fbpx
langitselatan
Beranda » Pelahap Maut Masif di Pusat Galaksi Katai

Pelahap Maut Masif di Pusat Galaksi Katai

Lubang hitam, benda bermassa sangat besar dan padat dengan tarikan gravitasi yang sangat kuat, sehingga cahaya yang terperangkap di dlamnya tak bisa melepaskan diri  dari tarikan gravitasinya. Karena cahaya tidak bisa lolos, maka obyek ini pun tidak bersinar dan tampak sebagai area gelap di angkasa yang dikenali keberadaannya dari interaksi si lubang hitam dengan materi di sekelilingnya yang ia lahap.

Galaksi Katai NGC 4395 yang jaraknya 13 juta tahun cahaya dari Bumi dan diketahui memiliki lubang hitam 300000 massa Matahari. Kredit: David W. Hogg, Michael R. Blanton, and the Sloan Digital Sky Survey Collaboration; NRAO/AUI/NSF.
Galaksi Katai NGC 4395 yang jaraknya 13 juta tahun cahaya dari Bumi dan diketahui memiliki lubang hitam 300000 massa Matahari. Kredit: David W. Hogg, Michael R. Blanton, and the Sloan Digital Sky Survey Collaboration; NRAO/AUI/NSF.

Di setiap pusat galaksi, terdapat pelahap maut dengan massa super masif aka super besar dan bisa mencapai jutaan sampai milyaran kali massa Matahari. Biasanya, lubang hitam maha raksasa seperti ini hanya ditemukan keberadaannya pada galaksi-galaksi besar. Bukan di galaksi kecil seperti galaksi katai.

Ternyata pandangan umum bahwa galaksi-galaksi kecil tidak memiliki pelahap maut masif di pusatnya tidak sepenuhnya didukung oleh keyataan yang ada lewat pengamatan. Hasil survei langit yang dilakukan oleh para astronom justru menemukan hal berbeda.

Analisa data galaksi Sloan Digital Sky Survey yang dilakukan oleh Amy  Reines dari National Radio Astronomy Observatory (NRAO) bersama Jenny Greene dari Universitas Princeton dan Marla Geha dari Universitas Yale, membawa mereka menemukan lebih dari 100 galaksi katai yang diindikasi memiliki lubang hitam masiy yang sedang memangsa gas di sekelilingnya. Galaksi-galaksi katai yang mereka temukan tersebut memiliki pola emisi cahaya yang mengindikasi keberadaan lubang hitam masif di pusat yang sedang dalam tahap melahap materi di sekelilingnya.

Penemuan lebih dari 100 galaksi katai dengan lubang hitam menunjukkan kalau keberadaan si pelahap masif di pusat galaksi kecil merupakan kondisi yang umum. Berbeda dari pendapat yang ada dan berkembang di kalangan astronom sebelumnya.  Ukuran galaksi yang ditemukan memiliki lubang hitam masif di pusatnya mirip dengan awan Magellan, si galaksi katai pengikut Bima Sakti.

Para astronom juga menemukan hubungan langsung antara massa lubang hitam di pusat galaksi dengan “bulge” atau tonjolan yang tampak di area pusat galaksi. Keduanya diyakini saling mempengaruhi pertumbuhan satu sama lainnya.

Keberadaan lubang hitam di pusat galaksi katai memiliki peran penting dalam menjawab pertanyaan asal usul dan bagaimana sebuah lubang hitam masif terbentuk di awal pembentukan alam semesta.  Keberadaan lubang hitam masif di pusat galaksi kecil diyakini merupakan benih bagi kehadiran lubang hitam supermasif di alam semesta dini. Merekalah yang bisa menjadi petunjuk untuk menelusuri jejak kehadiran lubang hitam supermasif di sebuah galaksi dan bagaimana keduanya bertumbuh bersama.

Lubang hitam di pusat galaksi katai memiliki massa yang jauh lebih kecil dibanding lubang hitam supermasif di pusat galaksi – galaksi besar. Lubang hitam yang dilihat di 100 glaksikatai tersebut hanya memiliki massa 100 000 massa Matahari.

Baca juga:  Hubble Meniadakan Teori Alternatif Energi Gelap

Kehadiran lubang hitam masif dan supermasif di pusat galaksi memang masih menjadi pertanyaan. Apakah mereka lahir dari sisa bintang yang sangat masif di awal alam semesta ataukah dari keruntuhan massa? Masih belum diketahui dengan pasti.

Tapi, perlu diingat lubang hitam masif dan supermasif yang ada di pusat galaksi berbeda dari lubang hitam yang berasal dari keruntuhan massa bintang masif di akhir hidupnya. Lubang hitam yang satu itu massanya hanya beberapa kali massa Matahari.

Akan tetapi, sensus awal galaksi-galaksi katai merupakan langkah penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Assalamualaikum wr wb. Bagaimana kondisi keimanan Avivah setelah mempelajari ilmu astronomi? mohon sharingnya. Terima kasih.