fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Quadrantids 2011

Hujan Meteor Quadrantids 2011

Selamat Tahun Baru 2011!

Memulai tahun baru tentunya masing-masing kita punya kegiatan. Apakah kegiatan itu bersama teman, keluarga, atau sendiri tapi tentunya semua bisa menjadi awal yang baik bagi perjalanan di tahun yang ada di depan kita.

Nah memulai tahun baru, selain pesta kembang api atau mungkin refleksi pribadi, ada satu fenomena langit yang juga bisa dinikmati. Walau tidak sespektakuler hujan meteor besar lainnya, Sejak tanggal 28 Desember 2010 – 12 Januari 2011, kita bisa menikmati hujan meteor tahunan Quadrantids yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 4 Januari 2011. Puncak hujan meteor ini juga beragam dimulai dari kisaran waktu 21.00 UT ( 3 Januari) atau 04.00 wib tanggal 4 Januari sampai dengan jam 06.00 UT atau 12.00 wib pada tanggal 4 Januari 2011.

Asal Usul

Nama meteor Quadrantid berasal dari konstelasi kuni Quadrans Muralis yang ditemukan di atlas bintang awal abad ke-19 di antara rasi Draco, Hercules dan Bootes. Konstelasi ini kemudian ditiadakan dari peta bintang bersama dengan beberapa konstelasi lainnya di tahun 1922 saat International Astronomical Union (IAU) mengadopsi 88 rasi yang dikenal untuk masuk dalam peta bintang modern.

Quadrantids kemudian “direlokasi” ke konstelasi Bootes setelah Quadrans Muralis tiada, dan tetap mendapat nama Quadrantids karena hujan meteor lainnya di bulan Januari juga sudah dikenal sebagai hujan meteor Bootids.

Sampai dengan tahun 2003, belum diketahui dengan pasti asal usul meteor Quadrantids. Di tahun tersebut, Peter Jenniskens dari NASA menemukan bukti kalau meteor Quadrantids ini berasal dari 2003 EH1, asteroid yang diperkirakan juga sebagai potongan komet yang hancur sekitar 500 tahun lalu. Orbit Bumi berpotongan tegak lurus dengan orbit 2003 EH 1, yang artinya Bumi akan bergerak cepat melewati puing-puingnya. Akibatnya hujan meteornya menjadi sangat singkat.

Hujan Meteor Quadrantids 2011. kredit : Stellarium


Pengamatan Quadrantids

Hujan meteor ini sudah diamati sejak 2 Januari 1825 January 2 oleh Antonio Brucalassi (Italia), namun sesungguhnya hujan meteor Quadrantids belum banyak dipelajari oleh para pengamat visual. Kok bisa?

Sebabnya, meteor ini berada terlalu ke utara bagi para pengamat di belahan bumi selatan dan bagi para pengamat langit utara meski hujan meteor Quadrantids terlihat jelas bagi mereka, cuaca musim dingin biasanya menjadi salah satu faktor penghalangnya.

Faktor lainnya adalah singkatnya waktu maksimum hujan meteor Quadrantids, yang menyeabkan pengamat kehilangan kesempatan melihat puncak hujan meteor tersebut karena berada pada lokasi yang tidak tepat. Bagaimana tidak puncak hujan meteornya hanya beberapa jam.

Faktor terakhir yang jadi problematika pengamatan hujan meteor yang satu ini adalah redupnya si hujan meteor Quadrantids sehingga dibutuhkan kondisi yang sangat sangat baik bagi pengamat utuk bisa menikmatinya.

Nah, bagi pengamat di Indonesia, hujan meteor Quadrantids akan tampak dari arah utara rasi Bootes dan ia akan tampak setelah tengah malam atau setelah rasi Bootes terbit di kisaran jam 1 pagi. Dalam peta bintang modern, Quadrantids ini tampak berlokasi di tempat pertemuan rasi Bootes, Hercules dan Draco.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Februari 2024

Dengan posisi hanya berkisar 30 derajat, bagi para pengamat di Indonesia sebaiknya mencari lokasi yang area horison langitnya tidak tertutup gedung pohon dll. Selain itu dibutuhkan lokasi yang gelap dan tidak terpengaruh polusi cahaya. Pada puncaknya di tanggal 4 Januari 2011, pengamat yang beruntung bisa menikmati setidaknya 40 meteor per jam namun pada hari-hari lainnya diperkirakan yang tampak hanya kisaran 15 meteor per jam.

Selamat berburu meteor. Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini