fbpx
langitselatan
Beranda » Elegast, Bintang Katai Coklat Dalam Panjang Gelombang Radio

Elegast, Bintang Katai Coklat Dalam Panjang Gelombang Radio

Hasil kolaborasi teleskop radio LOFAR di Eropa dengan Teleskop Gemini Utara dan InfraRed Telescope Facility (IRTF) di Mauna Kea, Hawai’i, berhasil menemukan katai coklat dari pancaran radio.

Ilustrasi bintang katai coklat Elegast. Kredit: ASTRON / Danielle Futselaar
Ilustrasi bintang katai coklat Elegast. Kredit: ASTRON / Danielle Futselaar

Elegast atau BDR J1750+3809. Inilah katai coklat pertama yang ditemukan dari pancaran sinar radio. Penemuan ini jadi menarik karena biasanya bintang katai coklat ditemukan lewat cahaya inframerah yang dipancarkannya.

Kali ini berbeda.

Katai coklat yang diberi panggilan Elegast ini justru ditemukan dari pancaran radionya. Yang lebih menarik lagi, bintang katai coklat ini ditemukan juga bukan karena memancarkan sinar radio yang stabil tapi justru dari ledakan radiasi yang membuatnya menonjol dalam pengamatan teleskop radio.

Mencari Bintang Gagal dalam Sinar Radio

Elegast ditemukan ketika para astronom mengarahkan teleskop radio LOFAR atau LOw Frequency ARray untuk mengamati katai coklat yang sudah ditemukan dengan teknik baru yang mereka kembangkan. Idenya, lewat pengamatan LOFAR, selain katai coklat, para astronom berharap bisa menemukan planet serupa

Jupiter yang terlalu redup untuk bisa diamati dalam panjang gelombang inframerah.
Katai coklat adalah objek yang lebih masif dari planet tapi tidak cukup masif untuk memulai pembakaran hidrogen di inti seperti bintang pada umumnya.

Jadi, ketika baru terbentuk, bintang katai coklat masih panas, dan kemudian seiring waktu bintang pun jadi dingin. Ini karena tidak ada energi internal yang bisa membuat bintang tetap panas. Selama miliaran tahun, katai coklat akan bersinar dalam cahaya inframerah. Dan tentu saja teleskop inframerah bisa dengan mudah mengenali bintang gagal tersebut,

Katai coklat juga punya kemungkinan untuk tampak terang dalam polarisasi radio. Jadi, bintang katai coklat maupun exoplanet biasanya punya citra polarisasi radio yang terang dan mudah dikenali karena medan listrik dari gelombang radio yang dipancarkan berotasi dalam pola lingkaran ketika menyebar. Fenomena ini terjadi ketika cahaya dipantulkan oleh butiran debu dan logam atau juga dihasilkan oleh medan magnet. Pola osilasi ini dikenal sebagai polarisasi sirkular.

Ketika pengamatan dilakukan, Elegast justru sangat menonjol citra polarisasi radionya di antara kerumunan jutaan galaksi. Ketika sinyal dari Elegast ditemukan, hasil pengamatan tersebut dibandingkan dengan sumber lainnya seperti bintang, galaksi, dan objek lainnya. Saking terangnya, Elegast tidak punya pembanding dalam pengamatan cahaya tampak.

Para astronom kemudian menemukan sumber inframerah dalam survei UKIRT (United Kingdom Infrared Telescope). Untuk mengonfirmasi penemuan tersebut, hasil ini kemudian ditindaklanjuti oleh Teleskop Gemini dan IRTF NASA.

Ternyata objek yang diamati memang bintang katai coklat yang dingin.

Elegast, si Bintang Gagal

Katai coklat yang ditemukan oleh LOFAR dan dikonfirmasi oleh Gemini dan IRTF ini berada 200 tahun cahaya dari Bumi. Jarak yang cukup dekat sehingga tidak mengherankan jika pancaran radionya juga cukup terang.

Baca juga:  Cincin Raksasa di Planet Asing J1407b

Dari spektrum yang diperoleh, Elegast mengindikasikan keberadaan uap air dan metana di atmosfernya. Itu artinya, sebagai katai coklat, Elegast ini sangat dingin karena molekul metana terurai pada temeratur yang lebih tinggi dari 1000º C.

Dalam pengamatan lanjutan, para astronom mencoba mencari siklus perubahan pada pancaran radio. Tujuannya untuk mempelajari rotasi katai coklat maupun untuk mengetahui apakah Elegast merupakan bagian ganda atau justru punya planet yang mengitarinya, Informasi inilah yang akan menyingkap bagaimana pancaran radio dihasilkan.

Selain itu, para astronom juga melakukan pengukuran medan magnetik Elegast untuk dibandingkan dengan teori. Jika ternyata medan magnetiknya sebanding dengan exoplanet raksasa, maka exoplanet bisa dideteksi dengan cara yang sama. Tak cuma itu. Jika medan magnetik bintang katai coklat bisa diprediksi, maka ini jadi petunjuk penting untuk memahami sifat atmosfer dan evolusi exoplanet.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini