Merajut Cahaya Dalam Kerangka Kosmik

Astronom berhasil melacak kumpulan galaksi raksasa yang sebelumnya tidak dikenal dan berada 7 milyar tahun cahaya dari kita.  Objek tersebut ditemukan oleh kombinasi dua teleskop landas Bumi yang memiliki kemampuan mutakhir dan sekaligus menjadikan penemuan ini sebagai pengamatan yang pertama dalam hal struktur galaksi pada alam semesta yang jauh. Dengan demikian penemuan ini memberikan kepada kita sebuah cerita baru dari jaringan kosmik dan bagaimana ia terbentuk.

Air Terjauh di Galaksi Asing

Air ternyata tidak hanya dimiliki bumi. Komponen yang satu ini tersebar di alam semesta dalam berbagai bentuk, baik cair, padat, maupun gas. Pencarian air selalu menjadi hal yang menarik, karena air senantiasa diidentikkan dengan kehidupan. Nun jauh di salah satu sudut alam semesta, para astronom berhasil menemukan air terjauh yang pernah terlihat. Air tersebut berada di sebuah galaksi yang jaraknya lebih dari 11 milyar tahun cahaya dari Bumi. Sebelumnya, air paling jauh yang berhasil ditemukan berada di galaksi yang berjarak 7 milyar tahun cahaya dari Bumi.

Massa Minimum Galaksi Jadi Titik Terang Mengenal Materi Kelam

Analisis cahaya dari sebuah galaksi redup yang mengorbit Bima Sakti, para peneliti dari UC Irvine berhasil menemukan massa minimum galaksi di alam semesta yakni hanya 10 juta kali massa Matahari. Massa sekecil ini diperkirakan merupakan komponen terkecil dari “komponen penyusun” materi misterius dan tak terlihat di alam semesta, yang kita kenal sebagai dark matter atau materi kelam. Bintang yang terbentuk dalam komponen penyusun tersebut akan berkumpul bersama dan kemudian menjadi galaksi.

Samakah Hukum di Bumi dan di Galaksi Lain?

Hukum alam di seluruh penjuru alam semesta ternyata sama saja dengan yang ada di Bumi. Kesimpulan ini didapat oleh tim astronom yang melakukan penelitian, termasuk di dalamnya Chrisian Henkel dari Max Planck Institute for Radio Astronomy (MPIfR) di Bonn. Hasil penelitian mereka menunjukkan, angka perbandingan proton -elektron, hampir sama di Galaksi yang jaraknya 6 milyar tahun cahaya dengan yang ada di laboratorium di Bumi, yakni mendekati 1836,15

Mengintip Pola Makan Lubang Hitam

Bagaimana sebuah lubang hitam raksasa makan? Ternyata pola makan lubang hitam terbesar bisa jadi sama saja dengan lubang hitam yang kecil. Tak percaya? Inilah data terbaru dari Chandra X-ray Observatory milik NASA dan teleskop landas bumi. Penemuan ini mendukung teori relativitas Einstein yang menyatakan lubang hitam dengan berbagai ukuran memiliki sifat yang mirip dan akan berguna dalam penentuan sifat konjektur kelas lubang hitam yang baru.

Bimasakti Ternyata Semakin Ramping

Galaksi Bimasakti telah kehilangan bobotnya. Tidak tanggung-tanggung ia kehilangan sekitar triliunan Matahari. Yang pasti ini bukan karena Bimasakti sedang diet sehingga ia menjadi lebih langsing melainkan lebih kepada akurasi skala. Masalah bobot inilah yang jadi penemuan Sloan Digital Sky Survey (SDSS-II) yang akan membawa kita pada pemahaman baru mengenai Bimasakti.

Saat Bintang Dijadikan Panekuk Oleh Lubang Hitam

Bintang di langit tak selamanya akan tetap disana. Ia juga akan menjadi tua dan mati. Ada yang berakhir sebagai katai putih, lubang hitam atau supernova. Tapi ada juga bintang yang dipaksa mati sebelum waktunya. Kok bisa? Ada bintang yang hidupnya berjalan biasa saja sampai masa tua dan kemudian mati, namun ada juga bintang yang dalam hidupnya berani menempuh bahaya dan ternyata tak selamat dari bahaya tersebut. Bintang itu adalah mereka yang berani berdekatan dengan lubang hitam masif.