fbpx
langitselatan
Beranda » Menginspirasikan Astronomi Untuk Anak Melalui UNAWE

Menginspirasikan Astronomi Untuk Anak Melalui UNAWE

Universe Awareness (UNAWE) merupakan program internasional yang bertujuan untuk menginspirasikan anak-anak yang kurang beruntung mengenai keindahan dan skala dari alam semesta. Permainan, lagu, aktivitas bersama, film kartun maupun berbagai kegiatan melalui media internet menjadi bagian dari kegiatan UNAWE dalam memperkenalkan astronomi pada anak melalui berbagai komunitas di dunia.

Foto peserta lokakarya UNAWE 2008. Kredit foto : Tri Laksmana

Target UNAWE adalah anak-anak diatas usia 4 tahun sampai dengan kisaran 11-12 tahun. UNAWE mengilustrasikan berbagai budaya yang menjadi sumber astronomi modern untuk membangun pola pikir maupun imajinasi anak serta ketertarikan pada sains. Selain itu diharapkan melalui berbagai kegiatan tersebut, dapat membangun kerjasama global dan toleransi diantara anak-anak yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan tingkat sosial.

Bulan Februari 2008, UNAWE mengadakan lokakarya yang bertujuan untuk mengumpulkan berbagai materi edukasi maupun aktivitas, untuk kemudian didistibusikan ke berbagai negara. Lokakarya UNAWE yang ketiga tersebut diadakan di Leiden dari tanggal 25 -27 February 2008 dan diikuti oleh 35 peserta dari 16 negara. Dari Indonesia turut hadir Dr. Premana W. Premadi dan Avivah Yamani dengan membawa materi permainan astronomi untuk anak.

Dari keseluruhan materi yang disajikan, pengenalan skala Tata Surya, Matahari, gerak Bumi-Bulan dan pengenalan fasa Bulan menjadi materi umum yang disajikan oleh hampir semua negara. Materi yang disampaikan walaupun memiliki esensi yang sama, namun disajikan dalan berbagai metode dan model yang berbeda. Untuk fasa bulan, dari India menyajikan pengenalan tersebut melalui peta bulan yang dirancang khusus berdasarkan Bulan yang etrlihat di area mereka. Sementara dari Venezuela pengenalan fasa bulan disajikan dalam model sebuah kotak dengan bulan di dalamnya, dan pengamat melihatnya dari lubang pada 4 sisi kotak tersebut. Demikian juga halnya dengan pengenalan planet dan skala jaraknya. Ada yang memperkenalkan melalui gambar, berbagai bentuk bola bahkan dengan menggunakan buah-buahan.

Materi menarik lainnya adalah bagaimana memperkenalkan astronomi kepada kaum tunanetra. Disini gambarr bertekstur menjadi pilihan sehingga mereka bisa menyentuh dan merabanya untuk membedakan pola permukaan planet maupun bulan.

Percobaan membuat kawah yang dilakukan tim dari Kolombia. Kredit Foto : ivie
Percobaan membuat kawah yang dilakukan tim dari Kolombia. Kredit Foto : ivie

Model lainnya yang disajikan adalah mengenal pembentukan kawah di permukaan dengan menggunakan tepung dan cocoa (coklat) pada sebuah kotak sebagai permukaan sebuah planet. Kawah dibentuk dengan cara melontarkan atau menjatuhkan bola berbagai ukuran dari berbagai sudut. Dengan demikian, bisa terlihat kedalaman dan bentuk kawah yang terbentuk. Nah, untuk memperkenalkan bahwa keberadaan atmosfer akan sangat berguna dalam memperkecil efek tabrakan, digunakan semacam parasut plastik pada bola yang akan dilemparkan. Materi ini dibuat untuk memperkenalkan materi pembentukan kawah akibat tabrakan meteorit pada permukaan planet yang tidak memiliki atmosfer maupun yang memiliki atmosfer seperti di Bumi.

Percobaan membuat bentuk galaksi spiral dari pasir yang dihaluskan. Kredit Foto : ivie

Selain kelompok Tata Surya, materi mengenai bentuk Galaksi juga menjadi salah satu model yang diperkenalkan disini. Anak-anak diajak untuk melihat bentuk galaksi dari pasir yang sudah dihaluskan dan kemudian dimasukan ke dalam kotak berisi air yang diisi air dan disinari lampu diatasnya. Hasilnya adalah bentuk Galaksi Spiral. Berbagai metode sederhana memang diperkenalkan dan dibuat sebagai media untuk memperkenalkan astronomi disini. Berbagai inovasi juga dilakukan antara lain dalam hal planetarium portabel seperti dari spanyol yang membangun planetarium portabelnya dengan menggunakan kardus yang dipotong-potong, dari Indonesia dengan menggunakan payung golf dan tenda barito.

Presentasi tim UNAWE Indonesia. Kredit Foto : Kevin Govender

Tidak hanya itu berbagai permainan juga menjadi topik menarik, salah satunya adalah permainan yang dibawa dari Indonesia. Ular tangga dan kwartet ala astronomi ternyata memang menarik perhatian semua peserta. Permainan anak yang memang sudah umum, namun disini dimodifikasi dengan gambar-gambar astronomi sehingga menjadi media pengenalan bagi anak. Dari Indonesia selain permainan dan planetarium portabel, juga ditampilkan video kegiatan trans java star party dari UNAWE Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madiun, Porong dan Malang. Salah satu yang menarik perhatian para peserta adalah video bintang kecil yang dinyanyikan oleh siswa-siswi TK yang menjadi korban lumpur LAPINDO.

Selain model, aktivitas dan permainan, pengenalan astronomi lewat media elektronik tetap menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan. Penyebaran astronomi lewat youtube, skype maupun komunitas-komunitas online menjadi salah satu topik yang diangkat. Keberadaan youtube maupun skypecast akan sangat bermanfaat dalam penyebaran informasi lintas negara. Percobaan yang sudah dilakukan adalah pengamatan bersama gerhana Bulan tanggal 21 Februari 2008 melalui skypecast dari Belanda, Afrika Selatan dan Bermuda. Sedangkan penggunaan youtube digunakan untuk mennyebarkan video aktivitas UNAWE dari berbagai negara. Berbicara teknologi tentu tidak akan lepas dari software astronomi. Pada lokakarya ini juga disampaikan berbagai freeware astronomi yang bisa digunakan sebagai alat dalam memperkenalkan astronomi kepada anak. Seperti stellarium, celestia, google sky dll.

Panggung boneka dari Florence, Italia. Kredit foto : ivie

Memperkenalkan astronomi untuk anak juga dilakukan melalui panggung boneka, seperti yang dilakukan oleh Lara Albanse dari Florence, Italia. Terinspirasi dari pewayangan di Indonesia ia membuat panggung boneka dengan boneka yang digerakan seperti wayang dengan mengambil kisah mitologi dari China. Tak mengherankan karena di Florence terdapat banyak imigran dari China.

Pada akhirnya setelah seluruh materi disampaikan, dilakukan evaluasi materi apa saja yang selain menarik juga bermanfaat, berbiaya rendah, ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi anak untuk dijdikan materi UNAWE secara global. Materi tersebut akan disebarkan dalam sebuah kotak dengan tema Universe in the Box kepada anak-anak di dunia. Untuk itu dibuat beberapa kelompok kerja untuk materi dalam bentuk permainan, model, aktivitas di lapangan dan ruangan, buku, dan poster. Materi dan model yang akan dimasukan dalam Universe in the Box akan didistribusikan pada tahun 2009 bersamaan dengan International Year of Astronomy dengan UNAWE sebagai salah satu cornerstone project di IYA 2009.

Kredit Video Bintang Kecil: Nggieng

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini