Pluto! Tak lama lagi kita akan bisa mengenal planet kerdil yang satu ini dengan lebih baik.
Dua hari lagi New Horizons, wahana antariksa yang dikirim NASA untuk melakukan terbang lintas di Pluto akan segera tiba. Perjalanan panjang yang dimulai tahun 2006 atau tepatnya 9,5 tahun lalu itu akan segera berakhir. Pluto dan Charon, satelitnya akan bercerita tentang diri mereka pada makhluk Bumi yang antusias ingin mengenal kedua obyek kembar yang ternyata berbeda itu.
Dalam pergerakannya, Charon, bulan dari Pluto ini mengalami tidal lock atau terkunci secara gravitasi dengan Pluto. Mirip Bulan yang juga terkunci secara gravitasi dengan Bumi dan selalu menampakkan wajah yang sama pada kita di Bumi. Demikian juga halnya dengan hubungan Charon dan Pluto. Charon mengitari Pluto dalam 6 hari 10 jam, sama dengan waktu yang dibutuhkan Pluto untuk menyelesaikan satu kali rotasinya. Dengan demikian Charon akan selalu menampakkan wajah yang sama pada Pluto.
Saat New Horizons tiba di Pluto, kita akan melihat sisi lain dari Pluto. Sisi yang sangat dingin, sedingin antartika. Di sisi Pluto yang satu inilah terjadi musim dingin bak di antartika. Di kutub selatan Pluto inilah Matahari tak pernah terlihat selama 20 tahun, dan masih ada 80 tahun malam yang akan dialami. Satu-satunya cahaya alami berasal dari cahaya bintang dan cahaya bulan dari Charon.
Untuk pertama kalinya, pada tanggal 14 Juli setelah New Horizons tiba di Pluto, foto pertama dari area malam di Pluto akan dapat kita lihat. Foto dari kutub selatan Pluto yang jarang dan hampir tidak kita kenal akan dapat dilihat lewat kamera di New Horizons. Instrumen LORRI dan Ralph yang dibawa New Horizons akan memotret daerah kutub yang sedang mengalami musim dingin panjang itu, sesaat setelah wahana antariksa tersebut melintasi titik papasan terdekatnya dengan Pluto.
Mari berimajinasi dan berandai-andai sejenak!
Seandainya kamu berada di area malam Pluto ketika New Horizons berpapasan dekat dengan Pluto, carilah Charon yang tampak keabu-abuan di langit. Ia akan tampak 7 kali lebih besar di langit dibanding Bulan. Meskipun, satelit Pluto ini berada 4,8 miliar km dari Matahari, tapi Charon berada sangat dekat dengan Pluto. Es yang menutupi Charon membuatnya hanya 5 kali lebih redup dibanding Bulan Purnama dari Bumi. Permukaan es yang ada di Pluto yang jadi pijakanmu akan tampak bak bank salju penuh jelaga yang bermandikan cahaya Charon yang redup dan samar. Daerah di sekelilingmu akan tampak sangat redup meskipun tidak begitu gelap.
Berjalan-jalan menyusuri area malam di Pluto yang bermandikan cahaya Charon, bayanganmu yang terbentuk di Pluto akan lebih sulit dikenali dibanding bayangan ketika berada di bawa Bulan Purnama di Bumi. Menambah romantika malam di Pluto, akan ada gumpalan awan yang melintas ketika kamu melihat ke arah Charon.
Dan ketika kamu berada di sisi Pluto yang berhadapan dengan Charon saat New Horizons melintas, maka Charon akan tampak berubah-ubah dalam satu siklus perubahan fase selama satu hari di Pluto atau dalam rentang 6 hari 10 jam. Bedanya, fase Charon tidak akan selengkap fase Bulan di Bumi. Jika dilihat dari Pluto, Charon akan tampak seperti sabit lebar yang kemudian berubah menjadi “bulan kuartir atau bulan perbani” dan kemudian menjadi fase cembung ( antara fase kuartir dan purnama). Setelah itu ia akan mengulang siklus yang sama.
Demikianlah seandainya kamu berada di Pluto untuk menyambut kedatangan New Horizons. Tapi karena kita tidak akan bisa ke planet kerdil tersebut, maka kita sudah cukup bahagia bisa mengenali obyek di Sabuk Kuiper itu dari sesi pemotretan Pluto oleh New Horizons.
Penasaran dengan foto terbaru dari New Horizons?
Dalam sesi foto yang diambil dari jarak 4 juta km dari Pluto pada tanggal 10 Juli, New Horizons berhasil memotret citra terbaik yang menampilkan 4 bintik gelap yang memikat para astronom.
Bintik gelap itu tampak di sisi Pluto yang selalu berhadapan dengan Charon, sisi wajah yang tak akan lagi terlihat ketika New Horizons melakukan terbang lintas dalam papasan dekatnya dengan Pluto tanggal 14 Juli 2015. Foto ini akan menjadi foto terakhir dan terbaik dari sisi jauh Pluto selama beberapa dekade ke depan yang bisa kita miliki.
Bintik gelap yang dilihat New Horizons tersebut memiliki keterkaitan dengan sabuk gelap yang melingkari daerah ekuator Pluto.Yang masih menjadi misteri dan daya tarik dari ke-4 bintik tersebut adalah ukuran dan jaraknya yang hampir sama. Sangat teratur! Dan para astronom masih belum bisa mengungkap apakah bintik itu merupakan plato atau dataran, atau apakah merupakan variasi kecerlangan pada permukaan yang licin.
Daerah gelap yang besar diperkirakan berukuran 480 km, dan jjika dibandingkan dengan foto yang diambil New Horizons sebelumnya, daerah gelap tersebut jauh lebih kompleks dengan batas yang tidak teratur antara wilayah terang dan gelap. Untuk memecahkan misteri bintik di Pluto, tim geologi dan geofisika dari New Horizons juga akan menyelidiki dan mengidentifikasi fitur permukaan lainnya seperti kawah tumbukan yang terbentuk ketika ada obyek kecil menabrak Pluto. Para peneliti di tim New Horizons akan menjejak sejarah Pluto dari foto-foto yang dikirim New Horizons.
Saat New Horizons berpapasan dekat dengan Pluto, ia akan fokus untuk meneliti sisi yang berhadapan dengannya yang berada pada sisi berlawanan yakni sisi yang memiliki fitur berbentuk hati.
Dan dalam dua hari, New Horizons akan berpapasan dengan Pluto dari jarak 12500 km dan memulai misinya untuk terbang lintas di Pluto.
Tulis Komentar