langitselatan
Beranda » Nebula Sabit: Busur Awan Gas di Rasi Angsa

Nebula Sabit: Busur Awan Gas di Rasi Angsa

Di balik kegelapan malam tersimpan objek-objek menakjubkan, salah satunya adalah Nebula Sabit. Nebula baur redup berupa nebula emisi berbentuk busur di rasi Cygnus (Angsa).

Nebula Sabit atau NGC 6888 atau Caldwell 27 yang dipotret oleh Wijaya Sukwanto dan Robin Lim dari Trevinca Skies Remote Observatory. Kredit: Wijaya Sukwanto dan Robin Lim
Nebula Sabit atau NGC 6888 atau Caldwell 27 yang dipotret oleh Wijaya Sukwanto dan Robin Lim dari Trevinca Skies Remote Observatory. Kredit: Wijaya Sukwanto dan Robin Lim

Nebula Sabit (Crescent Nebula) atau yang kita kenal juga sebagai NGC 6888, Caldwell 27, atau Sharpless 105, berada sekitar 5.000 tahun cahaya di antara bintang Gamma Cygni dan Eta Cygni. Nebula ini merentang hingga 25 tahun cahaya dan menyimpan bintang masif yang sangat panas di pusatnya.

Pengamatan

Bintang Wolf-Rayet WR 136. Bintang masif di pusat Nebula Sabit tampak jelas dalam foto yang diabadikan oleh astrofotografer Indonesia, Wijaya Sukwanto dan Robin Lim, menggunakan teleskop Planewave CDK17 di Trevinca Skies Remote Observatory, Spanyol.

Dalam foto, tampak jelas gelembung gas merah diselimuti lapisan biru yang membentuk struktur sabit. Kilauan awan berwarna merah dan biru ini merupakan gas terionisasi, utamanya gas hidrogen ketika terpapar radiasi ultraviolet dari bintang di pusat. Warna merah merupakan gas hidrogen yang terionisasi, sedangkan warna biru yang tampak menyelubungi Nebula Sabit berasal dari jejak oksigen. Gas hidrogen dan oksigen yang membentuk gelembung awan cantik ini merupakan gas yang dihembuskan keluar oleh bintang WR 136 di pusat.

Nebula Sabit menjadi target menarik bagi para pengamat langit, terutama di musim panas di belahan utara ketika rasi Cygnus berada tinggi di langit malam. Bagi pengamat di Indonesia, bulan Agustus merupakan waktu terbaik untuk menikmati keindahan rasi angsa ini.

Foto pada laman ini merupakan hasil pengamatan dengan filter H-Alpha (merah) dan OIII (biru) yang meningkatkan kontras nebula dengan latar belakang langit, sehingga detail emisi gas lebih mudah terlihat. Para pecinta astrofotografi juga dapat memanfaatkan kamera CCD dan teknik long exposure untuk menangkap gambar dengan resolusi tinggi, mengungkap keindahan warna dan struktur nebula secara mendalam.

Pembentukan Nebula Sabit

Keberadaan Nebula Sabit memang tak lepas dari peran bintang pusatnya, bintang WR 136 (HD 192163) yang berada pada tahap akhir kehidupannya. Bintang yang massanya 21 kali lebih masif dan 5 kali lebih besar dari Matahari ini memang berada di penghujung hidupnya. Saat ini WR 136 berusia 4,7 juta tahun dengan temperatur 70.000 K. Bintang masif kelas O ini akan mengakhiri hidupnya dalam ledakan dahsyat yang kita kenal sebagai supernova. 

Bintang WR 136 yang berada di pusat NGC 6888 memang sudah mendekati akhir kehidupannya. Tapi sebelum tiba pada tahap ini, WR 136 tersebut sudah terlebih dahulu melalui tahap maharaksasa merah saat bintang mengembang dan melontarkan selbung hidrogennya dengan laju yang tinggi sekitar 250.000 – 400.000 tahun lalu. Bintang WR 136 diperkirakan melepaskan sekitar 5 massa Matahari lapisan terluarnya. 

Seiring evolusi dari tahap maharaksasa ke bintang Wolf-Rayet, WR 136 membentuk angin bintang yang jauh lebih kuat dan melaju dengan kecepatan 1700 km/detik! Selain membentuk angin bintang, laju kehilangan massa pada tahap ini juga makin tinggi. 

Angin super kencang ini menghantam materi yang telah dikeluarkan sebelumnya, sehingga menghasilkan gelombang kejut yang membentuk struktur gelembung asimetris berbentuk sabit. Proses inilah yang menghasilkan keindahan dan kompleksitas struktur Nebula Sabit.

Sejarah Penemuan

Nebula ini pada akhirnya berhasil diamati untuk pertama kalinya oleh William Herschel pada tahun 1792 saat melakukan pengamatan dengan teleskop 47,5 cm. William Herschel menggambarkan kalau yang dilihatnya adalah bintang ganda dengan seberkas cahaya lembut seperti susu yang menghubungkan keduanya. Seiring kemajuan teknologi, seberkas cahaya lembut tersebut berhasil diungkap bukan menghubungkan kedua bintang melainkan menyelimuti dua sisi bintang. Karena itu muncul julukan sabit. Akan tetapi, perkembangan teleskop memperlihatkan kalau bentuk sabit tersebut hanya sebagian kecil dari struktur oval skala besar yang terlihat pada citra-citra modern nebula.

Dengan kecerlangan 7,4 magnitudo, Nebula Sabit tidak tampak dengan mata telanjang, tapi bisa diamati dengan teleskop kecil. Dan nebula ini bisa ditemukan 2º di awah barat daya bintang Sadr atau Gamma Cygni.

Nebula Sabit diberi kode NGC 6888 ketika katalog NGC (New general Catalogue) dibuat oleh John Louis Emil Dreyer pada tahun 1888. Menurut Dreyer, Nebula Sabit ini redup, sangat besar, sangat lebar, dan ada bintang ganda. Bintang ganda di sini mengacu pada pasangan bintang HD 192182, bintang terang di bagian tengah busur sabit pada foto di laman ini. Ini adalah pasangan bintang yang juga ditemukan William Herschel dan terdiri dari bintang dengan kecerlangan 7 magnitudo dan 10 magnitudo. 

Masa Depan Nebula Sabit

Di masa depan, selubung Nebula Sabit mungkin akan mengalami pemampatan dan kembali bersinar. Hal ini diyakini akan terjadi ketika gelombang ledakan yang kuat menyebar keluar dari WR 136, yang akan meledak dalam sebuah supernova. Ledakan tersebut tidak hanya akan mengakhiri kehidupan bintang, tetapi juga menyisakan material logam berat yang penting bagi pembentukan bintang generasi berikutnya.


Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

Kanal LS

Fakta Siklus Matahari

Toko LS
tanya LS
Gerhana

Paling Banyak Dicari

Asteroid 2024 YR4: Ancaman Kecil Yang Bisa Berdampak Besar
Fenomena Langit Bulan Februari 2025
Penemuan Molekul Organik di Piringan Protoplanet
Planet Bumi, Si Kelereng Biru Rumah Kita

Langanan LS