Sabtu 16 Februari 2013 tengah malam hingga menjelang Matahari terbit mendatang, sebongkah batu besar yang dimensinya sedikit lebih besar dari wahana antariksa ulang-alik NASA yang sudah dipensiunkan bakal melintas cepat dan senyap dengan jarak yang cukup dekat dengan Bumi kita hingga hanya sejauh 27.700 km saja dari permukaan Bumi.
Asteroid 2012 D14 pertama kali terekam sebagai titik cahaya amat redup yang bergerak secepat 0,18 derajat per jam lewat teleskop pemantul yang dilengkapi kamera CCD khusus yang berkemampuan membidik cepat dengan waktu paparan singkat di Observatorium La Sagra pada 23 Februari 2012. Secara otomatis titik cahaya ini teregistrasi sebagai obyek 22MB316. Observasi dengan menggunakan teleskop lain di komplek Observatorium La Sagra segera memastikan obyek 22MB316 adalah asteroid dekat Bumi. Minor Planet Center memastikan asteroid ini belum pernah ditemukan sebelumnya dan segera diberi kode 2012 DA14 tanpa nama resmi. Penamaan hanya akan dilakukan oleh IAU (International Astronomical Union) jika memang diperlukan, namun tidaks eperti halnya penamaan komet, ada proses panjang yang harus dilalui untuk itu.
Asteroid 2012 DA14 ditemukan saat berjarak 4,335 juta km dari Bumi dan baru saja melintasi titik terdekat orbitnya dengan Bumi pada seminggu sebelumnya, yang berjarak 2,6 juta km. Asteroid mengelilingi Matahari dalam orbit lonjongnya yang memiliki perihelion 134 juta km, aphelionnya sejauh 166,5 juta km, kemiringan bidang orbit (inklinasi orbit) 10 derajat terhadap bidang orbit Bumi dan mengelilingi Matahari sekali putaran setiap 366 hari sekali atau hanya sehari lebih lama ketimbang periode revolusi Bumi. Profil orbit demikian menjadikan asteroid 2012 DA14 anggota asteroid kelas Apollo, karena orbitnya sangat berdekatan dengan orbit Bumi dengan perihelion terletak di antara orbit Venus dan orbit Bumi sementara aphelionnya di antara orbit Bumi dan orbit Mars.
Berbeda dengan sejumlah asteroid sesama anggota kelas Apollo lainnya, asteroid 2012 DA14 bakal melintas sangat-dekat dengan Bumi pada Sabtu dinihari 16 Februari 2013 waktu Indonesia dengan jarak perlintasan hanya 27.700 km dari permukaan Bumi. Inilah rekor jarak terdekat antara sebuah asteroid besar dengan Bumi sejak sistem-sistem penyigian langit mulai bekerja pada dua dekade silam. Asteroid 2012 DA14 memang belum melampaui rekor asteroid 2011 CQ1, yang melintas sangat-dekat permukaan Bumi pada 4 Februari 2011 silam hingga hanya sejarak 5.500 km dari permukan Bumi saja. Namun asteroid 2011 CQ1 hanyalah bongkahan batu seukuran 1 meter saja dan bisa diibaratkan layaknya semut yang disandingkan dengan dengan gajah terhadap asteroid 2012 DA14.
Pada Sabtu 16 Februari 2013 mendatang, asteroid 2012 DA14 bakal memintas dari selatan ke utara di antara pukul 00:00 WIB hingga pukul 07:00 WIB. Jarak terdekat dengan permukaan Bumi diraihnya pada pukul 02:26 WIB saat asteroid 2012 DA14 berada pada ketinggian 27.700 km saja di atas koordinat 4 LS dan 93,5 BT yang secara geografis terletak di Samudera Hindia bagian timur lepas pantai Sumatra. Dengan demikian asteroid bakal berjarak lebih dekat dibandingkan orbit geostasioner dan geosinkron yang banyak dihuni satelit-satelit aktif komersial yang penting. Titik potong lintasan asteroid ini dengan ketinggian 35.786 km (yakni ketinggian orbit geostasioner dan geosinkron) terletak di atas koordinat 49,7 LS 106,8 BT di selatan dan di atas koordinat 40,2 LU 79,7 BT di utara. Secara geografis kedua titik potong itu masing-masing terletak di atas lepas pantai Australia barat daya dan di atas Tibet, Cina bagian barat. Artinya saat asteroid melaju di antara kedua titik potong ini, ketinggian asteroid lebih rendah dibanding orbit geostasioner dan geosinkron. Di sisi lain tidak ada satelit geosinkron yang memiliki inklinasi orbit 40 derajat. Sehingga tidak ada peluang bagi asteroid ini untuk berbenturan dengan salah satu satelit di orbit geosinkron, apalagi satelit di orbit geostasioner.
Dengan titik terdekat asteroid 2012 DA14 ke Bumi adalah Samudera Hindia lepas pantai barat Sumatra pada koordinat 4 LS dan 93,5 BT maka Indonesia menjadi kawasan terbaik di permukaan Bumi guna mengobservasi peristiwa perlintasan asteroid 2012 DA14 yang bersejarah. Hingga Sabtu 16 Februari 2013 pukul 00:00 WIB, asteroid ini masih berposisi jauh tinggi di atas Antartika. Namun seiring berjalannya waktu, secara dramatis asteroid mulai bergerak cepat ke utara menyeberangi Samudera Hindia di lepas pantai barat Australia (pukul 02:00 WIB) dan Sumatra (pukul 02:30 WIB). Secara berturut-turut kemudian asteroid melintas tinggi atas Bangladesh, Tibet, Kazakhstan dan Rusia bagian barat untuk kemudian memasuki perairan Samudera Arktika di kutub utara, tepatnya di atas Islandia. Namun, baik di wilayah-wilayah tersebut maupun di lepas pantai Australia, asteroid ini hanya nampak sebagai bintik cahaya redup dengan magnitudo semu sekitar +10. Asteroid akan nampak paling terang hanya ketika berada di lepas pantai Sumatra yakni dengan magnitudo semu +7. Dari titik pengamatan di pulau Jawa, asteroid 2012 DA14 bakal nampak bergerak melintasi rasi Octans, Chamaeleon, Carina, Centaurus, Hydra, Leo, Ursa Major dan Draco.
Asteroid 2012 DA14 memiliki diameter 58 meter dan tergolong tipe S sehingga memiliki massanya sekitar 330.000 ton. Dan karena melaju dengan kecepatan bebas 6,143 km/detik, maka andaikata asteroid ini jatuh ke Bumi kecepatannya bakal sebesar 12,76 km/detik. Sehingga asteroid bakal menghantam dengan energi potensial sebesar 6,3 megaton TNT atau setara dengan ledakan 318 butir bom nuklir Hiroshima secara serempak. Jika asteroid ini jatuh dengan sudut jatuh 45 derajat (seperti umumnya tumbukan benda langit lainnya), maka asteroid bakal terpecah-belah secara brutal sejak ketinggian 47 km dari permukaan Bumi setelah sebelumnya bakal terlihat sebagai meteor besar (fireball) dengan magnitudo semu -15 atau 15 kali lipat lebih terang dari Bulan purnama. Puncak dari pemecah-belahan ini adalah pelepasan energi potensial asteroid secara mendadak pada ketinggian 4,4 km dari permukaan Bumi.
Dengan energi 6,3 megaton TNT maka pelepasan energi di ketinggian 4,3 km bakal memorak-porandakan area seluas 1.370 kilometer persegi dibawahnya, atau setara dengan lingkaran berdiameter 42 km. Di dalam kawasan ini juga terdapat sub-kawasan seluas 530 kilometer persegi yang terbakar hebat oleh tingginya intensitas panas ledakan. Dengan demikian potensi bahaya asteroid 2012 DA14 ini setara dengan Peristiwa Tunguska 1908, jenis tumbukan yang mampu meremukkan kota besar dan kawasan sekitarnya dengan mudah. Beruntung, asteroid 2012 DA14 ternyata tidak memiliki peluang untuk bertumbukan dengan Bumi, setidaknya dalam seratus tahun mendatang.
akhirnya bisa cuap – cuap di langit selatan..salam kenal dari ida yang suka menatap langit selatan…karena lokasi rumah yang punya cakrawala langit yang cukup luas..lebih luas malah..bisa melihat langit melingkar dari ujung ke ujung..sedikit polusi cahaya menatap taburan tidak hanya titik…taburan bintang menyerupai awan dimalam hari ..tapi itu bintang…andai saja bisa lihat dengan binokuler / teleskop…,sering juga lihat orang jawa menyebutnya (lintang alian) bintang yang melaju dengan kecepatan konstan bergerak saling silang jika lebih dari satu…melaju lam-kelamaan tidak terlihat atau sering menganggap sudah mendapatkan posisi enak maka berhenti…itu satelit atau apa ya?? kalau dini hari fenomena itu lebih banyak bermunculan..dan kelihatannya bintang jadi berkurang…terus pagi gak terlihat…pernah juga melihat planet venus waktu habis magrib di langit barat terlihat bulat terang…venus apa merkurius ya..tahun kemaren bulan ramadhan kalau gak salah.., huahhh akhirnya bisa membagi hobi juga..hobi yang dianggap aneh sebagian orang di sekitar…:)
Salam kenal juga, wah lokasi yang bagus tuh :). Pengamatan langit tidak harus selalu melibatkan teleskop, kunci awalnya justru lebih ditekankan pada memaksimalkan kemampuan mata kita>
Obyek terang di langit barat pas Ramadhan itu Venus.
Maju terus saja :), tak perlu hirau dengan anggapan aneh. Justru sebaliknya mari memberi pencerahan kepada orang-orang di sekitar kita
kenapa nggak “lewat” di sekitar Jawa Timur? *hhhhhh*
Meski nggak di atas Jatim, namun terlihat dari semua tempat di Indonesia koq. Dan pada faktanya justru Surabaya-lah satu-satunya lokasi di Indonesia yang sempat melihat asteroid ini, sementara tempat-tempat pengamatan lainnya kehalang mendung
Dulu waktu saya camping di pedasan pada saat tidur menghadap ke langit melihat jmlh bintang yg bertaburan banyak. Lalu saya melihat bintang yg berpindah tempat. Awalnya bintang itu diam. Trus ternyata g hanya satu bintng aja. Ada lagi n lagi.
1. Apa yg menyebabkan bintang yg semula diam lalu perpindah tempat?
2. Knp pada saat itu saya bisa melihat banyak bintang yg berpindah tempat?
1. Kalo bergeser cepat dan singkat (hanya 1 smp 5 detik), maka itu bukan bintang, melainkan meteor. kalo bergesernya sedikit lebih lambat dan nampak jauh lebih lama ( di atas 1 menit), maka itu bukan bintang juga dan bukan meteor pula, melainkan satelit buatan.
2. Keterlihatan meteor adalah hal yang wajar. Per harinya Bumi kita kemasukan 100 ton material batuan dari langit dan hampir semuanya berwujud butir2 pasir. Itulah yang menjadi meteor