Seringkali kita bertanya apakah di luar Bumi kita ini ada kehidupan lain ataukah tidak. Membayangkan bahwa kita ini hanya sendirian di alam semesta yang begitu luasnya ini terasa begitu menyeramkan, namun hingga kini kita belum menemukan bukti adanya kehidupan (bahkan yang paling sederhana pun) di luar Bumi.
Semenjak sekitar lima puluh tahun lalu, manusia mulai menggunakan teleskop radio untuk mencari kehidupan cerdas di luar Bumi. Hingga kini sudah ada beberapa program pencarian kehidupan cerdas, namun hingga kini belum ada hasil. Dari ranah teoritis, hipotesis juga dibangun misalnya dengan memprediksi berapa jumlah kehidupan cerdas yang dapat muncul di alam semesta seperti yang kita huni. Namun persoalan ini pada umumnya terantuk pada satu permasalahan mendasar: kehidupan seperti apa yang kita maksud? Berhubung hingga saat ini kita tidak memiliki konsensus mengenai definisi kehidupan, dan juga karena kita hanya mengenal kehidupan di Bumi, maka definisi kehidupan dalam konteks ini adalah “kehidupan sebagaimana kita ketahui” (life as we know it).
Definisi itu kini telah diperluas dengan ditemukannya jasad renik yang menggunakan arsenik sebagai bagian dari metabolismenya. Di sebuah danau bernama Mono Lake di California, Amerika Serikat, sekelompok peneliti yang dibiayai NASA menemukan mikroorganisme pertama yang diketahui dapat hidup dan bereproduksi dengan menggunakan unsur beracun (bagi kehidupan lain).Selama ini, kehidupan sebagaimana kita ketahui mengandung enam unsur dasar: Karbon, Hidrogen, Nitrogen, Oksigen, Fosfor, dan Belerang. Fosfor adalah bagian penting dalam DNA dan RNA, yang merupakan struktur dasar setiap bentuk kehidupan di Bumi dan membawa informasi genetik suatu jasad.
Dalam setiap sel makhluk hidup terdapat molekul-molekul bernama ATP yang bertugas menyalurkan energi. Komponen penting molekul ini adalah Fosfor. Secara kimia, struktur Arsenik sama dengan Fosfor, namun Arsenik beracun bagi kebanyakan makhluk hidup di Bumi.
Beberapa jasad renik memiliki kemampuan untuk berfotosintesis dengan menggunakan arsenik karena ketiadaan oksigen, namun jasad renik yang ditemukan di Mono Lake ini menggunakan arsenik sebagai bagian dari dirinya. Arsenik menjadi salah satu komponen penyusun DNA dan RNA jasad renik ini.Mono Lake sendiri dipilih sebagai lokasi penelitian karena danau ini memliki kadar garam yang tinggi, zat alkali yang tinggi, dan juga kandungan arsenik yang tinggi. Susunan kimia yang tak biasa ini adalah karena Mono Lake sudah terisolisasi dari sumber-sumber air bersih selama 50 tahun.
Mikroba yang disebut GFAJ-1 ini adalah anggota dari sekelompok bakteri yang dinamakan Gammaproteobacteria. Bakteri ini dibawa ke laboratorium lalu diberi “makanan” yang sangat sedikit fosfor namun mengandung banyak arsenik. Ketika fosfor dihilangkan dari menu dan diganti seluruhnya dengan arsenik, mikroba tersebut terus berkembang (gambar ada di samping). Ternyata komponen arsenik tersebut diikutkan ke dalam struktur mikroba tersebut lain, antara lain ke dalam DNA, protein, dan membran sel.
Penemuan ini telah membuka wawasan kita mengenai definisi kehidupan. Ternyata kehidupan dapat muncul dari kondisi yang tidak berkenan bagi kehidupan model lain. Bila di Planet Bumi kehidupan seperti ini dapat tumbuh subur, bukan tidak mungkin jasad renik semacam ini pun dapat muncul di planet lain. Dengan kata lain, bentuk kehidupan yang dapat muncul di alam ini dapat sangat berbeda dengan yang selama ini kita ketahui. Kehidupan berbasis karbon kini bukan satu-satunya alternatif yang ada.
Sewaktu kecil saya menonton salah satu episode serial Star Trek mengenai kehidupan berbasis silikon. Spock melakukan peleburan pikiran (mind meld) dengan makhluk ini dan menyadari bahwa kehidupan ini adalah kehidupan cerdas. Dua tahun lalu, saat saya sedang mengambil S2 di Observatorium Leiden, seorang ahli kimia organik memberikan kolokium dan mengatakan bahwa kehidupan berbasis silikon adalah fiksi ilmiah dan tidak mungkin muncul. Saya kini ingin tahu apa pendapatnya setelah adanya penemuan di Mono Lake ini.
Sumber: NASA-Funded Research Discovers Life Built With Toxic Chemical
Lebih lanjut: Mono Lake bacteria build their DNA using arsenic (and no, this isn’t about aliens)
Heeah, tarik nafas dulu. .
Ku yakin ada banyak jenis kehidupan di luar sana. Dan kehidupan itu bisa jadi jauh beda dibandingkan kehidupan di Bumi, dan yg pasti ku yakin mereka bukan pemakan otak manusia Bumi seperti di film-film murahan. .
http://www.kalenderastronomi.co.cc
memang terbuka lebar koq kemungkinan kehidupan di luar tata surya sana
Memang. Karena ada penemuan ini kita jadi tahu.
mungkin, kelak manusia juga akan berubah bentuk lagi. siapa tau, kelak manusia bercakap2 dengan telepati?
hmm… ternyata basis pembentuk mikroba tidak hanya harus karbon, ternyata juga arsenik
mungkin dengan penemuan ini, suatu hari nanti kita harus merevisi lagi definisi kehidupan dan segala macam teori dan rumusnya
dan mungkin juga bentuk kehidupan di planet lain ada, tapi bukan makhluk hidup berbasis karbon. karena selama ini standar kehidupan selalu dibuat perbandingannya dengan manusia, jadi secara ga langsung kita mencari ‘manusia’ lain
maksud gw, bukan pembentuk mikroba, tapi DNA dan RNA.
wrong typo happens sometime…
aduh ini mah imajinasi gw,
gw dah lama mikir kya gitu..
Seperti halnya mesin, ada mesin disel, ada mesin uap dsb, begitu jga mahluk hidup..
aduh ini mah imajinasi gw,
gw dah lama mikir kya gitu..
Seperti halnya mesin, ada mesin disel, ada mesin uap dsb, begitu jga mahluk hidup
ada satu video tentang ini kalo gasalah di kurzgezagt, disitu dibilang kalo mungkin aja ada kehidupan berbasis silikon di luar sana, cukup menarik
Yang Sering terpikir dibenaku adalah Potensi Teraforming.
Walau ini DIKRITIK oleh pihak RUSIA sebagai BERCANDA ,saat wahana BEAGEL dan PHONEIK ke MARS yang diyakini memiliki Potensi menopang kehidupan Lebih tinggi di banding Planet lain, kenapa BEAGEL dan PHONEIK Tidak turut membawa Biji-bijian, benih rumput,atau bakteri symbion, untuk disebar dipermukaanya.
Yang penting bukan BAKTERI ber-ARSENIK.
Padahal menurutku ini lebih bernilai ketimbang kesana cuma ambil sample tanah saja, bukankah di BUMI banyak jenis tumbuhan dan Bakteri ramah yang Ekosystemnya diyakini serupa dengan MARS.
Trims