Supermoon tahun ini tanggal berapa? 22 atau 23 Juni? Itu pertanyaan yang beberapa kali mampir akhir-akhir ini.
Supermoon
Supermoon! atau Bulan Super yang tampaknya kemunculannya dua tahun terakhir ini selalu berdekatan dengan jadwal pemutaran film superhero seperti The Avengers dan Man of Steels selalu jadi perhatian.Tapi, jangan bikin skenario aneh-aneh karena kedua film itu sama sekali ga ada hubungannya dengan keberadaan Bulan Purnama yang menimbulkan pertanyaan tersebut.
Istilah Supermoon “baru populer” di tahun 2011 saat Bulan berada pada posisi perigee atau posisi terdekat dengan Bumi yang paling dekat dalam 18 tahun. Dan semenjak 2011, setiap tahun, pertanyaan kapan supermoon akan terjadi, menjadi santapan rutin.
Supermoon bukan istilah astronomi. Dan kalau anda bertanya pada saya apa itu Supermoon dan kapan Supermoon terjadi, jelas saya langsung balik bertanya Supermoon? apa itu? Itu karena memang tidak ada istilah tersebut di astronomi. Supermoon aka Bulan Super tersebut merupakan istilah astrologi yang diperkenalkan Richard Nolle pada tahun 1979 dalam majalah HOROSCOPE.
Menurut Richard Nolle, Supermoon merupakan Bulan Purnama ataupun Bulan Baru yang terjadi saat Bulan sedang atau akan berada (dalam rentang 90%) pada jarak terdekatnya dari Bumi (perigee). Dengan kata lain, Matahari – Bumi – Bulan sedang berada pada satu garis dengan Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
Tapi yang menarik, menurut Richard Nolle, Supermoon tidak hanya terjadi sekali dalam setahun. Setidaknya ada 4-6 supermoon yang terjadi dalam satu tahun dan supermoon yang dihebohkan tahun 2011 itu pun bukan yang paling dekat dalam 18 tahun.
Bulan Purnama Perigee
Balik lagi ke astronomi, apakah ini sesuatu yang istimewa? Sebenarnya tidak juga. Bulan Baru dan Bulan Purnama selalu terjadi. Demikian juga dengan posisi Bulan saat berada di titik terdekat dengan Bumi. Saat mengelilingi Bumi, Bulan melintasi orbitnya yang elips sehingga akan ada saat ia berada jauh dari Bumi di titik apogee dan ada saat dimana Bulan berada dekat dengan Bumi ketika ia menempati titik perigee. Tapi, ketika Bulan sedang berada di perigee ia tidak akan menempati jarak yang tepat sama dengan sebelumnya. Ada variasi posisi perigee yang dilalui Bulan sepanjang tahun dari 356,400 sampai dengan 370,400 km. Akibatnya, dalam satu tahun kalau jarak Bulan pada perigee diurutkan, maka tentunya akan ada satu titik dimana Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Dan jika saat Bulan di jarak terdekat dengan Bumi di sepanjang tahun tersebut terjadi bersamaan dengan Bulan Purnama, maka fenomena inilah yang kemudian disebut Supermoon menurut astrolog.
Bagaimana dengan astronom? Terminologi yang lebih baik yang digunakan untuk menggambarkan fenomena ketika Bulan Purnama terjadi saat bulan di perigee adalah Bulan Purnama Perigee. Sampai disini saya tidak akan menggunakan istilah supermoon lagi.
Di tahun 2013, Bulan Purnama Perigee terjadi pada tanggal 23 Juni 2013. Bulan akan mencapai fase Purnama pada jam 11.32 UT atau 18.32 wib sekitar 20 menit setelah Bulan meninggalkan titik terdekatnya dengan Bumi pada jarak 356,989 km.
Lantas apa menariknya? Pada saat Bulan Purnama Perigee, Bulan akan tampak “membesar” sekitar 14-15% dan lebit terang 30% bagi pengamat di Bumi. Tapi…sebenarnya bagi pengamat di Bumi, perbesaran ini tidak akan bisa diamati perbedaannya hanya dengan menggunakan mata tanpa alat. Bahkan kalau bukan pengamat yang rutin melihat Bulan, perbedaan ini tidak akan dikenali sama sekali.
Bulan bergerak dalam lintasan elips dan jarak rata-rata Bumi – Bulan adalah 384,399 km. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karena bergerak dalam lintasan elips maka ada saat ketika Bulan berada “sangat dekat” dengan Bumi dan ada saat ia “jauh sekali” dari Bumi. Jarak rata-rata ketika Bulan berada dekat Bumi adalah 362,570 km dan saat berada jauh dari Bumi adalah 405,410 km. Kalau menilik jarak Bumi – Bulan, meskipun jauh, tapi dalam skala astronomi ini tergolong dekat. Bandingkan penampakan Matahari dan Bulan. Matahari itu jauhhhhhhh lebih besar dari Bulan tapi kalau dilihat dengan mata tanpa alat ia hanya sebesar bola pingpong sedangkan Bulan tampak seperti bola basket. Ini disebabkan oleh jarak. Hal ini jugalah yang menyebabkan ketika Bulan Purnama terjadi saat Bulan di titik perigee ia tampak “membesar” dan ketika Bulan Purnama terjadi saat bulan di titik apogee, bulan akan tampak lebih kecil. Jadi bukan Bulan yang membesar atau mengecil melainkan penampakkannya.
Kalau mau diuji coba juga bisa. Tempatkan dua bola basket pada jarak yang berbeda. yang satu tepat didepanmu, sedang bola yang satu lagi tempatkan pada jarak 1 km. Temukan perbedaannya!
Di tahun 2013, Bulan Purnama Perigee terjadi tiga kali yakni pada tanggal 25 Mei, 21 jam sebelum Bulan berada pada titik perigee (358400 km), 23 Juni saat Bulan baru 20 menit meninggalkan titik perigee (356,989 km), dan tanggal 23 Juli sekitar 21 jam setelah Bulan meninggalkan titik perigee (358400 km).
Dalam pergerakannya mengelilingi Bumi, Bulan akan berada di perigee setiap 27,55 hari karena itu dalam 6-7 bulan lagi, ketika Bulan berada pada titik perigee ia sedang dalam fase Bulan Baru. Pada saat itu, pengamat di Bumi akan bisa menikmati Bulan Purnama saat Bulan di titik apogee. Tanggal 17 Desember 2013, Bulan Purnama akan terjadi 2 hari 14 jam sebelum Bulan di titik terjauhnya (406267 km), disusul pada tanggal 16 Januari 2014 Bulan Purnama terjadi 3 jam setelah Bulan di apogee (406536 km) dan tanggal 15 Februari 2014, Bulan Purnama akan terjadi 2 hari 18 jam setelah Bulan di apogee (406231 km).
Di tahun 2014, Bulan Purnama Perigee akan terjadi tanggal 11 Agustus saat Bulan berada pada jarak 356896 km. Dan pada tanggal 12 Juli dan 9 September, Bulan Purnama akan terjadi 21 jam sebelum dan 22 jam sesudah Bulan di perigee pada jarak 358258 km dan 358387 km.
Efek Bulan di Apogee dan Perigee
Pada saat Bulan sedang berada pada titik terdekat dan terjauhnya dari Bumi, akan ada efek yang ditimbulkan bagi Bumi. Efek tersebut akan tampak pada pasang surut di Bumi ketika Bulan Baru dan Bulan Purnama.
Saat Bulan berada pada titik terjauh, efek dari gaya tarik yang timbul akibat interaksi Bumi -Bulan akan sangat kecil sehingga pada saat itu pasang surut yang terjadi Bumi akan mencapai level paling rendah. Tapi, saat Bulan di perigee, gaya gravitasi akan lebih besar sehingga efek yang ditimbulkan pada pasang surut juga lebih besar.
Tapi yang perlu diingat, sebesar apapun efek pasang surut pada saat Bulan di perigee, hanya akan menimbulkan perbedaan beberapa inchi saja jadi tidak akan menimbulkan efek bencana seperti yang diisukan pad atahun 2011.
Untuk pengamat yang tertarik mengetahui “perbedaan penampakan” Bulan Purnama saat berada di titik perigee dan apogee, coba potret Bulan pada saat Purnama tgl 23 Juni 2013. Tunggu 7 bulan lagi. potretlah Bulan Purnama tanggal 16 Januari 2014 dengan pengaturan kamera yang sama. Setelah itu bandingkan keduanya.
Clear sky!
Tulis Komentar