fbpx
langitselatan
Beranda » Planet Super Bumi Kedua Terkecil Ditemukan

Planet Super Bumi Kedua Terkecil Ditemukan

Para pemburu planet untuk mencari planet-planet seukuran Bumi tak pernah pupus. Satu per satu rahasia obyek yang mengitari Bintang mulai terkuak. Kali ini, para pemburu planet berhasil mendeteksi planet extrasolar yang massanya hanya 4 kali massa Bumi.

Ilustrasi planet super Bumi. Kredit : L. Calcada
Ilustrasi planet super bumi. kredit : L. Calcada

Kecil bukan? Planet tersebut merupakan planet terkecil kedua yang berhasil ditemukan setelah penemuan COROT 7b. Penemuan planet baru ini tak hanya menambah panjang daftar planet super Bumi namun ia juga menjadi kandidat lain yang memberi bukti bahwa era penemuan planet kecil sudah bukan lagi hal asing. Selain itu juga dapat memberi pandangan bahwa keberadaan planet-planet seukuran Bumi di sekeliling bintang adalah hal yang umum di dalam sebuah sistem keplanetan.

Exoplanet dengan nama HD 156668b hanya membutuhkan waktu 4 hari untuk mengorbit bintang induknya yang berada 80 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di arah rasi Hercules. Para penemu planet ini, Andrew Howard dari University of California at Berkeley (UCB) dan tim California Planet Search (CPS) yang terdiri dari Geoff Marcy (UCB), Debra Fischer (Yale University), John Johnson (California of Institute of Technology) dan Jason Wright (Penn State University), berhasil melakukan pengamatan planet mungil ini dengan menggunakan teleskop Keck I 10meter di Mauna Kea, Hawai’i.

Metode Kecepatan Radial
Planet HD 156668b ditemukan dengan menggunakan metode kecepatan radial atau metode wobble yang diamati dan ditangkap oleh instrumen HIRES yang dipasang di teleskop Keck.

Teknik kecepatan radial merupakan metode paling produktif dalam menemukan exoplanet. Setidaknya sudah hampir 400 exoplanet ditemukan dengan metode ini, walau sebagian besar merupakan planet seukuran Jupiter.

Dengan teknik kecepatan radial, kita bisa menentukan perubahan kecepatan radial bintang dan planet yang bergerak mengitari pusat massanya. Gaya gravitasi planet akan mengganggu gerak bintang, sehingga bintang tampak seperti bergoyang. Saat keduanya bergerak terhadap pusat massanya, kecepatan bintang akan sedikit berubah, dan tampak bergerak medekati dan menjauhi pengamat. Semakin besar planet dan semakin dekat si planet ke bintang induknya, maka makin cepat pula gerakan si bintang dan semakin besar pergeseran pada spektrumnya.

Pergeseran warna spektrum ini jugalah yang memberi informasi massa dan karakteristik planet pada para astronom.

Potongan Informasi dan Petunjuk

Tak bisa dipungkiri, penemuan planet bermassa rendah merupakan salah satu tujuan penting dalam pencarian planet extrasolar. Tak hanya untuk memenuhi impian manusia untuk menemukan planet serupa dan seukuran Bumi di luar Tata Surya, namun juga untuk melengkapi potongan informasi yang sudah ditemukan.

Penemuan planet extrasolar semenjak tahun 1995 memberi warna baru sekaligus mengumpulkn potongan-potongan informasi dari setiap planet yang ditemukan dan dari sistemnya. Dari kesemuanya itu, informasi yang paling banyak ditemukan berasal dari planet-planet bermassa besar yang masuk kategori planet gas raksasa.

Baca juga:  Exoplanet di Bintang Jauh atau Bulan di Exoplanet?

Dari informasi yang ada, para astronom sudah memiliki petunjuk akan pembentukan dan evolusi dari planet bermassa tinggi. Namun untuk memahami keseluruhan sistem, dibutuhkan potongan informasi dari planet-planet bermassa rendah seperti planet super Bumi. Informasi ini akan memberikan petunjuk bagaimana planet super Bumi terbentuk dan bermigrasi. Ini jugalah yang menjadi tujuan besar dari program Eta-Earth Survey for Low Mass Planets yang dipimpin Geoff Marcy.

Sampai saat ini, program tersebut sudah menemukan dua buah planet yang memiliki massa hampir sama dengan massa Bumi. Di masa depan akan semakin banyak petunjuk yang bisa dikumpulkan, karena era penemuan plaet super Bumi telah dimulai.

Sumber : W.M. Keck Observatory

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

3 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • di National Geographic katanya ada skitar 4 miliar planet yg mrip bumi di alam smesta ini, salah satunya planet yang hanya berisi air saja.. apakah planet tersebut terdapat kehidupan?? kan air sumber kehidupan.. tolong jawab yah.. ^_^.