langitselatan
Beranda » Kandidat Planet di Bintang Rigel Kentaurus, Tetangga Tata Surya

Kandidat Planet di Bintang Rigel Kentaurus, Tetangga Tata Surya

Pengumuman: Tetangga terdekat kita, bintang Rigel Kentaurus atau Alpha Centauri A ternyata menyembunyikan planet raksasa. 

Ilustrasi planet di bintang Rigel Kentaurus. Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI, R. Hurt (Caltech/IPAC)
Ilustrasi planet di bintang Rigel Kentaurus. Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI, R. Hurt (Caltech/IPAC)

Tentu saja ini berita gembira. Selama ini sebagian besar planet memang ditemukan pada bintang-bintang jauh. Bahkan sampai saat ini sudah hampir 6000 planet yang terkonfirmasi keberadaannya. Di antara planet-planet itu, ada juga yang mengorbit bintang di lingkungan Matahari. 

Berburu Exoplanet Di Bintang Tetangga

Salah satu bintang yang jadi sasaran pencarian planet sejak dulu adalah sistem bintang Alpha Centauri. Bintang Alpha Centauri bukan bintang tunggal. Sistem ini terdiri dari pasangan bintang ganda Alpha Centauri A (Rigel Kentaurus) dan Alpha Centauri B (Toliman) yang mirip Matahari, dan bintang Proxima Centauri yang lebih redup dan kecil. 

Alpha Centauri memang tetangga terdekat kita, hanya 4 tahun cahaya. Tentu saja, kita juga ingin tahu apakah ada planet di bintang tetangga kita itu?

Pertanyaan ini tentu membawa para astronom pada pencarian panjang. Hasilnya, tentu saja penemuan planet maupun kandidat planet. 

Salah satunya adalah bintang Proxima Centauri yang jaraknya 4,24 tahun cahaya. Bintang ini diketahui punya 3 planet dengan Proxima b merupakan planet batuan di zona laik huni. Tapi, Proxima Centauri merupakan bintang katai merah. Bintang yang lebih redup dan dingin dari Matahari. 

Bagaimana dengan bintang Alpha Centauri A dan Alpha Centauri B yang mirip Matahari? 

Bintang Alpha Centauri B diketahui juga punya kandidat planet yang ditemukan lewat pengamatan kecepatan radial dengan instrumen HARPS pada VLT ESO. Tapi planet ini tak pernah terkonfirmasi keberadaannya.

Sementara itu, pada tahun 2021, para astronom menemukan kandidat planet C1 di Alpha Centauri A.  Pengamatan C1 dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan teleskop VLT milik ESO selama 100 jam. Hasilnya memang belum memberikan kepastian keberadaan planet. 

Akan tetapi, untuk mengonfirmasi keberadaan kandidat-kandidat planet tersebut terbukti tidak mudah dan penuh tantangan. Muncul ide untuk melakukan pengamatan pada panjang gelombang inframerah-menengah dimana planet-planet hangat bisa lebih bersinar terang dari pada di cahaya tampak. 

Pengamatan Langsung

Citra sistem bintang Alpha Centauri dari beberapa observatorium landas Bumi dan antariksa dari kiri ke kanan: Digitized Sky Survey (DSS), Teleskop Antariksa Hubble (NASA), dan Teleskop Antariksa James Webb (NASA). Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI, DSS, A. Sanghi (Caltech), C. Beichman (NExScI, NASA/JPL-Caltech), D. Mawet (Caltech); Proses Citra: J. DePasquale (STScI)
Citra sistem bintang Alpha Centauri dari beberapa observatorium landas Bumi dan antariksa dari kiri ke kanan: Digitized Sky Survey (DSS), Teleskop Antariksa Hubble (NASA), dan Teleskop Antariksa James Webb (NASA). Kredit: NASA, ESA, CSA, STScI, DSS, A. Sanghi (Caltech), C. Beichman (NExScI, NASA/JPL-Caltech), D. Mawet (Caltech); Proses Citra: J. DePasquale (STScI)

Kehadiran Teleskop Antariksa James Webb memang jadi terobosan. Instrumen inframerah-menengah atau Mid-Infrared Instrument (MIRI), jadi jawaban untuk perburuan planet di Alpha Centauri A. 

Agustus 2024, para astronom menggunakan koronagraf yang ada di MIRI untuk menghalangi cahaya dari bintang Alpha Centauri A. 

Tapi, masih ada cahaya dari Alpha Centauri B yang cukup terang dan mengganggu pengamatan. Setelah para astronom meniadakan cahaya kedua bintang, mereka berhasil menemukan objek baru yang 10.000 kali lebih redup dari Alpha Centauri A. Objek ini terpisah dari bintang dengan jarak 2 kali jarak Bumi dan Matahari.

Untuk mengonfirmasi keberadaan objek terduga planet tersebut, para astronom butuh lebih banyak data. Karena itu pengamatan lanjutan dilakukan bulan Februari dan April 2025, namun tidak ada objek yang tampak saat pengamatan Agustus 2024.

Sepertinya kandidat planet ini menghilang.

Untuk menyelidiki misteri ini, para astronom beralih pada model komputasi untuk melakukan jutaan simulasi orbit. Tujuannya jelas untuk menguji berbagai potensi orbit dan skenario yang mungkin dari pengetahuan yang diperoleh saat pengamatan planet maupun saat planet menghilang. 

Simulasi ini juga memperhitungkan data pengamatan kandidat exoplanet oleh VLT ESO pada tahun 2019, data baru Teleskop Webb, dan orbit yang memungkinkan planet untuk tetap stabil dengan kehadiran bintang Alpha Centauri B. Dengan kata lain, gravitasi bintang Alpha Centauri B tidak akan melontarkan planet keluar dari sistem. Hasilnya, planet bergerak terlalu dekat dengan bintang hingga tidak tampak saat pengamatan bulan Februari dan April 2025. 

Jika kandidat planet ini terkonfirmasi, maka ini adalah planet terdekat dengan Bumi yang mengorbit dari zona laik huni bintang serupa Matahari. Dari kecerlangannya, kandidat planet ini merupakan planet gas raksasa dengan massa setara Saturnus. Karena itu, meski berada di zona laik huni, planet ini tidak akan bisa mendukung kehidupan. Selain itu, planet ini bergerak dalam orbit lonjong yang bervariasi antara 1-2 jarak Bumi dan Matahari. 

Tetangga Baru

Penemuan kandidat planet di Alpah Centauri A bukan sekedar menemukan tetangga baru di samping rumah tata Surya yang luar biasa besar halamannya. 

Keberadaan planet di bintang tetangga yang mirip dengan Matahari merupakan kesempatan bagus untuk mengumpulkan data sistem planet selain Tata Surya.

Tapi, mengumpulkan data dari bintang tetangga juga tidak mudah karena bintang Alpha Centauri ini sangat terang, jaraknya dekat, dan bergerak sangat cepat di langit. Alpha Centauri atau Rigil Kentaurus merupakan bintang paling terang ke-3 di langit malam. 

Teleskop Webb jadi jawaban untuk penemuan ini meskipun teleskop ini dirancang untuk berburu galaksi jauh di Alam Semesta. Untuk itu, urutan pengamatan khusus dirancang supaya Webb bisa memotret target ini. Setelah melakukan beberapa kali pengamatan, analisis data yang teliti, serta pemodelan komputer yang ekstensif, para astronom menyimpulkan kalau sumber cahaya yang dilihat Webb memang sebuah planet. Bukan galaksi latar belakang, asteroid yang kebetulan lewat, atau artefak alat.

Jika berhasil dikonfirmasi, kandidat planet ini akan jadi tonggak baru pencitraan langsung exoplanet. Planet ini merupakan yang paling dekat dengan bintangnya di antara planet-planet yang pernah dipotret langsung, paling mirip dalam temperatur dan usia dengan planet gas raksasa di Tata Surya, serta paling dekat dengan Bumi. 

Keberadaannya di sistem bintang ganda dekat juga akan menantang teori pembentukan dan kelangsungan planet di lingkungan yang kacau.

Jika terbukti, maka kandidat planet ini berpotensi jadi objek rujukan bagi pengamatan exoplanet, membuka peluang karakterisasi detail dengan Teleskop Webb maupun Teleskop Nancy Grace Roman di masa depan. 

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Toko LS
tanya LS

Paling Banyak Dicari

Fenomena Langit Bulan Desember 2025
Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?
Jambore Nasional Klub Astronomi 2024
Seperti Apa Bentuk Supernova?
Fenomena Langit Bulan November 2025
Fenomena Langit Bulan Oktober 2024

Langanan LS