Jam menunjukkan pukul 12:42 WIB ketika pengunjung Dayang Resort, Singkawang, mengekspresikan kekaguman dan bertepuk tangan kala cincin Matahari tampak di langit.
Fenomena cincin api di langit, menjadi kado istimewa di peghujung tahun 2019 untuk masyarakat Indonesia. Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 yang melintasi sebagian Sumatera dan Kalimantan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi masyarakat di area cincin. Di sisi lain, seluruh Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan gerhana matahari sebagian. Tentu saja yang dilihat adalah Matahari Sabit.
Sama seperti peristiwa gerhana matahari sebelumnya, tim langitselatan kembali melakukan perjalanan mengejar Cincin Matahari yang melintasi langit Indonesia. Jika saat GMC 2009 tim langitselatan ke Lampung, kali ini pilihan kami jatuh pada propinsi Kalimantan Barat. Setelah mempertimbangkan beberapa kota yang bisa dikunjungi di Kalimantan Barat, pilihan pun ditetapkan. Singkawang, Kota Seribu Klenteng menjadi pilihan kami untuk melakukan pengamatan.
Dalam perjalanan kali ini, langitselatan berkolaborasi dengan Dayang Resort, Singkawang, untuk melaksanakan pegamatan Gerhana Matahari Cincin. Selain pengamatan gerhana, dilaksanakan juga sesi khusus pengenalan Gerhana Matahari dan Star Party.
Tanggal 23 Desember 2019, tim langitselatan pun bertolak menuju Singkawang. Tiba di Pontianak, kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Tugu Khatulistiwa sebelum melanjutkan perjalanan ke Singkawang. Keesokan harinya, tim LS melakukan uji coba instrumen dan simulasi pengamatan Matahari. Meskipun kegiatan ini merupakan simulasi, beberapa pengunjung juga ikut serta mengamati Matahari.
Pada tanggal 25 Desember, tim LS melaksanakan pengenalan gerhana matahari dan star party. Meskipun tidak banyak yang hadir, akan tetapi ada beberapa keluarga yang rupanya sengaja datang untuk mengamati GMC bersama langitselatan. Ada juga yang datang karena gagal berburu gerhana matahari total 2016 karena hujan.
Dalam sesi pengenalan gerhana, Dr. Endang Soegiartini memberikan penjelasan tentang proses terjadinya gerhana dan pengenalan Matahari. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan cara pengamatan Matahari yang aman bersama Avivah Yamani. Sesi tanya jawab justru diisi dengan antusiasme anak-anak yang ingin tahu mengapa gerhana cincin bisa terjadi. Untuk itu, kami pun melakukan simulasi sederhana.
Langit yang cerah tanpa polusi cahaya memberi kesempatan pada pengunjung untuk bisa melihat Venus, dan sabuk Orion. Satu hal yang mungkin langka ditemukan di Bandung. Selama di Singkawang, kami disuguhi langit malam yang gelap dan bertaburan bintang. Bukan pemandangan yang dibatasi oleh kubah cahaya artifisial.
Pengamatan Gerhana Matahari Cincin
26 Desember 2019, hari yang dinanti pun tiba. Persiapan dilakukan sejak pagi di depan Kafe Dayang untuk mengantisipasi masalah yang mungkin saja muncul.
Untuk pengamatan GMC, kami menyediakan KacaMatahari untuk seluruh pengunjung, 2 solar scope untuk proyeksi bayangan Matahari, 1 teleskop untuk pengamatan publik, 1 teleskop untuk memotret gerhana, dan 1 teleskop yang disambungkan ke layar monitor untuk menampilkan proses gerhana secara langsung. Untuk teleskop yang digunakan publik, kami siapkan juga sambungan ke kamera HP, agar pengunjung bisa memotret Matahari dengan gawai pintarnya.
Pagi itu, tamu yang menginap melakukan kegiatan seperti biasanya. Akan tetapi, perubahan terang ketika Bulan perlahan menutupi Matahari dan siang berubah jadi senja, tentu saja membangkitkan rasa penasaran dan ingin tahu.
Tak hanya perubahan kecerlangan. Penurunan temperatur juga terjadi. Singkawang yang panas secara perlahan jadi lebih sejuk seperti cuaca saat menjelang malam. Perubahan inilah yang membawa para tamu berkumpul dan ikut melakukan pengamatan gerhana matahari cincin.
Antusiasme para pengunjung mulai dari anak-anak sampai dewasa tak terelakkan. Berbagai pertanyaan terlontar dan para pengunjung pun mengantri untuk mengeker Matahari. Ketika akhirnya piringan Bulan menutupi piringan Matahari dan menyisakan cincin di langit, lontaran kekaguman dan tepuk tangan membahana di depan Kafe Dayang.
Setelah berhasil menyaksikan cincin Matahari, dan saat Bulan mulai bergeser dan kembali membentuk Matahari sabit, para pengunjung pun mulai membubarkan diri, sementara kami masih terus melakukan pengamatan dan pemotretan sampai seluruh proses gerhana berakhir.
Pukul 14:31 WIB, pengamatan GMC pun berakhir. Setelah pengamatan, tim langitselatan diajak oleh rekan-rekan dari Dayang Resort untuk berwisata sejenak dan menikmati terbenamnya Matahari dari Bukit Rindu Alam. Pemandangan senja yang tentu saja memberi kesegaran tersendiri setelah berpanas-panasan mengamati Matahari sepanjang hari.
Tidak ada perjalanan yang tak berakhir. Perburuan gerhana matahari cincin pun telah berakhir dan tim langitselatan telah kembali ke Jakarta dan Bandung. Meskipun demikian, besar harapan kami langit gelap Singkawang bisa terus terjaga dan menjadi laboratorium untuk para penggemar astronomi yang hendak berkenalan dengan berbagai objek langit.
Galeri Perjalanan GMC
Galeri Foto GMC
Tim langitselatan mengucapkan terima kasih pada Dayang Resort, Singkawang, khususnya pada Mas Hadi dan Mas Adam untuk bantuan dan kerjasamanya, serta Mas Rizky, Mbak Novia, dan Mbak Nurul yang sudah turut membantu kesuksesan acara.
langitselatan juga berterima kasih atas dukungan dari Kak Andi Yudha Asfandiyar yang telah merancang KacaMatahari, ITB 85 untuk produksi kacaMatahari, dan Agata-san dari NAOJ untuk filter Matahari.
Tulis Komentar