fbpx
langitselatan
Beranda » Perubahan Iklim Bisa Mengurangi Topan dan Badai

Perubahan Iklim Bisa Mengurangi Topan dan Badai

Ada berita baik. badai yang selama 25 tahun terakhir ini mengalami peningkatan frekuensi bisa jadi tidak akan ada lagi, meskipun beberapa yang memiliki kehebatan rata-rata masih akan muncul. Angin topan juga akan semakin jarang di Atlantik di sepanjang abad 21 jika dunia terus-menerus semakin hangat. Inilah hasil penelitian mengenai keterkaitan pemanasan global dalam mempengaruhi intensitas dan frekuensi angin ribut.

kredit : NASA / Univ. Wisconsin-Madison

Secara global jumlah angin topan yang besar meningkat drastis sebesar 75% semenjak tahun 1970. Dan walaupun sampai saat ini tersangka utama untuk peningkatan itu adalah meningkatnya temperatur lautan sayangnya hubungan antara keduanya masih terus jadi isu yang dipertentangkan. Kenapa pemanasan global yang dijadikan tersangka? Ternyata masalahnya adalah, angin topan itu hanya bisa terbentuk saat temperatur permukaan laut melampaui 26 derajat Celsius.

Dalam penelitian tersebut, Thomas Knutson dari US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan rekan-rekannya menggunakan model iklim regional dari kolam di Atlantik (satu area di Atlantik) untuk menstimulasi pengamatan meningkatnya angin topan pada tahun 1980 dan 2006. Dasar pengamatan yang dipakai adalah temperatur permukaan laut dan kondisi atmosfer. Dalam studi yang dilakukan, Thomas Knutson dkk tidak mengikutsertakan paham dan pendapat kalau peningkatan gas rumah kaca juga menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi badai tropik.

Badai peringatan
Dalam penelitian ini, Knutson dkk menggunakan 2 model untuk memperkirakan apakah aktivitas angin topan akan terus meningkat di area tertentu sebagai akibat perbuatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Model pertama mengasumsikan adanya pemanasan iklim sebesar 2,8 derajat Celcius sampai dengan tahun 2100 dan model lainnya tidak menyertakan adanya pemanasan tersebut. Secara umum jumlah angin topan tersebut akan mengalami penurunan. Dan dengan badai yang lemah pun akibatnya tetap saja cukup besar. Diperkirakan badai tropis akan turun sekitar 27%, 18% diantaranya adalah penurunan angin topan dan 8% lagi penurunan angin topan besar.

Jadi dengan tidak mengabaikan kenyataan kalau aktivitas angin topan telah meningkat drastis selama 25 tahun terakhir, trend ini tidak akan berlanjut sampai akhir abad dibawah pengaruh kondisi pemanasan. Walau demikian, menurut Isaax Held dari NOAA, “kita tidak bisa mengekstrapolasi trend 25 tahun terakhir untuk masa depan.”

Selain mempelajari perubahan umlah angin topan, studi ini juga memfokuskan diri dalam memproyeksikan pergeseran yang terjadi pada iklim. Pergean yang dimaksud adalah semakin intensnya badai dan hujan deras. Hal ini sebagian besar terlihat dalam pekerjaan Kerry Emanuel, ahli angin topan di Massachusetts Institute of Technology, Cambridge. Kerry menggunakan berbagai model untuk menunjukan pengaruh pemanasan global terhadap penurunan jumlah angin topan secara global. Namun di sisi lain ia juga memperliatkan kalau angin topan menjadi semakin intens di beberapa lokasi.

Ukuran Memang Berpengaruh
Kevin Trenberth, klimatologis di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, walau tidak terlibat dalam penelitian ini juga setuju dengan penemuan tersebut. Namun Kevin juga mempermasalahkan mengapa Thiomas dkk justru meremehkan peningkatan angin topan dan badai yang sangat besar. Hal ini mengacu pada fakta kalau model yang digunakan masih merupakan resolusi rendah yang belum bisa memperhitungkan perubahan dalam beberapa kejadian sangat besar. Bagi Kevin, dalam masalah iklim seperti ini, bukan jumlah yang jadi masalah. Seharusnya diperhitungkan juga masalah intensitas, durasi dan ukuran.

Di awal dikatakan berita baiknya adalah akan ada penurunan jumlah badai dan angin topan. Namun sayangnya berita tersebut tak bisa jadi sesuatu yang baik buat kita karena dari hasil penelitian tersebut berita burukknya menunjukan pemanasan global terus berlangsung, pergeseran iklim akan terus berlanjut, dan badai yang terjadi walau makin berkurang, ternyata intensitas, durasi dan ukurannya bisa jadi akan sangat besar.

Sumber : Nature

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

3 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini