fbpx
langitselatan
Beranda » Kepler 10c dan Metode Baru Penentuan Planet

Kepler 10c dan Metode Baru Penentuan Planet

Pada pertemuan American Astronomical Society di Boston, tim Kepler mengumumkan satu lagi tambahan planet yang berhasil dikonfirmasi keberadaannya dalam keluarga Kepler-10.  Planet tersebut akan dikenal sebagai Planet Kepler-10 c, planet kedua dalam sistem bintang Kepler-10.

Kepler 10c, exoplanet di sistem Kepler 10. Kredit : NASA Kepler

Sistem Kepler-10 sebelumnya hanya diketahui dihuni oleh planet vulkan Kepler 10b yang diketahui memiliki ukuran hanya 1,4 ukuran Bumi dan mengitari bintang induknya setiap 8 hari sekali.

Planet kedua penghuni sistem ini adalah Kepler 10c yang diketahui memiliki diameter 2,2 kali Bumi dan  mengorbit bintang induknya dalam waktu 45 hari. Yang menarik, kedua planet di sistem Kepler 10 ini merupakan planet yang sangat panas.   Kedua planet tersebut berada pada sistem yang jaraknya 560 tahun cahaya di dekat rasi Lyra dan Cygnus.

Identifikasi Kepler 10c
Exoplanet Kepler 10-c pertama kali diidentifikasi oleh Kepler dalam misi pencarian planet di bintang lain. Tapi konfirmasi keberadaan planet ini dilakukan kemudian oleh Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menggunakan kombinasi teknik simulasi yang disebut “Blender” dan pengamatan lanjutan oleh Teleskop Spitzer milik NASA. Kedua metode ini merupakan teknik yang jitu untuk mengkofirmasi keberadaan planet Kepler yang ukurannya terlalu kecil dan tidak lagi dapat dideteksi keberadaannya dengan menggunakan metode variasi kecepatan radial yang diamati oleh teleskop landas bumi.

Dalam kasus planet Kepler 10-c ini, ada sinyal periode panjanya yang dideteksi Kepler namun tidak dapat dikonfirmasi sebagai planet dengan menggunakan metode efek Doppler.  Sinyal transit periodik yang diamati Kepler tersebut bisa jadi berasal dari planet yang sedang transit pada bintang induknya atau dari bintang ganda gerhana. Untuk itu Francois Fressin menggunakan teknik yang disebut metode Blender untuk mendapatkan kepastian apakah yang dilihat Kepler adalah planet atau bukan. Blender adalah piranti lunak untuk melakukan fitting kurva cahaya.

Planet ataukah hanya sinyal tiruan dari bintang ganda gerhana latar belakang ?. Kredit : NASA

Dalam kasus ini, Blender bertindak untuk menjelaskan siapa sebenarnya kandidat planet Kepler tersebut dengan mengasumsikan kalau mereka adalah hasil dari 2 bintang ganda gerhana di latar belakang.  Ini dikarenakan sebagian bintang ganda gerhana bisa meniru transit. Dan hasil yang diberikan Blender menunjukkan hanya ada sebagian kecil yang benar-benar bisa mereproduksi bentuk dari transit.  Dan ternyata si kandidat planet Kepler tersebut adalah benar sebuah planet lain yang menjadi rekan Kepler 10b di sistem Kepler 10.

Kurva cahaya dari piranti lunak Blender yang menunjukkan kalau si kandidat planet memang sebuah exoplanet. Kredit : NASA

Konfirmasi dan validasi keberadaan kandidat planet-planet lainnya yang ditemukan Kepler akan dilakukan dengan kedua metode tersebut. Untuk kasus pengamatan yang dilakukan oleh Kepler, para astronom meyakini 99.998% sinyal yang dideteksi berasal dari planet yang mengorbit bintang. Keyakinan ini muncul karena diperkuat oleh bukti dari Spitzer. Teleskop inframerah milik NASA tersebut melihat sinyal yang serupa dengan yang dilihat Kepler pada cahaya tampak. Jika sinyal tersebut muncul dari obyek lain yang bukan planet maka sinyal yang diterima pada panjang gelombang tampak dan inframerah akan berbeda.

Sumber : NASA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini