fbpx
langitselatan
Beranda » Resolusi Tahun Baru Teleskop Hubble

Resolusi Tahun Baru Teleskop Hubble

Teleskop Hubble berhasil memotret citra yang sangat detil dari galaksi Triangulum, tetangga dekat Bima Sakti.

Foto resolusi tinggi Galaksi Triangulum yang dipotret Teleskop Hubble. Kredit: NASA, ESA, and M. Durbin, J. Dalcanton, dan B. F. Williams (Universitas Washington)
Foto resolusi tinggi Galaksi Triangulum yang dipotret Teleskop Hubble. Kredit: NASA, ESA, and M. Durbin, J. Dalcanton, dan B. F. Williams (Universitas Washington)

Beberapa tahun lalu film Pixels dirilis dan diputar di bioskop. Film komedi aksi fiksi ilmiah ini bertemakan permainan arkade klasik seperti Pac Man dan Donkey Kong. Permainan seperti ini dulu sangat terkenal dengan penampakan retro karena jumlah piksel yang rendah.

Pixel (piksel) merupakan singkatan dari “picture element” (elemen bergambar). Kalau dilihat, piksel ini berbentuk kotak-kotak kecil berwatna yang disusun membentuk gambar di televisi, komputer atau layar telpon genggam.

Jumlah piksel yang membentuk sebuah gambar kita sebut resolusi. Semakin banyak piksel yang digunakan, semakin tinggi resolusinya sehingga gambar juga semakin bagus kualitasnya. Gambar resolusi rendah biasanya tampak buram dan kehilangan bagian-bagian yang kecil ataupun warnanya.

Seiring waktu, resolusi yang dihasilkan semakin tinggi. Sebagai gambaran, resolusi permainan Pac Man saat pertama kali diluncurkan hanya 64.000 piksel. Nah, gawai pintar paling bagus yang ada saat ini memiliki resolusi lebih dari 40 juta piksel!

Tapi, kalau ingin tahu lebih banyak tentang gambar resolusi sangat tinggi. Carilah di astronomi.

Astronom bekerja untuk mempelajari objek yang sangat jauh dan redup, sehingga tidak nampak oleh mata bugil. Untuk bisa melihat objek-objek seperti itu, dibutuhkan lokasi pengamatan yang cerah, dengan langit yang sangat gelap dan kamera dengan teknologi terkini.

Foto Resolusi Tinggi dari Angkasa

Foto yang ada di laman ini dipotret oleh Teleskop Hubble. Dalam foto tampak galaksi Triangulum, galaksi spiral raksasa beranggotakan 40 miliar bintang yang jaraknya 3 juta tahun cahaya. Saking besarnya, Teleskop Hubble harus memotret 54 foto dan menggabungkannya dalam sebuah mosaik untuk memperlihatkan area pusat galaksi dan lengan spiral bagian dalam.

Dari Bumi, Galaksi Triangulum bisa dilihat dengan mata tanpa alat. Tapi, galaksi ini akan tampak redup dan buram di rasi Triangulum, si segitiga. Galaksi tetangga Bima Sakti ini merupakan bagian dari Grup Lokal dan merupakan rumah bagi 40 miliar bintang.

Galaksi Triangulum atau Messier 33 atau NGC 598 berukuran 60.000 tahun cahaya, lebih kecil dari Galaksi Andromeda yang berukuran 200.000 tahun cahaya atau Bima Sakti, galaksi kita yang diameternya 100.000 tahun cahaya.

Tidak ada tonjolan terang di pusat galaksi ataupun batang yang menghubungkan lengan spiral ke pusat. Tapi, Triangulum memiliki sejumlah besar fas dan debu yang mempercepat pembentukan bintang dengan laju rata-rata satu massa Matahari setiap dua tahun. Ketika bintang terbentuk, tentu materi yang tersisa sebagai bahan bakar bintang baru berikutnya akan berkurang.

Foto yang dipotret Teleskop Hubble ini memperlihatkan dua dari empat area paling terang di dalam galaksi yakni NGC 595 dan NGC 604. Tak hanya itu, kita juga bisa melihat 10 sampai 15 juta bintang tunggal. Ingin tahu resolusinya?

Teleskop Hubble memotret Galaksi Triangulum dengan kamera yang memiliki resolusi 665 juta piksel. Resolusi yang sangat keren untuk tahun 2019!

Fakta Keren:

Kamera dari gawai pintar terbaik saat ini memiliki resolusi sekitar 48 juta piksel. Sedangkan untuk kamera dijital, resolusi tertinggi mencapai 150 juta piksel.

[divider_line] Sumber: Artikel ini merupakan publikasi ulang dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini