fbpx
langitselatan
Beranda » Lingkaran Konsentris, Bukti Aktivitas Sebelum Dentuman Besar

Lingkaran Konsentris, Bukti Aktivitas Sebelum Dentuman Besar

Gambaran manusia tentang alam semesta dini bisa jadi penuh dengan lingkaran misterius atau bahkan mungkin segitiga. Tapi hal tersebut tidak berarti kita sedang melihat bukti peristiwa yang terjadi sebelum dentuman besar.

WMAP. Sumber NASA

Itulah kira-kira yang jadi topik bahasan 3 makalah yang membahas klaim cincin konsentris dari temperatur seragam dalam radiasi latar belakang  (CMB). Radiasi yang menjadi jejak dari Dentuman Besar atau malah itu merupakan tanda dari tabrakan lubang hitam dalam kosmik aeon sebelumnya yang ada sebelum Alam Semesta. Ide provokatif ini datang dari Vahe Gurzadyan (Yerevan Physics Institute di Armenia) dan  Roger Penrose dari University of Oxford, UK.

Tabrakan Lubang Hitam

Dalam makalah yang dibuat oleh Vahe Gurzadyan dan Roger Penrose, dikemukakan bahwa tabrakan benda hitam supermasif sebelum Dentuman Besar akan menciptakan gelombang gravitasi yang tersebar dalam bentuk bola yang kemudian meninggalkan jejak berbentuk lingkaran dalam CMB.

Untuk bisa membuktikan klaim tersebut, Gurzadyan memeriksa data dari satelit Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) selama 7 tahun. Dengan data ini, Ia menghitung perubahan pada variasi temperatur dalam cincin yang besar di sekitar leih dari 10000 titik di langit gelombang mikro.  Dan dalam perhitungannya itu, Gurzadyan berhasil mengidentifikasi sejumlah cincin dalam data WMAP yang variasi temperaturnya lebih rendah dari langit di sekitarnya.

Siklus Kosmik

Sebagian besar kosmolog senantiasa berpikir kalau alam semesta yang di dalamnya terdapat ruang dan waktu, meledak menjadi wujudnya sekitar 13,7 milyar tahun saat terjadi Dentuman Besar. Dan semenjak itu alam semesta pung mengembang. Komponen penting dalam model kosmologi standar  – diperlukan untuk menjelaskan mengapa alam semesta demikian seragam – adalah periode singkat dalam alam semesta yang mengalami pengembangan super cepat atau yang dikenal sebagai inflasi.  Kejadian pengembangan alam semesta dalam hitungan tidak sampai 1 detik atau jauh lebih cepat dari sekali kedipan mata anda.

Menurut Penrose, keseragaman dalam alam semesta bukanlah berasal dari sebelum Dentuman Besar, melainkan dari akhir kejadian aeon sebelumnya yang melihat pengembangan alam semesta jadi besar tak berbatas dan sangat halus. Aeon tersebut pada gilirannya lahir dalam Dentuman Besar yang muncul dari akhir aeon awal dan seterusnya, sehingga menciptakan siklus yang berpotensial tidak terbatas, sekaligus tak berawal dan tak berakhir. Atau dengan kata lain sebuah siklus abadi.

Lebih sederhananya, alam semesta dalam perjalanannya dari awal hingga akhir akan berada dalam satu siklus. Nah, yang dimaksutkan adalah setiap siklus akan berakhir dengan dentuman besar yang kemudian mengawali siklus yang baru. Dalam pemodelan seperti ini, alam semesta akan tampak seperti dunia boneka Rusia, dengan seluruh alam semesta yang ada sebelumnya berada dalam alam semesta yang sekarang.  Dalam dunia boneka Rusia, ketika dibuka ada boneka lain di dalamnya dan demikian seterusnya.

Baca juga:  Lubang Hitam Dalam Jaring Galaksi Spiral

Ide Gurzadyan dan Penrose justru ditantang oleh hasil penelitian lainnya yag dilakukan oleh 3 kelompok berbeda. Ketiga kelompok tersebut melakukan reproduksi analisa Gurzadyan pada data WMAP dan menemukan juga kalau data yang ada mengandung lingkaran yang bervariasi rendah. Yang menjadi titik perbedaannya adalah pada peran penting yang bisa didapatkan dari pemahaman lingkaran-lingkaran tersebut.

Lingkaran Penuh Arti
Gurzadyan juga melakukan perbandingan antara lingkaran yang diamati dengan simulasi radiasi latar belakang yang fluktuasi temperaturnya memiliki skala invarian, yang artinya kelimpahannya tidak bergantung pada ukuran.  Ia juga menemukan tidak ada pola khusus.  Kelompok lain yang tidak sependapat mengkritik kalau apa yang sedang diajukan oleh Gurzadyan bukanlah radiasi latar belakang  (CMB) yang seharusnya.

Menurut kelompok tersebut, data WMAP jelas menunjukkan ada lebih banyak bintik panas dan dingin pada skala sudut yang lebih kecil. Karena itu tidaklah tepat mengasumsikan langit gelombang mikro isotropik.

Ketiga kelompok peneliti lainnya yang mencari pola lingkaran berbeda dalam simulasi radiasi latar belakang yang menjadi sifat dasar dari Inflationary Universe atau Alam Semesta Mengembang Dengan Sangat Cepat, juga menemukan lingkaran yang serupa dengan yang ada pada data WMAP. Moss dan rekan-rekannya, salah satu kelompok dari 3 kelompok tersebut juga menemukan kalau  data observasi dan simulasi Inflationary Universe memiliki area konsentris ragam rendah dalam bentuk segitiga sama sisi.

Menurut James Zibin dari University of British Columbia, Vancouver, Canada, “Hasil yang didapat oleh Gurzadyan dan Penrose belum memberi bukti untuk model siklus Penrose terhadap inflasi standar yang sudah dikenal.”

Menanggapi kritik terhadap analisanya, Gurzadyan memberi argumentasi masih ada ikatan persetujuan antara model kosmologi standar  dan data WMAP pada level tertentu. Sementara model berbeda seperti model Penrose bisa jadi justru sesuai dengan data atau bahkan lebih baik lagi.  Gurzadyan juga tidak memberi pernyataan bahwa lingkaran yang ia temukan itu merupakan bukti dari model Penrose.

Katanya, “kami telah menemukan tanda yang membawa serta sifat yang diprediksi oleh model Penrose.”

Sumber : Nature, ArXiV : Concentric Circles In WMAP Data May Provide Evidence Of Violent Pre-Big-Bang Activity

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Wow, yang ini bener-bener blank nih…
    Mba Ivie, bisa jelasin lagi nggak tentang kosmik aeon… blum ngerti euy… 😉

    • aeon itu bisa dikatakan sebagai kehidupan or being. tp dalam kasus ini dia didefinisikan sebagai masa, kekekalan, selamanya.

      atau bisa dibilang masa yg sangat lama dan panjang.

  • Hallo mba ivie, ingin bertanya, boleh khan…^^

    1).
    Jika tabrakan lubang hitam supermasif sebelum alam semesta kita memicu terjadinya dentuman besar, bagaimana jika terjadi peristiwa tabrakan lubang hitam di semesta kita, apakah kemudian akan memicu terciptanya dentuman besar dan menciptakan semesta paralel? Khan di semesta kita juga terdapat lubang hitam?

    2).
    Jika model penrose menjelaskan demikian, bagaimana dengan teori multiverse yang menggambarkan ada banyak alam semesta tak berhingga yang saling berimpitan satu dengan lainnya, sebagai akibat dari fluktuasi quantum? Juga bagaimana dengan Model Tanpa Ujung Hawking yang mendeskripsikan bahwa sebelum dentuman, alam semesta berada dalam waktu imajiner.

    3).
    Apakah tidak melanggar hukum Termodinamika 2 yang menjelaskan tentang keseimbangan entropy-energi. Dan lubang hitam juga mematuhi hukum Termodinamika bukan? Bagaimana dengan nasib Radiasi Hawking?

    4).
    Apa manfaat yang paling signifikan untuk peradaban manusia jika seandainya alam semesta ini ternyata sebuah siklus abadi? Apakah akan membuka satu atau dua petunjuk untuk pengembangan teori kosmologi, atau mengantarkan kita pd ToE? Bukankah disinyalir energi gelap membuat semesta mengembang semakin cepat sehingga skenario keruntuhan besar kurang mungkin terjadi, sehingga munculnya lubang hitam maha masif sangat kecil terjadi karena setiap galaksi saling menjauh?

    5).
    Maaf kalau ada pertanyaan atau penjelasan saya yg tidak sesuai, mohon dikoreksi..
    Terima kasih untuk artikelnya…

    • bernard, mohon maaf tapi pertanyaan2mu sudah kuserahkan pada yg khusus mempelajari kosmo untuk menjawabnya. so tunggu aja ya. 🙂