Ketika kamu bepergian dan akan mengunjungi negara baru atau lokasi yang baru, tentunya kamu membutuhkan sebuah peta sebagai penunjuk jalan agar tidak tersesat. Dan untuk itu kita punya peta dunia yang memberikan posisi negara-negara di seluruh dunia. Ada juga peta setiap negara, kota, bahkan area pelosoknya agar para pengembara tidak tersesat. Kalau tersesat maka tentunya yang paling mudah dilakukan adalah bertanya. Nah, untuk melihat langit pun kita butuh planisphere atau peta langit.
Peta langit sama seperti peta yang kita kenal sehari-hari juga memberikan gambaran area dan posisi obyek-obyek langit. Untuk itu ketika seorang pengamat langit akan melakukan pengamatan, ia membutuhkan sebuah peta langit untuk bisa menentukan posisi obyek yang akan dilihatnya sekaligus untuk mengetahui apakah obyek yang dicari memang terlihat malam itu.
Planisphere berasal dari bahasa latin planisferum yang digunakan pertama kali di abad ke-2 oleh Ptolemy untuk menggambarkan representasi bola Bumi dalam peta pada sebuah bidang. Planisphere pertama kali digunakan sebagai gambaran bola langit pada sebuah bidang pada tahun 1624 oleh Jacob Bartsch yang merupakan menantu Johannes Kepler. Planisphere merupakan proyeksi bola langit atau sebagian bola langit dalam sebuah peta bintang berbentuk lingkaran. Dengan menggunakan planisphere bisa diketahui obyek apa saja yang akan dapat diamati pada satu waktu tertentu dan dimana posisinya.
Dalam artikel ini, kami menyertakan sebuah planisphere sederhana yang dapat dibuat sendiri di atas kertas tebal atau sebuah karton manila. Planisphere terdiri dari 2 piringan proyeksi bola langit utara dan selatan serta sebuah kantong. Kedua piringan bola langit tersebut harus direkatkan saling berimpitan dan kemudian dimasukkan ke dalam kantong yang juga bisa dibuat sendiri. Wadah planisphere merupakan representasi dari waktu pengamatan yang akan membantu pengamat untuk melihat obyek langit apa saja yang ada pada waktu tertentu di bulan tertentu ketika disesuaikan dengan penanggalan yang ada di pola peta bintang.
Planisphere yang kami sertakan dalam artikel ini dapat digunakan dimana saja di seluruh wilayah Indonesia.
Alat :
- Gunting / Cutter
- Pola planisphere yang dicetak di atas kertas / kartun
- lem
Cara Membuat :
- Gunting pola peta langit untuk langit utara dan selatan
- Rekatkan peta langit utara dan selatan bolak balik dengan tanda segitiga hitam pada peta langit utara dan selatan saling berhimpit.
- Gunting pola wadah peta langit tersebut.
- Potong / lubangi area untuk petunjuk waktu
- Oleskan lem pada bagian yang bertuliskan lem disini
- Lipat dan rekatkan pola tersebut sehingga saling berimpitan
- Masukkan peta bintang ke dalam wadah dan gunakan sesuai petunjuk untuk melihat obyek langit malam ini
Cara Menggunakan :
- Masukkan peta bintang langit utara bersesuaian dengan wadah utara dan peta bintang selatan bersesuaian dengan wadah bertuliskan selatan
- Putar peta langit sehingga jam bersesuaian dengan jam pengamatan
- Menghadaplah sesuai arah yang ditunjukkan peta langit (utara atau selatan)
Selamat mencoba dan Clear Skies!
Download “Planisphere” Peta-Bintang.pdf – Downloaded 77281 times – 1.10 MB
kalau mau cari pola nya dimana ya ?
Disini
http://www.geocities.jp/toshimi_taki/
cari di halaman “Double-sided Planisphere”
polanya ada di bagian akhir tulisan silahkan diunduh
itu maksudnya koreksi bujur apa ya? dan bagaimana cara openggunaannya?
gak bisa download ya?
bisa kok. 🙂
iya, mbak, udah bisa diunduh, makasih. 🙂
satu lagi, kasih conto misal tgl 31 oktober, posisi peta langit bagaimana jadinya? (klo bisa plus gambar, bolak-balik utara dan selatan)
terima kasih sebelumnya.
ya ampun baru liat. nanti saya coba bikinkan deh panduannya. maaf baru liat.
iya, mbak, udah bisa diunduh, makasih.
satu lagi, kasih conto misal tgl 31 oktober pukul 9 malam, posisi peta langit bagaimana jadinya? (klo bisa plus gambar, bolak-balik utara dan selatan)
terima kasih sebelumnya.
Hai Mba Avivah,
bisakah dijelaskan bagaimana cara membaca peta nya?
bila menggunakan contoh gambar di atas,
apakah artinya?
terima kasih
maaf saya baru baca. saya coba bikinkan tutorialnya dulu yah. mungkin lebih mudah kalau ada gbr. 🙂
Masih bingung cara menggunakannya 🙁
thanks banget buat tulisannya..
Contoh peta di atas apa hanay berlaku untuk pengamat di posisi 5 derajat LS?
Peta ini memang dibuat dgn mengambil 5 derajat lintang utara dan selatan. Tp msh cocok untuk lokasi di Indonesia.