fbpx
langitselatan
Beranda » Ledakan Bintang dari Masa Lalu

Ledakan Bintang dari Masa Lalu

Bewara! Jejak supernova pertama berhasil dicatat dalam sejarah! Ledakan itu terjadi tahun 185 M atau 1800 tahun lalu.

Cincin cahaya dari sisa supernova yang pertama kali tercatat. Ledakan dari bintang katai putih 1800 tahun lalu.  Kredit: CTIO/NOIRLab/DOE/NSF/AURA T.A. Rector (University of Alaska Anchorage/NSF’s NOIRLab), J. Miller (Gemini Observatory/NSF’s NOIRLab), M. Zamani & D. de Martin (NSF’s NOIRLab)
Cincin cahaya dari sisa supernova yang pertama kali tercatat. Ledakan dari bintang katai putih 1800 tahun lalu. Kredit: CTIO/NOIRLab/DOE/NSF/AURA T.A. Rector (University of Alaska Anchorage/NSF’s NOIRLab), J. Miller (Gemini Observatory/NSF’s NOIRLab), M. Zamani & D. de Martin (NSF’s NOIRLab)

Para astronom berhasil mengabadikan sisa pendar supernova SN 185 dengan Kamera Energi Gelap (DEC) yang dipasang pada teleskop Viktor M. Blanco di Chile. Para astronom menyebutnya reruntuhan struktur RCW 86.

SN 185 merupakan kematian dari bintang katai putih yang terjadi pada jarak 8000 tahun cahaya dari Bumi di arah Alpha Centauri. Lebih tepatnya ledakan bintang ini terjadi di antara rasi Circinus dan Centaurus. Seiring waktu, struktur tersebut mengembang dan berevolusi menjadi RCW 186. Struktur ini memiliki fitur seperti cincin dan awan yang terbang dari titik pusatnya. Mirip balon yang serpihannya menyebar saat meledak!

Reruntuhan Supernova

Para astronom berhasil membuat citra langka reruntuhan supernova tersebut dengan bantuan kamera Energi Gelap yang memiliki medan pandang lebar. Sampai saat ini, para astronom masih kesulitan untuk memahami bagaimana struktur ini berevolusi dan mengembang dengan cepat. 

Jadi, selama beberapa dekade para astronom memperkirakan butuh 10.000 tahun untuk ledakan supernova untuk membentuk struktur yang seperti yang teramati saat ini. Jika demikian, seharusnya struktur ini sudah jauh lebih tua dibanding supernova yang diamati pada tahun 185. 

Perkiraan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran ukuran reruntuhan supernova. Tapi, pada tahun 2006 para astronom menemukan kalau reruntuhan terbesar justru terbentuk akibat pengembangan atau pemuaian berkecepatan tinggi. Implikasinya, estimasi ini lebih sesuai dengan usia supernova yakni sekitar 2000 tahun. Dan ini tentu saja memperkuat hubungan antara RCW 86 dengan ledakan bintang di awal abad masehi itu. 

Pembentukan RCW 86

Dari data sinar-X, para astronom menemukan keberadaan sejumlah besar besi yang menandai ledakan tersebut sebagai Supernova Tipe Ia. Dari sini para astronom bisa memperoleh gambaran bagaimana RCW 86 terbentuk.

SN 185 merupakan bintang katai putih yang ada dalam pasangan sistem bintang ganda. Saat kecepatan bintang katai putih bertambah dan melahap materi bintang pasangannya, angin berkecepatan tinggi dari katai putih mendorong semua gas dan debu yang mengelilingi bintang ke arah luar. Proses ini menciptakan ruang seperti rongga (pada gigi). Pada akhirnya, ketika bintang katai putih meledak, pecahan materi bintang terlontar dengan kecepatan tinggi. Untungnya, rongga yang terbentuk itu memberi ruang untuk materi berkecepatan tinggi untuk mengembang dan menghasilkan struktur yang kita lihat sekarang. 

Para astronom menggunakan citra ini untuk mempelajari fisis struktur RCW 86 dan pembentukannya. 

Fakta Keren

SN 185 pertama kali tampak dan dicatat oleh pengamat dari China pada tahun 185 M. Para astronom kuno menyebutnya “bintang tamu”. Bintang ini sangat terang hingga bisa diamati dengan mata telanjang selama 8 bulan sebelum cahaya ini meredup dan lenyap.


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Saya pernah baca, hasil pengamatan menunjukkan tiap detik terjadi 1000 ledakan supernova di seantero jagat raya. Di Bima Sakti tiap 50 tahun terjadi ledakan supernova. Benarkah Bu ?