fbpx
langitselatan
Beranda » Badai di Exoplanet HD209458b

Badai di Exoplanet HD209458b

Untuk pertama kalinya para astronom berhasil mengukur keberadaan badai super di atmosfer sebuah exoplanet yakni di HD209458b. Exoplanet ini merupakan planet seukuran Jupiter dan panas. Tapi apa istimewanya ?

Ilustrasi badai di exoplanet HD209458b. kredit : ESO/L. Calçada

Pasti ingin tahu kenapa kejadian ini begitu istimewa. Bukankah badai di sebuah planet adalah hal yang lumrah terjadi. Di Jupiter juga ada. Nah untuk yang satu ini, kasusnya jadi menarik karena ini pertama kalinya para astronom bisa mendeteksi badai di planet yang ada di sistem keplanetan lain, yang lokasinya 150 tahun cahaya dari Bumi di rasi Pegasus.

Badai di Planet HD209458b
Pengamatan dengan presisi tinggi pada gas karbon monoksida di planet HD209458b menunjukkan kalau sigas karbon monoksida ini mengalir dengan kecepatan yang sangat tinggi dari sisi area hari yang panas ke sisi lain planet yang sedang mengalami malam nan dingin. Selain bisa menemukan adanya badai, pengamatan ini juga untuk pertama kalinya membawa astronom untuk dapat mengukur kecepatan orbit exoplanet sehingga bisa dilakukan penentuan massa secara langsung.

Exoplanet HD209458b jelas bukan tempat yang bisa dihuni berhati lemah seandainya planet ini memang bisa dihuni. Dari hasil pengamatan gas beracun karbon monoksida, didapati bukti badai super yang anginnya bertiup dengan kecepatan 5000 – 10000 km per jam. Bayangkan seandainya “kita” hidup di tempat seperti itu. Mungkin kita sudah tercabik-cabik oleh hempasan badai itu.

Exoplanet HD 209458 b

Exoplanet gas panas raksasa ini memiliki 60% massa Jupiter, dan mengorbit bintang serupa Matahari yang berada 150 tahun cahaya dari Bumi di rasi pegasus. Berada pada jarak hanya 1/20 jarak Matahari – Bumi atau 7,5 juta km dan exoplanet tersebut mengalami pemanasan secara intens dari bintang induknya. Akibatnya temperatur di permukaannya mencapai 1000 derajat Celsius untuk area yang panas.

Exoplanet HD 209458 b dalam perjalanannya mengelilingi sang bintang induk, hanya ada satu sisi wajahnya yang akan terus berhadapan dengan sang bintang. Sisi inilah yang disebut sisi siang dan sangat panas. Sementara, sisi lainnya yang membelakangi bintang induk dikenal sebagai sisi gelap atau sisi malam yang jauh lebih dingin.

Nah, di Bumi adanya perbedaan temperatur yang sangat besar tidak bisa tidak dapat menyebabkan terjadinya angin yang kencang. Dan demikian jugalah yang terjadi di HD209458b. Situasi perbedaan suhu yang besar ini jugalah yang menyebabkan terjadinya angin.

HD209458b merupakan exoplanet pertama yang ditemukan secara transit. Exoplanet ini bergerak melewati bagian depan bintang induk setiap 3,5 hari, dan menghalangi sebagian kecil cahaya bintang selama 3 jam. Selama rentang waktu tersebut, seberkas kecil cahaya bintang masuk melalui atmosfer planet dan meninggalkan jejaknya disana. Jejak inilah yang kemudian coba dicari dan diteliti oleh para astronom dari Universitas Leiden, the Netherlands Institute for Space Research (SRON), dan MIT. Para astronom menggunakan Very Large Telescope milik ESO dan spektograf CRIRES untuk mendeteksi dan menganalisa sidik jari lemah yang ada di sana dalam pengamatan selama 5 jam saat exoplanet melintasi bintang induknya.

Baca juga:  Suar dari Tepi Lubang Hitam Supermasif di Pusat Galaksi

CRIRES merupakan satu-satunya instrumen yang ada di dunia yang dapat memberikan hasil spektrum yang tajam untuk bisa digunakan dalam penentuan posisi garis karbon monoksida dengan tingkat presisi 1 bagian di dalam 100000. Hasil dengan presisi tinggi seperti inilah yang membuat para astronom dapat mengukur kecepatan gas karbon monoksida dengan menggunakan efek Doppler.

Pengukuran Pertama lainnya…

Selain bisa menentukan keberadaan badai di exoplanet yang pertama kali. Untuk pertama kalinya juga berhasil diukur kecepatan exoplanet saat ia mengorbit bintang induknya. Hal pertama lainnya adalah pengukuran gerak planet dan penentuan massa bintang dan planet secara langsung. Sesuatu yang selama ini dilakukan dengan pengukuran getaran pada bintang dan kemudian melakukan asumsi massa untuk bintang, berdasarkan teori.

Sudah selesai? Ternyata belum. Tim ini juga berhasil mengukur jumlah karbon yang ada di atmosfer exoplanet. Hasilnya? Exoplanet HD209458b merupakan planet yang kaya karbon seperti halnya Jupiter dan Saturnus. Hal ini juga bisa memberi indikasi kalau si exoplanet HD209458b terbentuk dengan cara yang sama seperti halnya Jupiter dan Saturnus.

Di masa depan, para astronom dapat menggunakan tipe pengamatan yang sama untuk mempelajari atmosfer planet serupa Bumi untuk menentukan apakah kehidupan ada atau tidak di sebuah tempat baru di alam semesta.

Sumber : ESO

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini