Katai coklat atau yang dikenal sebagai bintang gagal, merupakan objek kecil, lemah dan dingin yang tidak mengalami pembakaran hidrogen di pusatnya walaupun proses pembentukannya sama dengan bintang. Massa dan temperatur yang dimiliki tidak cukup untuk memicu terjadinya reaksi termonuklir.
Dengan kontraksi gravitasi yang lambat sebagai sumber energi internal, bintang katai coklat secara bertahap mengalami pendinginan seiring dengan energi yang diradiasikan ke angkasa sepanjang lebih dari milyaran tahun.
Sampai saat ini sebagian besar katai coklat seringkali diperbandingkan dengan planet-planet dalam tata surya. Dan massa katai coklat bisa sampai 75 kali lebih masif dibanding Jupiter. Jika planet tidak memancarkan cahaya, katai coklat justru memancarkan cahaya yang cukup untuk dideteksi. Selain itu sebagian katai coklat tampak seperti planet dengan diameter yang tidak jauh berbeda dari Jupiter bahkan mengorbit bintang seperti planet pada umumnya.
Secara umum, katai coklat memiliki massa antara 10 sampai 80 massa jupiter dimana nilai ini merupakan batas atas massa planet dan batas minimum massa bintang.
Batas massa agar suatu objek dapat mengalami fusi deutrium adalah 10-12 massa jupiter sedangkan untuk mengalami fusi hidrogen massa minimalnya 50-100 massa jupiter. Karena itu katai coklat menjadi sebuah objek yang gagal untuk mencapai tahap pembakaran hidrogen agar dapat menjadi sebuah bintang.
Tapi apa batasan jelas antara si bintang gagal dan planet raksasa? Para peneliti dari Observatorium Gemini ternyata telah berhasil menemukan sebuah objek bintang paling dingin di luar Tata Surya. Penemuan ini memberikan garis batas yang jelas perbedaan antara planet masif dan bintang katai coklat terkecil.
Objek baru yang ditemukan ini dikenal dengan nama ULAS J0034-00 terletak di konstelasi Cetus, dengan temperatur permukaan 600-700K, jauh lebih dingin dibanding katai coklat lain yang sudah dikenal. J0034 ditemukan oleh tim astronom internasional yag bekerja menggunakan United Kingdom Infrared Telescope (UKIRT) dan kemudian pengamatan lanjutannya dilakukan dengan Gemini Observatory’s Near Infrared Spectrograph (GNIRS) di Gemini South. Objek baru ini diperkirakan hanya memiliki massa sekitar 15- 30 kali massa Jupiter dengan jarak sekitar 50 tahun cahaya.
Dalam pengamatan, kombinasi temperatur yang rendah dan ukuran yang kecil membuat katai coklat terlihat sangat lemah dalam warnanya yang merah (merah menunjukkan warna bintang dingin). Kebanyakan radiasinya berada pada panjang gelombang inframerah, sehingga tidak bisa dideteksi dengan mata manusia maupun detektor optik konvensional. Dibutuhkan detektor yang sensitif seperti UKIRT dan GNIRS untuk bisa mendeteksi keberadaan mereka.
Spektrum katai coklat ditandai oleh daerah panjang gelombang yang besar yang hampir tidak ada cahaya yang terlihat karena telah diserap oleh air, metana, dan molekul lainnya yang berada di atmosfer objek.
sumber : Gemini News Release
hmmmm,
Katai Coklat (Brown Dwarfs)
jadi inget skripsiku.
waktu itu “Katai Coklat” masih sangat “elusive”,
bukti keberadaannya pun saat itu masih diperdebatkan.
hmmmm,
Ngomong-ngomong soal katai coklat,
saya inget pengalaman pas memperbanyak
bahan presentasi untuk sidang skripsiku,
si Oom tukang Fotocopy-nya nanya:
– Emang di ITB ada Fakultas Peternakan ?
o Nggak tuh. Kenapa?
– Itu kok judulnya skripsinya Katai Coklat,
Itu sejenis ayam katai bukan ?
– hah ??!! Bukan Oom itu bintang bla bla bla
Hwa..ha..ha.. :)) si tukang fotocopynya kali yg masuk di iklan itu.. yg dari tegal..
Cewe: “Aslinya mana, mas?” (mxdnya kertas aslinya)
Tkg fotocopy: “Tegal..”
waw artikel d sini bagus2 smw q suka gara2 web ini q makin suka dengan luar angkasa N astronomi mudah2 mkin bnyak artikel2 baru d sini 🙂 😉 😉