fbpx
langitselatan
Beranda » Jarum Merah di dalam Tumpukan Jerami

Jarum Merah di dalam Tumpukan Jerami

Tim astronom menemukan galaksi jauh yang jaraknya 13,5 miliar tahun cahaya. Namanya galaksi HD1. Dari usianya, galaksi ini hampir mendekati usia alam semesta yang hampir 14 miliar tahun. 

Citra dibuat dengan data teleskop VISTA. Objek merah di tengah pada foto yang diperbesar adalah HD1. Kredit: Harikane et al.

Dari penemuan ini, para astronom menemukan kalau sistem terang seperti HD1 bisa berusia sangat tua. Saking tuanya, sistem ini sudah ada ketika alam semesta baru berusia 300 juta tahun! Jika Teleskop James Webb mengonfirmasi jarak HD1, maka galaksi ini akan jadi yang terjauh yang pernah ditemukan sampai saat ini. 

Astronom mencari galaksi jauh untuk mempelajari bagaimana galaksi terbentuk ketika Alam Semesta baru terbentuk. Nah, informasi ini bisa kita peroleh dari cahaya. Jadi, cahaya memiliki kecepatan tetap, dan meskipun cepat masih ada batasannya. Karena itu, cahaya perlu waktu untuk bisa mencapai kita di Bumi. Cahaya dari objek yang jaraknya satu miliar tahun cahaya, meninggalkan objek itu satu miliar tahun lalu. Dengan kata lain, cahaya sudah menempuh perjalanan satu miliar tahun untuk mencapai kita! 

Karena itu, ketika para astronom mengamati objek jauh, mereka sedang melihat ke masa lalu dan mempelajari masa lalu objek tersebut sesuai dengan cahaya yang kita terima sekarang. 

HD1 diamati pada jarak 13,5 miliar tahun cahaya. Dan tentunya tidak mudah untuk menemukan galaksi yang jaraknya jauh sekali. Para astronom harus menganalisis data pengamatan selama lebih dari 1.200 jam dari teleskop Subaru, VISTA, Teleskop Inframerah UK, dan Teleskop Spitzer. 

Mirip seperti mencari jarum (merah) di dalam tumpukan jerami. Untuk menemukan HD1, para astronom harus mencari di antara lebih dari 700.000 objek! Galaksi yang sangat jauh biasanya tampak semakin merah jika jaraknya makin jauh. Ini karena semakin jauh dari arah pandang kita, cahaya akan mengalami peregangan. Gelombang cahaya yang makin diregangkan akan makin mendekati warna merah pada spektrum. Karena itu fenomena ini kita sebut pergeseran merah. 

HD1 ini merupakan galaksi yang sangat terang. Para astronom pun terkejut karena objek sedemikian terang sudah ada saat Alam Semesta masih sangat muda. Karena teori pembentukan galaksi belum menjelaskan fenomena ini, langkah selanjutnya adalah mencari tahu bagaimana galaksi HD1 terbentuk. Atau apakah HD1 memang sebuah galaksi. Bisa saja HD1 merupakan lubang hitam aktif. 

Tim penemu HD1 berharap, Teleskop James Webb akan membantu untuk menyingkap misteri tersebut. 

Fakta keren:

Jika dikonfirmasi, HD1 akan memecah rekor GN-z11 sebagai galaksi terjauh di alam semesta yang jaraknya 13,4 miliar tahun cahaya dan ditemukan oleh Teleskop Hubble. 


Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang yang dikembangkan dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Yang jadi pertanyaan adalah entah bagaimana caranya seandainya si pengamat pindah ke galaksi lain sejauh 10 milyar tahun cahaya dari bimasakti (5 milyar tc lbh dekat dr galaksi yg sdg diamati tsb), apakah penampakan galaksi jauh tsb masih tetap cuma berupa noktah cahaya berwarna merah atau kah terlihat megah sprti kebanyakan penampakan galaksi2 dekat?