astronomi Jogja Astro Club dan konsorsium International Crescent Observations Project (ICOP). Juga sedang menjalankan tugas sebagai Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong dan Komite Tanggap Bencana Alam Kebumen.

15 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini