fbpx
langitselatan
Beranda » Galaksi-galaksi yang Padam ‘Seketika’

Galaksi-galaksi yang Padam ‘Seketika’

Baru-baru ini astronom menggunakan beberapa teleskop canggih untuk mengintip masa lampau dan mengamati beberapa galaksi dari suatu masa ketika alam semesta masih sangat muda. (Bagaimana astronom dapat mengamati galaksi dari alam semesta dini, cari tahu di sini).

Pembentukan bintang di galaksi-galaksi jauh. kredit : ESO, APEX (MPIfR/ESO/OSO), A. Weiss et al., NASA Spitzer Science Center

Beberapa dari galaksi-galaksi ini sangat menarik bagi astronom dan telah ditandai dengan warna merah dalam gambar berikut. Saat alam semesta masih sangat muda, galaksi-galaksi yang tadi diberi warna merah tengah memproduksi bintang secara gila-gilaan – cepat sekali-, yang disebut sebagai starburst. Starburst ini tidak bertahan lama dan inilah yang bikin astronom tertarik: apa yang menghentikan produksi bintang ini?

Astronom kini telah tahu jawaban masuk akal untuk pertanyaan tadi. Idenya adalah: selagi galaksi-galaksi starburst bekerja sangat cepat memproduksi bintang, mereka juga menghasilkan ‘sampah’ saat  membentuk bintang-bintang baru. Sampah ini lalu ditelan begitu saja oleh ‘monster-monster ruang angkasa’ yang ada di pusat galaksi dan dikenal sebagai lubang hitam supermasif. Lalu terjadi semburan energi yang sangat kuat (jet), yang bisa melontarkan atau bahkan menghancurkan bahan-bahan yang diperlukan galaksi untuk memproduksi lebih banyak bintang. Jadi, terhentilah starburst.

“Jadi, masa-masa kejayaan galaksi dalam pembentukan bintang  secara cepat juga bisa menjadi kehancuran bagi mereka sendiri dengan memberi makan lubang hitam raksasa yang berada di pusat galaksi,” kata astronom David Alexander.

Fakta menrik : Selama masa starburst yang singkat ini, astronom menduga jika jumlah bintang di dalam galaksi menjadi dua kali lipat.

Sumber : Space Scoop Universe Awareness

Baca juga:  Pijar Kunang-Kunang di Alam Semesta
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini