Pekan ini, mulai Senin lalu hingga Jumat besok, Himpunan Astronomi Internasional (IAU – International Astronomical Union) berkumpul di Torino, Italia, membahas astrofisis sistem keplanetan, mulai dari pembentukan, struktur, hingga evolusi dinamisnya.
Astrobiologi
Titan, satelit Saturnus yang satu ini memang diperkirakan memiliki kemiripan dengan Bumi. Bahkan ia disebut sebagai Bumi purba. Tapi apakah ada kehidupan di Titan?
Apakah ada kehidupan di Mars? Pertanyaan itu seringkali muncul dalam benak manusia. Pertanyaan yang terus dicari jawabannya. Berbagai misi telah diluncurkan ke Mars. data yang di dapat pun mulai diolah. Tapi ada sebuah pertanyaan yang juga muncul seiring pengiriman berbagai misi ke ruang angkasa tersebut.
Gelombang kejut bisa memaksa asam amino membentuk senyawa kimia. apakah mungkin?
Pencarian kehidupan di luar Bumi selalu jadi topik yang menarik untuk dibahas dan juga diperdebatkan. Tapi kehidupan lain itu seperti apakah? Seperti kita atau ada bentuk yang lain? Seandainya kehidupan itu berbeda dari kita bagaimana kita tahu bahwa itu kehidupan?
Pencarian kehidupan di luar Bumi maupun bagaimana sebuah kehidupan bisa muncul masih terus dilakukan. Contoh-contoh dari luar angkasa pun dibawa untuk diteliti. Kali ini, para peneliti NASA berhasil menemukan glycine, sebuah balok komponen pembentuk kehidupan dan contoh komet Wild 2 yang dibawa oleh pesawat ruang angkasa Stardust milik NASA.
Keingintahuan manusia akan apa yang ada di luar Bumi selalu mengarah pada pertanyaan adakah Bumi lain di luar sana? Mungkinkah ada Matahari lain yang membentuk Bumi yang mirip dengan Bumi kita? Topik inilah yang juga diangkat dalam serangkaian presentasi di XXVII General Assembly of the International Astronomical Union (IAU) di Brazil.
Bombardir besar-besaran asteroid yang terjadi 4 milyar tahun lalu bisa jadi tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan kehidupan awal yang baru terbentuk di Bumi, melainkan justru mempercepat pertumbuhan kehidupan itu.
Asal usul kehidupan selalu menjadi kajian yang menarik. Nah, di Bumi diyakini kehidupan berasal dari sup kimia panas. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah sup yang samajuga ada di planet yang mengitari bintang lain?
Mencari kehidupan lain di luar Bumi memang jadi impian banyak orang. Bisa jadi kehidupan itu ada di salah satu sudut alam semesta namun bisa juga kehidupan itu muncul di Tata Surya. Di dalam Tata Surya, pencarian memang difokuskan di Mars, atau satelit es seperti Europa. Namun di luar sana, ada sebuah tempat yang bisa jadi merupakan lokasi dimana kehidupan itu ada.
Masih ingat kasus Munir, tokoh pembela HAM yang harus mati diracun arsenik? Arsenik adalah zat yang sangat beracun, yang tidak berbau dan tidak berasa; sehingga sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia, terutama bila tercampur pada air minum. Tetapi bagaimana bila arsenik kemudian beredar bebas di alam?
Air, komponen yang satu ini sangat penting dalam kehidupan. Tidak hanya bagi kehidupan manusia sehari-hari air menjadi penting. Air merupakan komponen penentu bagi terbentuknya kehidupan dan pencarian kehidupan yang lain. Tak bisa dipungkiri mencari planet layak huni salah satu syaratnya adalah memilikiair di permukaan dalam bentuk cair.
Bumi bergerak mengelilingi pusat massanya yang berada dekat Matahari. Dan Matahari bersama seluruh sistem Tata Surya juga bergerak mengelilingi pusat Galaksi. Pergerakan Matahari di Bimasakti, secara reguler ternyata mengirimkan komet meluncur masuk ke bagian dalam Tata Surya. Akibatnya terjadi tabrakan besar-besaran yang memusnahkan kehidupan di Bumi.
Adakah seseorang di luar sana? Mungkin tidak. Sebuah model matematika yang dikembangkan Prof. Andrew Watson menunjukan jika kemungkinan untuk bisa mendapatkan kehidupan yang baru di planet mirip Bumi lainnya ternyata cukup rendah. Terutama, dengan mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan oleh kehidupan untuk membentuk kondisi saat manusia bisa berevolusi, dan juga dengan memperhitungkan sisa waktu hidup Bumi.
Bagaimana kehidupan di Bumi terbentuk?