Para astronom jadi saksi perseteruan kosmik kala satu galaksi menusuk galaksi lain dengan tombak radiasi yang sangat kuat dan membuat salah satu galaksi mandul.

Perang antar galaksi! Kira-kira itulah yang sedang terjadi. Ini bukan hanya ada dalam sains fiksi tapi pada kehidupan nyata di kedalaman Alam Semesta. Singkatnya, ini peristiwa tabrakan kosmik antar galaksi di Alam Semesta. Peristiwa yang sudah dan terus terjadi ketika dua galaksi bertemu, bertabrakan, dan akhirnya bergabung.
Tapi, kali ini ada yang beda. Kita bisa menyaksikan peristiwa tersebut dengan sangat detail lewat pengamatan Very Large Telescope (VLT) ESO dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di gurun Atacama, Chille. Pengamatan dengan instrumen resolusi tinggi memungkinkan para astronom memisahkan galaksi yang tampak jadi satu jadi dua komponen galaksi berbeda.
Perang antar galaksi

Kisah ini terjadi di kedalaman Alam Semesta saat dua galaksi terkunci dalam peperangan yang menegangkan. Bak dua ksatria yang sedang bertarung, kedua galaksi tersebut saling melaju dengan kecepatan 500 km/s, menghantam lawan dalam tabrakan brutal, mundur dan bersiap untuk ronde berikutnya. Mirip pertarungan para ksatria dalam turnamen jousting alias turnamen adu tombak berkuda di abad pertengahan. Karena itu, para astronom menjuluki pertarungan galaksi ini sebagai “cosmic joust” atau “pertarungan kosmik” atau bisa juga “adu tombak kosmik”.
Akan tetapi, pertarungan ksatria galaksi ini tidak bisa dibilang adil. Salah satunya menggunakan pedang radiasi dari kuasar untuk menikam galaksi lawan.
Kuasar. Ini adalah inti aktif yang sangat terang pada galaksi-galaksi jauh yang melepaskan sejumlah besar radiasi dan ditenagai oleh lubang hitam supermasif.
Merger atau penggabungan dua galaksi maupun kuasar bukan hal asing. Ini adalah bagian dari perjalanan kehidupan galaksi yang umum terjadi. Apalagi saat Alam Semesta masih muda pada beberapa miliar tahun pertama pembentukannya. Karena itu, untuk bisa mengamati peristiwa ini, para astronom melakukan perjalanan waktu berburu cahaya yang datang dari masa lalu dengan teleskop-teleskop canggih.
Akhir Pertarungan
Voila. Para astronom pun bisa menyaksikan pertarungan adu tombak skala kosmik ketika cahaya yang sudah berkelana selama 11 miliar tahun mencapai Bumi. Dan kita pun bisa menyaksikan pertarungan galaksi ketika usia Alam Semesta hanya 18% dari usianya saat ini.
Untuk pertama kalinya, kita bisa menyaksikan secara langsung pengaruh radiasi dari kuasar mempengaruhi struktur internal gas dalam galaksi normal pasangannya. Pedang radiasi kuasar yang menusuk galaksi lawan menghancurkan awan gas dan debu di dalamnya. Bahan utama pembentukan bintang pun hancur menyisakan wilayah kecil yang sangat padat. Wilayah yang tersisa terlalu kecil untuk kelahiran bintang-bintang baru.
Akibatnya, galaksi yang terluka ini pun terhambat atau tidak lagi bisa memproduksi bintang karena palung kelahiran bintang yang tersisa sudah mengalami transformasi besar-besaran.
Tak hanya itu.
Penggabungan ini juga membawa serta sejumlah besar gas ke lubang hitam supermasif di pusat galaksi. Dalam pertarungan kosmik, gas baru ini tentu saja kemudian jadi bahan bakar untuk menenagai kuasar. Dan seiring dengan lubang hitam yang melahap materi, kuasar bisa meneruskan serangan yang mematikan.
Tulis Komentar