Katai coklat si bintang gagal tampaknya memiliki awan badai yang berputar-putar dan diduga sebagian besar bintang katai coklat setidaknya memiliki satu atau bahkan lebih, badai seukuran planet seperti hanya bintik merah di Jupiter.
Saat bintang katai coklat berputar pada sumbunya, proses silih berganti antara area bebas awan dan kemudian diselimuti awan menciptakan terjadinya variasi kecerlangan yang bisa diamati. Dan kejadian ini merupakan hal yang tidak umum di awan.
Itulah hasil pengamatan terbaru dari teleskop Spitzer milik NASA.
Bintang Katai Coklat
Bintang katai coklat terbentuk sebagaimana layaknya bintang pada umumnya. Sayangnya, ia tak punya cukup massa untuk membakar atom secara terus menerus dan bertumbuh jadi bintang pada umumnya. Akibatnya, bintang katai coklat hanya bisa menjadi bintang dingin yang tak pernah tumbuh. Karena seharusnya ia jadi bintang, massa bintang katai coklat cukup masif seperti halnya massa Jupiter. Tapi jelas bintang normal jauh lebih masif dari katai coklat.
Menurut para astronom, area berawan di katai coklat merupakan badai yang disertai angin dan petir yang jauh lebih dahsyat dibanding yang terjadi di Jupiter atau planet manapun di Tata Surya. Tapi meskipun katai coklat termasuk bintang dingin, temperaturnya masih terlalu panas untuk terjadinya hujan air. Karena itu diduga, hujan dalam badai di katai coklat justru terbentuk dari pasir panas, besi cair ataupun garam.
Pengamatan Spitzer
Empat puluh empat bintang katai coklat diamati Teleskop inframerah Spitzer dalam program yang diberi nama “Ciaca di Dunia Lain”. Pengamatan dilakukan saat bintang katai coklat berputar di sumbunya selama 20 jam. Hasil pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya turbulensi cuaca di bintang ditandai oleh perubahan sangat kecil pada kecerlangan bintang terhadap waktu. Tapi sayangnya tidak demikian. Hasil pengamatan Spitzer membawa kejutan lain bagi astronom. Ternyata setengah dari katai coklat yang diamati mengalami perubahan kecerlangan. Artinya, badai di katai coklat tersebut tersembunyi dari pandangan Spitzer atau justru selalu tampak dan tidak berubah. Dengan demikian bisa disimpulkan, sebagian besar katai coklat mengalami penyiksaan oleh badai.
Tapi kejutan tidak berakhir disini. Sebagian katai coklat berputar jauh lebih lambat dibanding pengukuran sebelumnya. Menurut para astronom, katai coklat memiliki memiliki kecepatan rotasi yang sangat cepat saat katai coklat terbentuk dan berkontraksi. Yang menarik, rotasi bintang katai coklat ini tidak akan mengalami perlambatan seiring usia.
Karena masih belum memahami mengapa katai coklat berputar sangat lambat, para astronom mengajukan beberapa teori untuk memecahkan masalah tersebut. Diduga, katai coklat dengan rotasi lambat terbentuk dengan cara yang tidak biasa. Teori lainnya, rotasi si bintang katai coklat mengalami perlambatan karena gangguan gravitasi planet yang belum ditemukan yang orbitnya sangat dekat dengan bintang.
Dengan mempelajari katai coklat, para astronom akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang si bintang gagal tersebut maupun planet gas raksasa. Pemahaman terkait cuaca di bintang katai coklat akan membuka pintu yang membawa para astronom untuk mempelajari cuaca di extrasolar planet yang lebih sulit untuk dipelajari mengingat bintangnya yang jauh lebih cerlang. Dengan kata lain, bintang katai coklat merupakan laboratorium cuaca bagi planet-planet!
Tulis Komentar