fbpx
langitselatan
Beranda » Ketika Air Tanah Indonesia Terancam Arsenik

Ketika Air Tanah Indonesia Terancam Arsenik

Masih ingat kasus Munir, tokoh pembela HAM yang harus mati diracun arsenik? Arsenik adalah zat yang sangat beracun, yang tidak berbau dan tidak berasa; sehingga sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia, terutama bila tercampur pada air minum. Tetapi bagaimana bila arsenik kemudian beredar bebas di alam?

Studi terkini dalam Journal Nature Geoscience menunjukkan bahwa, ancaman arsenik telah mengkontaminasi beberapa wilayah di Asia Tenggara! Dari studi di delta Irrawady di myanmar dan pulau Sumatra, Indonesia, ditemukan bahwa air bawah tanah di daerah tersebut telah terkontaminasi oleh arsenik.

Studi geologi menggunakan fitur-fitur geologi dan unsur kimiawi tanah, peneliti telah memetakan beberapa titik panas yang didugan menjadi daerah resiko arsenik. Dari analisis diperkirakan ada sekitar satu juta hektar pantai timur Sumatra berisiko tercemar arsenik. Daerah yang kaya akan sedimen organik yang mengandung pasir halus sedimentasi (silt) dan tanah liat mempunyai kecenderungan untuk mudah terkontaminasi oleh arsenik. Karena merupakan sedimentasi muda yang mungkin sekali melepaskan arsenik dari dalam material sedimentasinya.

Informasi ini diharapkan menjadi perhatian bagi pihak berwenang dalam memerpsiapkan sumur-sumur atau fasilitas air yang harus memperhatikan resiko tinggi kontaminasi arsenik. Sampai saat ini studi arsenik masih sangat sulit dilakukan karena biayanya sangat tinggi dan memakan waktu yang panjang. Sampai saat ini studi yang dilakukan adalah melakukan pemetaan geologi permukaan yang mengidentifikasi pada air tanah yang dangkal, tetapi belum bisa mengatakan seberapa dalam arsenik dalam air tanah.

disarikan dari: Physorg

Avatar photo

Emanuel Sungging

jebolan magister astronomi ITB, astronom yang nyambi jadi jurnalis & penulis. Punya hobi dari fotografi sampe bikin komik, pokoknya semua yang berhubungan dengan warna, sampai-sampai pekerjaan utamanya adalah seperti dokter bedah forensik, tapi alih-alih ngevisum korban, yang di visum adalah cahaya, seperti juga cahaya matahari bisa diurai jadi warna cahaya pelangi. Maka oleh nggieng, cahaya bintang (termasuk matahari), bisa dibeleh2 dan dipelajari isinya.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini