Planet tidak muncul dengan tiba-tiba, sudah terbentuk sempurna, dan siap untuk dipelajari astronom.

Foto hasil gabungan pengamatan ALMA dan JWST, yang memperlihatkan awan gas di sekeliling bayi bintang HOPS-315. Dari pusat bintang tampak dua kerucut materi terlempar ke luar angkasa dengan arah berbeda dalam pola kupu-kupu, sedangkan jet materi yang lebih kecil tampak terbang keluar dari bintang. Kredit: ALMA (ESO/NAOJ/ NRAO), M.K.McClure et. al. /JWST: NASA, ESA, CSA, STScI, M.K.McClure et. al.
Seperti manusia, planet juga bertumbuh secara bertahap. Tahap pertama, planet berawal dari butiran-butiran debu kecil yang terbentuk dalam awan gas di sekeliling bayi bintang. Piringan gas ini kita kenal dengan sebutan piringan protoplanet. Butiran debu di dalam piringan ini merupakan hasil kondensasi dari bagian terpanas di awan. Mirip seperti tetes air hujan di Bumi, yang terbentuk di awan.
Seiring waktu, butiran-butiran debu ini bertabrakan dan bergabung, membentuk batu-batu kerikil. Ketika kerikil-kerikil yang menggumpal sudah cukup banyak, maka terjadi keruntuhan akibat beratnya sendiri dan membentuk batuan seukuran asteroid yang menarik materi di sekelilingnya dan bertumbuh jadi planet.
Inilah skenario pembentukan Bumi dan planet-planet lainnya di Tata Surya, ketika Matahari masih sangat muda.
Para astronom sudah mengetahui bagaimana planet terbentuk. Tapi bagaimana proses pembentukan planet dimulai, masih jadi misteri. Untuk bisa melihat bagaimana awal kehidupan planet, para astronom berburu bintang muda yang punya piringan protoplanet. Sampai saat ini, ketika para astronom melihat bayi bintang, mereka hanya menemukan planet baru yang terbentuk sempurna dan sudah melahap habis seluruh gas dan debu di sekitarnya.
Kali ini, untuk pertama kalinya, para astronom menangkap butiran debu pertama yang mengembun di wilayah terpanas di awan, menandai awal pembentukan planet di bintang lain. Mereka menemukan materi padat pertama yang baru mulai terbentuk di sekeliling bintang muda HOPS-315 yang jaraknya 1300 tahun cahaya dari Bumi. Yang keren, para astronom bisa memotret bintang muda ini.
Menurut para astronom, bintang HOPS mirip Matahari ketika masih bayi. Karena itu, dengan menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) dan Teleskop Antariksa James Webb (JWST) di luar angkasa, akhirnya para astronom bisa menangkap sepintas masa lalu bayi Tata Surya…… lebih dari 4 miliar tahun lalu!
Para astronom menggunakan menggunakan foto bayi Tata Surya ini untuk meneliti situasi dan kondisi lingkungan di mana planet tempat tinggal kita ini bertumbuh. Dengan mempelajari gas di sekeliling bintang muda dan mengamati pertumbuhan butiran debu dari waktu ke waktu, maka astronom bisa mempelajari kapan dan bagaimana proses pembentukan planet baru.
Fakta keren:
Di Tata Surya, sebagian batuan pertama yang terbentuk, masih terperangkap di dalam meteor kuno, yang kadang jatuh ke Bumi! Dengan mempelajari materi di dalam pengunjung kosmik ini, para astronom menemukan usia Tata Surya yang sebenarnya.















Tulis Komentar