langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Desember 2025

Fenomena Langit Bulan Desember 2025

Jangan lewatkan okultasi bintang Beta Tauri oleh Bulan saat Bulan super, hujan meteor Gemini serta papasan Bulan dengan planet di bulan Desember! 

Bintang Beta Tauri sesaat sebelum diokultasi oleh Bulan pada 5 Desember 2025 pukul 19:54 WIB. Kredit: Stellarium
Bintang Beta Tauri sesaat sebelum diokultasi oleh Bulan pada 5 Desember 2025 pukul 19:54 WIB. Kredit: Stellarium

Planet

Merkurius. Planet terdekat dari Matahari ini bisa diamati kala fajar sebelum Matahari terbit selama bulan Desember.  Di awal Desember, Merkurius masih terus menanjak naik sampai mencapai elongasi barat terbesar sebelum kembali turun mengejar Matahari. Selama Desember, planet ini tampak mengembara melintasi rasi libra ke rasi Scorpius dan berakhir di rasi Sagittarius di akhir bulan.

Venus. Bintang fajar ini terlalu rendah di timur jelang Matahari terbit dan akhirnya menghilang dalam cahaya Matahari seiring waktu terbit yang juga beriringan dengan terbitnya sang Surya.

Mars. Planet merah ini juga tidak akan tampak di bulan Desember karena terlalu rendah di ufuk barat setelah Matahari terbenam.

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini bisa diamati mulai sekitar pukul 9 malam waktu lokal sampai saat fajar menyingsing selama bulan Desember. Planet raksasa ini bisa diamati di rasi Gemini dan berpapasan dengan Bulan di awal bulan Desember.

Saturnus. Planet yang terkenal karena cincinnya ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai tengah malam di rasi Aquarius. Saturnus berpapasan dengan Bulan di akhir Desember. 

Uranus & Neptunus. Planet es raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut.

Selama bulan Desember, kedua planet bisa diamati setelah Matahari terbenam. Uranus di rasi Taurus bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang dini hari. Sementara itu, Neptunus bisa diamati di rasi Pisces setelah Matahari terbenam sampai tengah malam.

Bulan

Fase Bulan Desember 2025. Kredit: Fajar Ariadi/langitselatan

Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.

4 Desember. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 356.963 km. 

5 Desember. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Saat purnama, Bulan masih dalam jarak terdekat sehingga bisa dikategorikan sebagai purnama perigee atau Bulan super atau Supermoon

12 Desember. Bulan Separuh Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

17 Desember. Bulan di titik apogee. Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 406.322 km

20 Desember. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

28 Desember. Bulan Separuh Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

Hujan Meteor

2 Desember — Hujan Meteor Phoenicid

Hujan meteor Pheonicid tangga; 2 Desember 2025 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Phoenicid tangga; 2 Desember 2025 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Phoenicid berlangsung dari tanggal 28 November – 9 Desember dan mencapai puncak pada tanggal 2 Desember. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Phoenix ini memiliki laju meteor per jam yang beragam saat mencapai maksimum. Meskipun demikian, pengamat bisa mengamati setidaknya 12 meteor per jam saat malam puncak hujan meteor. 

Hujan meteor Phoenicid berasal dari puing-puing komet D/1819 W1 (Blanpain) dan bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai kisaran pukul 03:01 WIB. Bulan cembung besar cukup terang bagi pengamat dalam berburu meteor. 

7 Desember — Hujan Meteor Puppid-Velids

Screenshot

Hujan meteor Puppid-Velids berlangsung dari tanggal 1 – 15 Desember dan mencapai puncak pada tanggal 7 Desember. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Puppis ini memiliki laju 10 meteor per jam saat mencapai maksimum.

Hujan meteor Puppid-Velids baru bisa diamati setelah rasi Puppis yang jadi radian hujan meteor ini terbit pada pukul 20:26 WIB dan bisa diamati sampai fajar menyingsing. Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Puppid-Velids adalah pukul 03:07 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit. Bulan cembung besar yang terbit 9 menit setelah arah datang hujan meteor Puppid-Velids, masih cukup terang bagi pengamat. 

13-14 Desember – Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid tanggal 14 Desember 2025 pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Geminid tanggal 14 Desember 2025 pukul 22:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Geminid akan menjadi merupakan atraksi menarik di langit malam dengan 150 meteor per jam pada saat mencapai maksimum.

Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 4— 20 Desember dengan intensitas maksimum akan terjadi tanggal 14 Desember. Hujan meteor Geminid  yang berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon, melaju dengan kecepatan 35 km/detik dan bisa dinikmati kehadirannya setelah rasi Gemini terbit pukul 20:01 WIB.  Bulan kuartir akhir baru terbit tengah malam.

21-22 Desember – Hujan Meteor Ursid

Hujan meteor Ursid tanggal 22 Desember 2025 pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium
Hujan meteor Ursid tanggal 22 Desember 2025 pukul 05:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Ursid akan jadi atraksi terakhir tahun 2024. Hujan meteor Ursid yang berlangsung dari tanggal 13 – 24 Desember, akan tampak datang dari rasi Ursa Minor.  Artinya, hanya pengamat di belahan Bumi Utara atau di atas garis khatulistiwa yang bisa menikmati lintasan meteor Ursid. 

Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan Bumi Utara. Untuk pengamat di belahan Bumi Selatan, Ursa Minor terbit hampir bersamaan dengan Matahari terbit. Jadi hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tinggal di bawah garis khatulistiwa.

Puncak hujan meteor Ursid terjadi tanggal 21-22 Desember 2023 dan meteor yang melintas di langit akan bergerak dengan kecepatan 33 km/jam. Saat mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 10 meteor per jam dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi Bumi. Hujan meteor Ursid terbit pukul 04:07 WIB dari Bandung. Tapi untuk pengamat Indonesia di belahan bumi Utara atau di utara khatulistiwa seperti di Banda Aceh, hujan meteor ini bisa mulai diamati sejak pukul 01:22 WIB

Peristiwa

5 Desember — Okultasi Beta Tauri oleh Bulan

Screenshot

Bulan berpapasan dekat dan bahkan mengokultasi bintang beta Tauri. Bintang Beta Tauri atau Elnath akan tampak menghilang di balik Bulan dan kemudian melintasi Bulan sampai keluar dari balik Bulan. Pengamat di indonesia kecuali sebagian Sumatera bisa menyaksikan peristiwa ini. Secara umum, bintang Elnath akan menghilang mulai pukul 19:54 WIB sampai dengan 22:07 WIB. Di Bandung, okultasi Beta Tauri oleh Bulan dimulai pukul 19:54 WIB dan berakhir 20:51 WIB.

7 Desember — Bulan — Jupiter

Papasan Bulan dan Jupiter 7 desember 2025 pukul 23:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Jupiter 7 desember 2025 pukul 23:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan berpapasan dengan Jupiter dan hanya terpisah 3,6º. Keduanya bisa diamati mulai jelang tengah malam sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit pukul 20:35 WIB dan disusul Jupiter dua menit kemudian. Bulan dan Jupiter bisa diamati di rasi Gemini dan keduanya akan mencapai titik tertinggi 61º di atas horison utara pukul 02:24 WIB. Saat Matahari terbit, kedua objek ini berada pada ketinggian 40º di atas horison barat. 

8 Desember — Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Ketinggian Merkurius saat Matahari terbit 8 Desember 2025 pukul 05:36 WIB. Kredit: Stellarium
Ketinggian Merkurius saat Matahari terbit 8 Desember 2025 pukul 05:36 WIB. Kredit: Stellarium

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi barat maksimum yang dicapai Merkurius 20,7º. Artinya, Merkurius akan berada 0,7º di arah barat Matahari. Merkurius yang berada di rasi Libra bisa diamati dengan kecerlangan -0,4 magnitudo. Merkurius terbit pukul 04:07 WIB.

18-19 Desember — Bulan — Merkurius — Antares

Sebelum fajar menyingsing, jika area timur pengamat bebas dari pohon dan gedung tinggi, maka Merkurius, Bulan, dan bintang Antares akan tampak membentuk segitiga. Tanggal 18 Desember, Bulan terbit lebih dahulu pada pukul 03:45 WIB disusul Merkurius pukul 04:15 WIB, dan Antares pukul 04:17 WIB.

Tanggal 19 Desember, Antares terbit lebih dahulu pada pukul 04:13 WIB, disusul Merkurius pukul 04:17 WIB, dan Bulan pukul 04:34 WIB.

Jendela waktu pengamatan cukup pendek karena ketiganya rendah di ufuk timur, dan pendar cahaya fajar sudah mulai mendominasi langit.

21 Desember – Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara ; Summer Solstice – Belahan Selatan)

Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan. Selain itu, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan siang terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah malam terpanjang.

Titik balik musim dingin akan terjadi tanggal 21 Desember pukul: 22:03 WIB, ketika Matahari berada di rasi Sagittarius. 

27 Desember — Bulan — Saturnus

Papasan Bulan dan Saturnus tanggal 27 Desember 2025 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium
Papasan Bulan dan Saturnus tanggal 27 Desember 2025 pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Bulan setengah berpapasan dengan Saturnus sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam jelang tengah malam. Saturnus pukul 23:17 WIB, dan disusul Bulan pukul 23:36 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Minggu ketiga Desember menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru.

BintangMagRasiTerbit (WIB)Terbenam (WIB)
Acrux1.3Crux00:3914:33
Gacrux1.6Crux00:5614:25
Mimosa (? Cru)1.3Crux01:0814:47
? Centauri0.6Centaurus02:2216:04
Spica1.0Virgo02:2814:41
? Centauri0.0Centaurus02:5716:40
Arcturus–0.05Boötes03:3415:16
Antares1.1Scorpius05:2317:53
Lesath2.7Scorpius06:1719:03
Shaula1.6Scorpius06:2019:05
Rasalhague2.1Ophiuchus06:4918:38
Kaus Australis1.8Sagittarius07:1719:53
Vega0.0Lyra08:1119:24
Altair0.8Aquila09:0620:56
Deneb1.2Cygnus10:2121:22
Enif2.4Pegasus11:0022:48
Fomalhaut1.2Piscis Austrinus11:5200:22 (+1)
Alpheratz2.1Andromeda13:3501:01 (+1)
Achernar0.46Eridanus14:0303:29 (+1)
Aldebaran0.9Taurus17:5405:35 (+1)
Rigel0.2Orion18:2006:26 (+1)
Capella0.1Auriga18:5605:55 (+1)
Canopus–0.74Carina18:5608:12 (+1)
Betelgeuse0.5Orion19:0807:03 (+1)
Sirius–1.46Canis Major19:4608:05 (+1)
Procyon0.38Canis Minor20:5108:48 (+1)
Regulus1.4Leo23:2311:13 (+1)

Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan. 

Peta Bintang 1 Desember 2025

Peta Bintang 15 Desember 2025

Kampanye Langit Gelap

10–19 Desember — Kampanye Globe At Night

Di bulan Desember, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 10—19 Desember. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Pengamat di utara bisa mengamati rasi Perseus, sedangkan pengamat di selatan mengamati rasi Orion. Pengamatan dilakukan mulai pukul 20:00 – 22:00 waktu lokal.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya. 

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Pesan Radio dari Bintang Katai Merah Dekat
Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Kisah Perjalanan Alam Semesta
Simulasi Tata Surya dalam Dua Dimensi
Planet Batuan Lahir Dari Planet Gas Raksasa?
Ayo Mengukur Keliling Bumi! - bagian 1

Langanan LS