langitselatan
Beranda ยป Jejak Nusantara di Peta Tata Surya

Jejak Nusantara di Peta Tata Surya

Ketika penjelajahan antariksa bukan lagi impian, dan saat akan menjelajah Tata Surya, ada nama-nama yang terasa akrab tertera pada peta planet dan satelit. 

Peta eksplorasi Tata Surya sampai saat ini. Kredit: Pop Chart Lab

Kartini, Borobudur, Dewi Ratih, bahkan Amed. Nama-nama Indonesia terpatri pada peta permukaan Merkurius, Venus bahkan sampai Titan.  Kalau asteroid dengan nama Indonesia memang ada. Tapi di permukaan planet lain? Bagaimana bisa?

Ini bukan peta Tata Surya bikinan Indonesia, tapi peta yang dipakai seluruh dunia. Cita-citanya, untuk penjelajahan antar planet di masa depan. Pada saat itu, kita punya peta yang ada nama-nama khas Indonesia tersebar di Tata Surya.

Bagaimana nama-nama yang begitu akrab dengan Indonesia ini bisa ada dalam peta? Siapa yang memilih? Dan lagi, mengapa tiap planet punya cerita nama yang berbeda? 

Mari kita telusuri ceritanya. 

Pada peta Tata Surya, setiap palung, ngarai, kawah, punggungan gunung, gunung,  bukit, โ€œmahkotaโ€, sampai bongkah batu raksasa di asteroid punya nama resmi. Setiap nama punya arti dan tema berbeda. Yang lebih menarik, kawah di satu planet ternyata punya tema yang berbeda dengan planet lainnya.

Proses Penamaan

Nama untuk fitur di permukaan sebuah benda langit, seperti pada planet, satelit alam, asteroid, dikelola oleh IAU (Asosiasi Astronom Internasional) lewat Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). 

Nama atau nomenklatur planetari diperlukan supaya kita bisa mengidentifikasi fitur di permukaan planet ataupun satelit alam. Sama seperti di Bumi, kita juga punya nama untuk setiap gunung, kawah, danau, teluk, lautan. Tentunya lebih mudah mengingat nama Gunung Everest atau Danau Segara Anak dibanding mengingat kode setiap fitur. Hal yang sama juga diterapkan pada fitur planet dan satelit alam di Tata Surya. Fiturnya sama seperti di Bumi ada kawah, gunung, dataran, teluk, lautan, palung, dll.

Untuk penamaan, usulan nama beserta alasan memilih nama tersebut disertai posisi fitur  (lintang dan bujur) di planet atau satelit bisa diajukan ke WGPSN.  Nama yang diajukan juga harus sesuai dengan tema yang ditetapkan untuk jenis fitur pada objek-objek keplanetan.  Setelah nama diusulkan, ada proses seleksi dan jika disetujui, akan disahkan WGPSN, dan dimasukkan ke Gazetteer of Planetary Nomenclature. 

Setelah nama fitur secara resmi ada di nomenklatur planet, maka nama tersebut bisa digunakan di peta dan publikasi ilmiah maupun populer. 

Di Balik Nama Fitur

Untuk memudahkan, nama-nama fitur di planet punya tema tertentu yang jadi benang merah untuk keteraturan atau keserasian penamaan sekaligus menghindari benturan kesamaan nama di objek berbeda. 

Di sinilah keunikan tiap planet terlihat: ada yang memilih nama seniman, ada yang memilih dewi kesuburan, ada pula yang memilih danau-danau di Bumi atau karakter fiksi karya Tolkien dan Asimov! 

Tak hanya itu. Nama-nama yang digunakan tidak eksklusif melainkan melibatkan nama dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jadi jangan kaget kalau menemukan Borobudur bukan hanya ada di Jawa Tengah, tapi juga di Merkurius. Bukan candi tapi palung. 

Pada laman ini kami sertakan sekilas tema penamaan dari planet dan satelit yang ada nama Indonesia untuk memberikan gambaran untuk menjelajah planet. Juga Bulan, Europa, dan Enceladus yang jadi sasaran penjelajahan antariksa.

Merkurius

Peta Merkurius. Kredit: USGS

Mari kita mulai cerita penamaan ini dari planet terdekat dari Matahari. Di planet ini, ada 414 kawah yang sudah dinamai dengan nama para penulis, artis, dan komposer. Penamaan ini merupakan penghargaan atas karya yang melintasi zaman dan terkenal selama lebih dari 50 tahun. Selain itu, fitur-fitur planet ini juga diberi nama karya arsitektur, kapal penjelajah, kota-kota kuno, hingga kata โ€œpanasโ€ dari berbagai bahasa. Di sinilah Raden Saleh berdampingan dengan maestro dunia, sementara nama-nama arsitektur seolah mengukir โ€œparitโ€ dan โ€œtebingโ€ di kerak Merkurius.

Venus 

Peta Venus. Kredit: USGS

Di planet yang sering diasosiasikan dengan perempuan, nama yang dipilih juga tak jauh dari nama-nama perempuan. Mulai dari para dewi hingga para tokoh perempuan di dunia nyata. Kawah di Venus diberi nama para tokoh perempuan, ngarai dari dewi bulan, mahkota (corona) dari dewi kesuburan, sampai aliran lava yang juga bernuansa feminin. Kita bertemu Kartini sebagai kawah, melintasi Kasma Dewi Ratih, dan menyusuri Korona Kumang serta Fluktus Djata, jejak kisah Nusantara yang menempel pada permukaan Venus.

Bulan

Peta Bulan. Kredit: Maps.com

Untuk permukaan Bulan, para astronom memberi nama para ilmuwan, insinyur, dan penjelajah. Sementara โ€œlautโ€, โ€œdanauโ€, dan โ€œtelukโ€ di Bulan memakai istilah Latin puitis, ketenangan, badai, hujan. Kalau bisa ke Bulan, kita seperti berjalan menyusuri atlas klasik, dari Mare Tranquillitatis yang hening hingga tebing-tebing yang mengabadikan para perintis langit. Tidak ada nama Indonesia di Bulan, tapi Bulan bisa jadi tujuan pertama penjelajahan manusia saat keluar dari Bumi. Apalagi dengan ide pembangunan pangkalan di kutub selatan Bulan.

Mars 

Peta Mars. Kredit:
Abdullah Al Ateqi, Dimitra Atri and Dattaraj B. Dhuri/NYUAD

Pindah ke planet merah tetangga Bumi, kawah-kawah besar memakai nama ilmuwan dan penulis yang membangun imajinasi Mars, sedangkan kawah kecil diambil dari kota/desa kecil di Bumi. Maka Amed dari Bali hadir di peta Mars, bertetangga dengan lembah-lembah panjang (valles) yang meminjam nama bintang dan sungai dari berbagai budaya.

Io

Satelit Jupiter yang sangat aktif dengan erupsi gunung apinya ini juga punya fitur vulkanik yang diberi nama dengan tema unik. Pusat-pusat letusannya dinamai dengan nama dewa api, petir, dan pandai besi, dan kadang menyitir Inferno milik Dante.

Rhea 

Satelit di Saturnus ini seperti sedang menuturkan mitos penciptaan, banyak yang berasal dari Asia. Di sini ada Lowalangi, Tuwale, dan Ameta, nama-nama yang membawa aroma Nias dan Maluku ke dunia Saturnus.

Titan 

Peta Titan. Kredit: NASA

Di satelit yang mirip Bumi purba ini, ada pesta lintas budaya dan fiksi. Di sini ada nama danau-danau dari Bumi, lautan dari makhluk laut mitologi, teluk dari nama teluk dalam lautan dan fjord (teluk daratan) di Bumi, sungai dari dongeng, gurun pasir dari dewa angin, guratan dari dewa hujan. Bagi para penggemar Tolkien dan Asimov, datanglah ke Titan dan kunjungi bukit-bukit dan pegunungan yang namanya berasal dari karakter dan pegunungan di Middle-Earth. Atau kunjungi Freta alias selat yang dinamai karakter dari trilogi Foundation karya Isaac Asimov. Jangan lupa kunjungi Sinus Boni yang namanya datang dari Teluk Bone di Sulawesi.

Asteroid 

Selain fitur di permukaan planet, nama-nama Indonesia juga bisa ditemukan dalam nama asteroid. Kita punya enam tokoh yang diabadikan sebagai nama asteroid. Keenam tokoh ini merupakan mantan Kepala Observatorium Bosscha yang sudah berkiprah membangun astronomi di Indonesia. Ke-6 nama asteroid itu adalah 5408 The (The Pik Sin), 12176 Hidayat (Bambang Hidayat), 12177 Raharto (Moedji Raharto), 12178 Dhani (Dhani Herdiwijaya), 12179 Taufiq (Taufiq Hidayat), 12937 Premadi (Premana W. Premadi). Selain itu, ada nama-nama gunung seperti Malabar, Rinjani, Merapi, Tambora, Krakatau.  

Peta Didymos. Kredit: Gazetteer of Planetary Nomenclature

Nama alat musik perkusi Indonesia yaitu gong dalam gamelan juga dijadikan nama bongkahan dalam peta permukaan asteroid Didymos, yang jadi target uji coba misi DART. Saksum Gong bukan hanya bongkahan batu tetapi juga dijadikan jangkar meridian utama dalam sistem garis bujur asteroid Didymos.

Exoplanet

Di masa depan, seandainya penjelajahan antariksa sudah mencapai bintang-bintang lain, jangan lupa juga untuk mengunjungi sistem bintang Dofida dengan planetnya Noifasui. Pasangan ekstrasolar ini juga memperoleh nama dari Nias, Indonesia, lewat sayembara penamaan planet di tahun 2019.

Catatan Untuk Masa Depan

Kata orang, nama adalah doa. Sebuah harapan yang disisipkan dalam sebuah nama. Harapan untuk masa depan. Dan nama-nama pada peta langit maupun peta Tata Surya ini bukan sekedar label pada koordinat planet yang memudahkan untuk diingat dan dikenali. Atau sekedar nama yang melekat pada planet, satelit, asteroid, ataupun komet. 

Nama-nama ini menyimpan cerita baik dari sisi budaya maupun dari perjalanan dan karya manusia. Kisah yang bisa kita ceritakan bukan saja tentang astronomi tapi juga mitologi, kisah perjalanan para tokoh dan kepahlawanannya, kisah sastra dan karya besar para penulisnya, atau karya arsitektur megah di Bumi dan banyak cerita lain di balik tiap nama. Dari nama-nama tersebut kita bisa membangun bukan hanya ketertarikan pada sains tapi juga sosial, budaya, musik, sastra, lukisan, dan masih banyak lagi.

Astronomi itu gerbang pengetahuan.. dan kita bisa memulainya dari sebuah nama. Tak hanya itu.Pada planet-planet ini ada inklusivitas yang diupayakan karena kita semua berada di bawah satu langit yang sama dengan harapan penjelajah masa depan juga bisa mengenali cerita yang sudah ditorehkan di Bumi selama ribuan tahun. 

Dari Fosa Borobudur di Merkurius hingga Lakus Toba di Titan, dari Sinus Boni sampai Noifasui, kita bisa menemukan Indonesia di antara planet dan bintang-bintang. Cerita dari Indonesia untuk semesta bisa dibaca dalam peta perjalanan Tata Surya sampai ke penjelajahan antarbintang. 

Selamat menjelajah Tata Surya!


LAMPIRAN

Tabel nama-nama Indonesia
Tabel Nama Indonesia di Asteroid
Nama Asal NamaCatatan
11431 KarelbosschaKarel A.R. Bosscha Pendiri Observatorium Bosscha
11432 KerkhovenRudolf A. Kerkhoven Ikut mendukung dan membantu pendirian Observatorium Bosscha. Warisannya, Leids Kerkhovenโ€“Bosscha Fonds masih terus mendukung Observatorium Bosscha
118102 RinjaniMount Rinjani, LombokGunung Rinjani
12176 HidayatBambang Hidayat Direktur Bosscha 1968-1999, dan Wakil Presiden IAU 1994 – 2000
12177 RahartoMoedji Raharto Direktur Bosscha 2000-2003
12178 DhaniDhani Herdiwijaya Direktur Bosscha 2004-2005
12179 TaufiqTaufiq Hidayat Direktur Bosscha 2006โ€“2009
12937 PremadiPremana W. Premadi Pendiri dan ketua UNAWE Indonesia (2007โ€“2013)
2019 van AlbadaG.B. van Albada Astronom Belanda. Direktur Bosscha 1949โ€“1958
2307 GarudaGaruda Mitologi India; lambang negara RI
46824 TamboraGunung TamboraNama gunung api di Indonesia
536 MerapiGunung MerapiNama gunung api di Indonesia
5408 TheThรฉ Pik SinDiberi nama saat ultah ke-65. Direktur Bosscha 1959โ€“1968
5494 JohanmohrJohan Maurits Mohr Pendiri Observatorium Mohr di Batavia. Kontribusi pengamatan Transit Venus
7172 MultatuliMultatuli/E.D. DekkerPenulis Novel Max Havelaar
731 Sorgaโ€˜Sorga/Surgaโ€™ Heaven dalam bahasa Indonesia
732 TjilakiSungai Cilaki (Tjilaki) Sungai di Jawa Barat. Sebelum 1947 ditulis โ€˜Tjilakiโ€™
754 MalabarGunung MalabarNama gunung di Jawa Barat
770 BaliPulau BaliDari nama pulau Bali
772 TaneteTanete Nama daerah di Sulawesi
85047 KrakatauKrakatau (Krakatoa) Gunung api di Indonesia
863 BenkoelaBenkoelen/Bengkulu Nama kota di Indonesia
Nama Bintang dan Planet
NamaObjekKategoriAsal Nama
DofidaHD 117618BintangBintang kita dalam bahasa Nias
NoifasuiHD 117618bPlanetPlanet yang telah mengelilingi bintang kita (Dofida)
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?
Jambore Nasional Klub Astronomi 2024
Seperti Apa Bentuk Supernova?
Fenomena Langit Bulan November 2025
Fenomena Langit Bulan Oktober 2024

Langanan LS