Mengawali 2019, fenomena langit bulan Januari akan diwarnai kehadiran planet saat fajar dan senja serta puncak hujan meteor Quadrantid.
Planet
Merkurius. Planet terdekat Matahari ini bisa diamati pada awal Januari meski sangat rendah di ufuk timur sebelum sang Surya terbit. Merkurius akan tampak turun mengejar Matahari sebelum fajar menyingsing. Planet ini pada akhirnya menghilang dalam pendar sang Surya mulai pertengahan Januari sampai saat konjungsi superior Merkurius dengan Matahari. Saat konjungsi superior, Merkurius akan menghilang dari langit karena terbit dan terbenam beriringan dengan matahari. Selama bulan Januari, Merkurius akan tampak bergerak dari rasi Ophiuchus ke Sagittarius dan berakhir di rasi Capricornus pada akhir Januari.
Venus. Selama bulan Januari, si bintang kejora tampak sebelum fajar menyingsing. Venus mengawali tahun 2019 dengan bersanding dengan Bulan sabit pada tanggal 2 Januari. Si Bintang Kejora akan berada pada elongasi terbesarnya dari Matahari di awal Januari. Setelah itu, Venus akan bergerak turun mengejar Matahari dari rasi Libra ke Ophiuchus dan bertemu Jupiter di penghujung bulan Januari. Bintang fajar ini mudah dikenali dengan kecerlangan -4,3 magnitudo.
Mars. Setelah matahari terbenam, pengamat bisa menemukan Mars sudah melewati meridian. Mars akan tampak sampai jelang tengah malam dengan kecerlangan 0,5 magnitudo di rasi Pisces. Mars juga akan berpapasan sekitar 7º dengan Bulan pada tanggal 12-13 Januari.
Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini bisa diamati sebelum Matahari terbit di rasi Ophichus dengan kecerlangan -1,7 magnitudo. Planet terbesar di Tata Surya ini akan terus menanjak naik di langit fajar dan pada akhirnya bertemu Venus dan Bulan di penghujung Januari.
Saturnus. Mengawali Januari, Saturnus akan berada pada jarak terjauhnya dari Bumi dan menghilang di balik Matahari. Planet cincin ini baru akan tampak kembali di ufuk timur jelang akhir Januari, dan bisa diamati di rasi Sagittarius.
Uranus & Neptunus. Kedua planet gas raksasa ini terlalu redup untuk diamati dengan mata tanpa alat. Siapkan teleskop jika ingin melihat kedua planet es tersebut. Uranus bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Selama bulan Januari, Uranus tampak di rasi Pisces dengan kecerlangan 5,8 magnitudo.
Planet es Neptunus bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai planet tersebut terbenam. Planet es raksasa ini bisa ditemukan di rasi Aquarius dengan kecerlangan 7,9 magnitudo.
Bulan
Bulan tetap jadi atraksi menarik untuk dilihat karena kecerlangannya. Selain itu, konjungsi Bulan dan planet juga jadi suguhan menarik lainnya.
6 Januari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
9 Januari. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.117 km
14 Januari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
21 Januari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
Bulan Purnama ini termasuk Bulan Purnama Perigee atau Bulan Super karena Bulan memasuki fase purnama saat berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Untuk masyarakat di wilayah Pasifik Tengah, Amerika, Eropa dan Afrika yang dilihat tidak hanya Bulan Purnama melainkan Gerhana Bulan Total Perigee.
22 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357.342 km.
28 Januari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.
Hujan Meteor
4 Januari – Hujan Meteor Quadrantid
Tahun 2019 akan diawali oleh pertunjukkan hujan meteor Quadrantid di langit dari tanggal 28 Desember – 12 Januari. Puncak hujan meteor Quadrantid akan berlangsung tanggal 4 Januari 2019 pukul 09:20 WIB. Hujan meteor Quadrantid tampak muncul dari rasi Bootes yang terbit pukul 03:00 WIB di arah timur laut, satu jam sebelum Bulan sabit tipis terbit.
Berbeda dengan hujan meteor lainnya, intensitas maksimum hujan meteor Quadrantid hanya terjadi beberapa jam. Quadrantid berasal dari puing-puing Komet Wirtanen saat berpapasan dengan Bumi pada tahun 1974. Saat malam puncak, pengamat bisa menikmati setidaknya 50-120 meteor per jam. Akan tetapi, bagi pengamat di belahan Bumi Selatan, hujan meteor Quadrantid tidak sebaik pengamat di Utara dan banyaknya meteor yang bisa dinikmati juga lebih sedikit.
Peristiwa
2 Januari — Bulan — Venus
Bulan sabit tipis dan Venus, si bintang kejora tampak berpasangan di rasi Libra sampai fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada 02:25 WIB disusul Venus dua menit kemudian pada pukul 02:27 WIB. Bulan usia 27 hari tampak dengan kecerlangan -10,7 magnitudo sedangkan Venus kecerlangannya -4,5 magnitudo. Keduanya hanya terpisah 1,2º dengan Bulan di utara Venus dan bisa diamati sampai fajar menyingsing saat keduanya mencapai ketinggian 41º dari horison.
2 Januari — Konjungsi Saturnus
Saturnus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi yakni 11,04 AU, dan Matahari berada di antara kedua planet. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin tersebut karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari, yakni 0°28’. Jika Saturnus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 15’’.
3 Januari — Bulan — Jupiter
Bulan sabit dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur sejak keduanya terbit. Bulan sabit tipis akan terbit terlebih dahulu pada pukul 03:12 WIB disusul Jupiter 20 menit kemudian pada pukul 03:32 WIB. Keduanya hanya terpisah 3,1°.
3 Januari — Perihelion
Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 3 Januari, Bumi berada di titik terdekat dengan matahari pada jarak 0,98 AU atau 147,100,176 km dari Matahari.
6 Januari — Elongasi Barat Maksimum
Venus dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Venus 47º. Artinya, Venus akan berada 47º di arah timur Matahari. Venus yang berada di rasi Libra bisa diamati dengan kecerlangan -4,4 magnitudo sejak terbit pukul 02:23 WIB, sekitar 3 jam 15 menit sebelum Matahari terbit pada pukul 05:40 WIB.
13 Januari — Bulan — Mars
Bulan dan Mars bisa diamati sejak Matahari terbenam, 64º di atas ufuk barat. Bulan berada 5,3° di selatan Mars dan bisa diamati sampai keduanya terbenam pada pukul 22:48 (Mars) dan 23:25 (Bulan). Bulan bisa diamati di rasi Cetus sedangkan Mars di Pisces.
22 Januari — Venus — Jupiter
Venus dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur sejak keduanya terbit beriringan pada pukul 02:33 WIB. Keduanya bisa diamati di rasi Ophiuchus dengan Venus berada 2,4º di utara Jupiter.
30 Januari — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 2°05′ dari Matahari. Merkurius berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (116 hari).
Peristiwa konjungsi superior Merkurius juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,41 AU dari Bumi.
31 Januari — Bulan — Jupiter
Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur setelah tengah malam saat keduanya terbit beriringan. Bulan cembung besar akan terbit terlebih dahulu pada pukul 01:57 WIB disusul Jupiter 7 menit kemudian pada pukul 02:04 WIB. Keduanya hanya terpisah 2,75º.
Rasi Bintang & Bima Sakti
Pertengahan Januari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut.
Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Major, dan Procyon di rasi Canis Mayor yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
Tengah malam sampai jelang dini hari ada Regulus di Leo, Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus, dan Arcturus di rasi Bootes.
Peta Bintang 1 Januari 2019
Peta Bintang 15 Januari 2019
Kampanye Langit Gelap
1 — 7 Jan & 27 — 31 Jan — Kampanye Globe At Night
Di bulan Januari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 1 – 7 Januari dan dilanjutkan tanggal 27 – 31 Januari. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.
Untuk bulan Januari, para pengamat di langit utara bisa mengamati rasi Orion, sedangkan pengamat di selatan bisa melakukan pengamatan rasi Canis Mayor pada paruh pertama kampanye Globe at Night. Untuk paruh kedua kampanye yang dilaksanakan mulai 27 Januari sampai 5 Februari, para pengamat di bagian selatan bisa mengamati rasi Orion. Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.
Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.
Clear Sky!
Tulis Komentar