Sudah sejak lama para astronom mengetahui bahwa dalam berbagai survey alam semesta pada jarak yang sangat jauh, ada sejumlah besar fraksi dari cahaya instrinsik yang tidak teramati. Namun mereka tak pernah menyangka kalau bagian yang tak teramati itu sangat besar. Mengapa demikian? Simak penjelasannya.
Galaksi
Sekitar 23% dari alam semesta ini terdiri dari materi misterius yang dikenal sebagai materi kelam, materi tak terlihat yang dideteksi lewat pengaruh gravitasi materi atau obyek disekelilingnya. Bagaimana perilaku dari materi gelap ataupun materi kelam tersebut ketika berada dekat lubang hitam? Dua astronom dari Autonomous University of Mexico (UNAM) memberkan jawaban mereka atas pertanyaan ini dalam surat yang dimuat di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Sebuah galaksi masif yang berasal dari masa awal alam semesta berhasil ditemukan para ilmuwan. Galaksi tersebut tampak sedang membentuk bintang seperti halnya Matahari dengan kecepatan 100 kali lebih cepat dari Bima Sakti saat ini. Bisa dikatakan galaksi yang ditemukan ini memang tengah berada dalam masa remajanya yang sedang didorong untuk mengalami pertumbuhan dan kadang mengalami masa meledak-ledak di antara dinamika pergaulannya.
Pernahkah kamu membayangkan menemukan dinosaurus di halaman belakang rumahmu? Inilah yang dialami para astronom. Mereka menemukan sebuah kehidupan masa prasejarah di halaman belakang aka disekitar ruang antar galaktik.
Kerjasama yang baik memang senantiasa memberikan hasil yang memuaskan. Demikian juga yang terjadi dalam pengamatan. Kerjasama tim astronom yang melakukan pengamatan pada 2 rentang panjang gelombang yang berbeda yakni pada panjang gelombang sinar X dan panjang gelombang optik berhasil menemukan quasar ganda yang terbentuk dari 2 galaksi yang sedang bergabung.
Para astronom baru saja mendapat sebuah hadiah lain dari alam semesta. Kilasan galaksi yang pernah ada tak kurang dari 500-600 juta tahun setelah Dentuman Besar, 13 milyar tahun lalu.
Astronom berhasil melacak kumpulan galaksi raksasa yang sebelumnya tidak dikenal dan berada 7 milyar tahun cahaya dari kita. Objek tersebut ditemukan oleh kombinasi dua teleskop landas Bumi yang memiliki kemampuan mutakhir dan sekaligus menjadikan penemuan ini sebagai pengamatan yang pertama dalam hal struktur galaksi pada alam semesta yang jauh. Dengan demikian penemuan ini memberikan kepada kita sebuah cerita baru dari jaringan kosmik dan bagaimana ia terbentuk.
Astronom di Universitas Bonn berhasil mendapatkan hubungan antara lubang hitam di pusat gugus galaksi dan gas disekelilingnya, yang bertindak sebagai makanan.
Apa yang terjadi pada usia transisi galaksi dan lubang hitam akhirnya diketahui. Hal ini tentunya tak lepas dari data baru yang dihasilkan Observatorium Sinar-X Chandra dan teleskop lainnya. Penemuan ini membantu manusia untuk menyingkap asal mula gumpalan gas raksasa yang diamati berada di sekitar galaksi muda.
Tak ada batas akhir bagi akal para astronom. Mungkin inilah yang bisa kita katakan tentang penemuan baru ini.
Air ternyata tidak hanya dimiliki bumi. Komponen yang satu ini tersebar di alam semesta dalam berbagai bentuk, baik cair, padat, maupun gas. Pencarian air selalu menjadi hal yang menarik, karena air senantiasa diidentikkan dengan kehidupan. Nun jauh di salah satu sudut alam semesta, para astronom berhasil menemukan air terjauh yang pernah terlihat. Air tersebut berada di sebuah galaksi yang jaraknya lebih dari 11 milyar tahun cahaya dari Bumi. Sebelumnya, air paling jauh yang berhasil ditemukan berada di galaksi yang berjarak 7 milyar tahun cahaya dari Bumi.
Setelah melakukan studi panjang selama 16 tahun menggunakan teleskop milik ESO, tim astronom dari Jerman berhasil memperlihatkan kondisi paling detil yang pernah ada dari area di sekitar jantung galaksi Bima Sakti – area dari monster menakutkan si lubang hitam supermasif.
Observasi terbaru yang dilakukan dengan menggunakan radio teleskop akhirnya berhasil menyingkapkan sifat dari objek ganjil yang dikenal sebagai “Hanny’s voorwerp” (SDSS J094103.80+344334.2). Voorwerp ditemukan oleh Hanny van Arkel, seorang guru Belanda yang juga sukarelawan dari proyek “Galaxy Zoo”.
Banyak cara yang berbeda satu sama lain digunakan untuk menjelaskan berapa umur semesta, dan walaupun berbagai metodologi itu dilakukan secara terpisah, tetapi memberikan gambaran yang berkesesuaian satu sama lain untuk menjelaskan umur semesta ini secara obyektif. Demikian dibawah ini akan diperkenalkan beberapa jalinan metode tersebut.
Analisis cahaya dari sebuah galaksi redup yang mengorbit Bima Sakti, para peneliti dari UC Irvine berhasil menemukan massa minimum galaksi di alam semesta yakni hanya 10 juta kali massa Matahari. Massa sekecil ini diperkirakan merupakan komponen terkecil dari “komponen penyusun” materi misterius dan tak terlihat di alam semesta, yang kita kenal sebagai dark matter atau materi kelam. Bintang yang terbentuk dalam komponen penyusun tersebut akan berkumpul bersama dan kemudian menjadi galaksi.