fbpx
langitselatan
Beranda » Astronom Temukan Jejak Alam Semesta Lain

Astronom Temukan Jejak Alam Semesta Lain

Apakah alam semesta itu hanya satu? Ataukah ada alam semesta lainnya?

Sekelompok peneliti yang dipimpin Stephen Feeney mencoba memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya sesuatu yang lain dalam echo (gaung) dentuman besar. Mereka memulai analisanya dari pemodelan alam semesta yang berbeda yang disebut inflasi abadi.

Teori Inflasi Abadi

Tanda tabrakan gelembung pada berbagai tahapan.

Dalam pemodelan Inflasi Abadi, alam semesta yang bisa diamati akan berada di dalam sebuah gelembung yang melekat dalam dunia paralel yang luas (multiverse / banyak alam semesta). Sebagian multiverse ini sedang mengalami pengembangan dengan percepatan super.

Artinya, alam semesta kita tidak sendiri. Ada alam semesta lain dalam gelembung di kosmos yang luas ini, dan bisa jadi hukum fisika yang berlaku dalam alam semesta lain tersebut berbeda dengan yang ada di alam semesta kita.

Pengujian skenario ini tidaklah mudah karena inflasi abadi merupakan epoh pre-inflasi (sebelum terjadinya inflasi) dan sinyal dari luar gelembung alam semesta kita akan ditarik  di horison / cakrawala dalam skala super yang tidak teramati.

Meskipun demikian, ada kemungkinan lain untuk bisa menelusuri epoh ini melalui tabrakan antara gelembung vakum.  Maksutnya, alam semesta yang diamati dalam gelembung-gelembung  jelas memiliki masa lalu yang keras dan saling bertabrakan menyisakan tanda kosmik di tempat mereka bersentuhan.  Tabrakan yang terjadi akan menghasilkan inhomegenitas pada bagian dalam gelembung, sehingga tanda tersebut tentu akan bisa dilihat di masa kini dalam lata belakang gelombang mikro kosmik.

Hasil yang ada saat ini juga menunjukkan kalau keberadaan tabrakan antar gelembung memang memungkinkan dan cocok dengan pengamatan kosmologi. Dalam beberapa model, tabrakan cenderung terjadi dalam kerucut cahaya masa lalu kita dan tabrakan tersebut bisa meninggalkan tanda yang dapat diamati.

Jejak yang tersisa dari tabrakan antar gelembung
Nah untuk bisa mengamati tabrakan gelembung sangat bergantung pada beberapa hal antara lain ;  skalar medan potensial yang mengendalikan inflasi abadi ( dan mengontrol laju pembentukan gelembung); durasi inflasi dalam gelembung alam semesta kita ( semakin besar inflasi maka semakin tipis sinyalnya) ;  dan realisasi tertentu dari radiasi latar belakang (CMB) dan tabrakan gelembung yang bisa diamati (bahkan sinyal yang jelas bisa dikaburkan oleh latar depan). Satu hal yang disadari Feeney dan rekan-rekannya, meskipun ada motivasi yang cukup untuk mempertimbangkan model inflasi abadi namun model konkrit yang menyediakan keseluruhan detil dari model inflasi abadi saat ini belumlah ada.

Meskipun demikian, tabrakan gelembung tersebut akan membentuk set tanda yang menjadi target analisa. Di antaranya ;

  • Asimutal simetri: tanda yang ditinggalkan oleh tabrakan gelembung pada langit CMB akan memiliki asimutal simetri atau ukuran sudut yang simetri sebagai konsekuensi dari simetri SO (special orthogonal group) dari ruang waktu yang menggambarkan tabrakan 2 gelembung vakum.
  • Casual Boundary (Batas Kasual) : Permukaan hamburan terakhir (sebelumnya) hanya dapat diperngaruhi dalam kerucut cahaya masa depan (kerucut yang akan terjadi) dari sebuah tabrakan. Perpotongan kerucut cahaya masa lalu (sebelumnya), kerucut cahaya masa depan (yang akan terjadi) ketika tabrakan dan permukaan dari hamburan yang terakhir adalah sebuah cincin. Suhu yang diamati dari CMB tidak harus kontinyu dalam batasan tersebut.
  • Modulasi panjang dari panjang gelombang : Tabrakan gelembung adalah peninggalan pre-inflasi. Efek dari tabrakan tersebut telah ditarik oleh inflasi dan menyebabkan keseluruhan modulasi temperatur CMB menjadi anisotropi.

Dari pengamatan pada data selama 7 tahun Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), Feeney dan rekan-rekannya menemukan tanda yang diperkirakan sesuai sebagai tabrakan gelembung.  Grup peneliti ini menemukan 4 tanda di langit CMB yang sesuai untuk menjadi tabrakan gelembung. Artinya, di masa lalu alam semesta kita ditabrak oleh gelembung lain setidaknya 4 kali.

Jika bukti ini bisa diperkuat oleh data yang akan diambil oleh satelit Planck maka para peneliti akan dapat memperoleh informasi tentang adanya kemungkinan dunia paralel atau alam semesta lainnya atau multiverse.

Sumber : ArXiV : First Observational Tests of Eternal Inflation

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

21 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

      • Apakah alam semesta yg paralel itu tetap dalam ruang 3 dimensi spt alam semesta kita atau dalam level dimensi yg berbeda-beda?

        Apakah tetapan kosmologi utk masing2 alam semesta berbeda atau sama dengan alam semesta kita?

        Jika hal ini ternyata benar, kita benar2 diperhadapkan dengan kemahabesaran yg tidak berhingga, sebelumnya, kita sudah menyadari bahwa bumi bukanlah satu2nya planet, bahwa tatasurya kita bukanlah satu2nya tatasurya, bahwa galaksi kita bukanlah satu2nya galaksi yang ada, dan… ternyata alam semesta kita bukanlah satu2nya alam semesta yang eksis entahlah… lama2 bisa gila hahahaaa….!!!! ^^

        • 3 dimensi seperti dalam ruang yg kita kenalkah? Dalam mempelajari alam semesta kita diperkenalkan pada dimensi ke-4 yaitu waktu. 🙂

          • iya.. tau space-time continuum semesta berdimensi 4.. masalahnya aku blg dimensi 3 krn aku belum paham semesta berdimensi 4.. heheheee…. aku benar2 bingung dengan singularitas ruang-waktu dsb.. makanya aku tulis 3 dimensi..^^

  • Saya yakin bahwa ada tak terhingga alam semesta lainnya yg dpt digambarkan sebagai balon2 yg tak terhitung jumlahnya berada dlm satu ruang tanpa tepi. anggaplah 1 balon alam semesta adlh 1 sel hidup. maka berarti ada trilyunan balon alam semesta lainnya. dan bukannya tak mungkin bahwa balon2 tsb adalah sel2 hidup yang berada di dalam sesuatu yang menghidupinya. artinya sebenarnya kita berada dalam sebuah sel yg hidup bersama sel lainnya di dalam ‘sesuatu’ bentuk yang lebih besar lagi.

    Jadi, kita sebenarnya hidup di dalam sesuatu atau sosok yg Maha Besar. Mungkinkah sosok ini adalah ‘TUHAN’?

    aaaahhh,,, ini hanya keterbatasan pikiran saya, benar salahnya jgn diperdebatkan.

    • berarti TUHAN itu juga terdiri dari “sesuatu” yang membentuk “sesuatu” yang lebih tinggi lagi.. model alam semesta hierarki jadinya…???

      agar spekulasi tidak terlalu liar lebih baik kita tunggu saja hasil2 pengamatan hahahaaa……!!!!!

      atau tertarik membuat model baru…???

  • Saya benar bahwa kemungkinan ada tak terhingga balon2 alam semesta lainnya disekitar alam semesta kita ini. Ibaratnya spt sel-sel hidup yg jumlahnya tak terhitung yg berada dlm satu Maha ruang yg lbh besar lg.

    Bahkn menurut sy, balon2 alam semesta ini bagaikan sel2 yg hidup di dlm sesuatu yg menghidupinya. sama dg sel2 tubuh yg hidup di dlm tubuh kita sendiri.
    Saking kecilnya, sel2 tubuh kt tak menyadari kalo mereka (sel2) trnyata hidup dalam tubuh kita.

    Jadi, mungkinkah ‘sesuatu’ itu, ruang yg maha besar tempat balon2 alam semesta berkumpul adalah apa yg kita kenal dengan sebutan ‘TUHAN’….?

  • wah wah!!!!! kalo menurut saya itu tidak mungkin untuk diteliti!!! bima sakti aja blum dikuasai tapi sudah coba bikin teori alam semesta lain!!! sama halnya dengan pendaratan pertama di bulan, komunikasi dibumi aja waktu itu blum hebat tapi kok dah bisa komunikasi sejauh itu!!!wong galaksi dalam alam semesta aja blum begitu bnyak yg ditau eh udah ketahap alam semesta lain!!!! ck ck ck ck

  • Jangan jangan Alam semesta itu bagaikan partikel partikel dengan yang lain(alam semesta lain) dan hal itu membentuk Molekul(Alam semesta yang lebih besar lagi) dan moleku tersebut membentuk Bola(Alam semesta yang lebih besar lagi) hal ini berlanjut terus membentuk suatu kontiunitas tiada batas dan Tuhan telah membentuknya terus menerus di luar Ruang dan Waktu

  • Saya Juga menduga demikian bung. Kenapa? Dalam Injil disebutkan bahwa Tuhan Itu ada dengan sendirinya, dan pada ayat injil lainnya disebutkan bahwa alam semesta ada di dalam Tuhan,
    Saya menduga begini, bahwa gelembung alam semesta kita ini adalah salah satu dimensi keber-ada-an dari banyak dimensi ke-ber-ada-an, bahwa apa yan menjadi bagian di dekat tepi gelembung alam semesta kita ini merupakan bagian dari Diri Tuhan, juga, dan bahwa alam kosmos tempat gelembung alam semesta kita berada ini adalah mungkin bagian dari diri Tuhan itu sendiri, KARENA…aLAM kOSMOS ADALAH TEMPAT gelembung-gelembung seluruh alam semesta yang ada, berada…Jadi tepat dengan ungkapan Injil Bahwa alam semesta/dunia ada di dalam Allah. Dan Allah ada dengan sendirinya…….sebagaimana dengan ruang alam kosmos itu sendiri.

  • Menurut saya Semua alam semesta dan isinya termasuk galaksi2 dan bintang beserta gelembung-gelembung alam semesta (jika memang ada Multiverse) bukanlah Tuhan atau bagian dari Tuhan melainkan hanyalah benda2 atau materi2 ciptaan Nya yang memperlihatkan kebesaran Nya.

    Sedangkan Dzat Allah terpisah sendiri keagungan dan kesuciannya, tidak tercampur dg materi2 lain dan tidak bisa dibandingkan dengan benda2 di alam semesta ini (seperti materi gelap, galaksi, dll) yang merupakan ciptaan Nya semata.

    Nabi Muhammad bersabda: “Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan ‘Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut.”

    Jadi 4 dimensi ruang dan waktu Alam Semesta yang berjarak 13,7 Milyar tahun cahaya itu hanyalah setitik debu dibandingkan Arsy, Singgasana Allah.
    SubhanAllah

  • Asal-usul alam semesta ini ingin sekali aku ketahui.Apalagi asal usul kehidupan di bumi ini. membuat aku bingung dan ingin tau.

  • Luar Biasa, Semua berawal dari Imajinasi… dulu hanya imajinasi sekarang menjadi kenyataan, 100 th yg lalu sebelum Pesawat Apollo ke bulan Novelis Jules Verne telah menuangkan imajinasinya dalam novel fiksi-ilmiah tentang perjalanan ke bulan, jika dulu multiverse ataupun semesta lain hanya fiksi, sekarang… ???.. kita tunggu kebenarannya, mudahan para peneliti bisa menemukan pintu2 ke semesta lain… jangan sampai mahluk lain dari semesta lain duluan tahu… he..he..