fbpx
langitselatan
Beranda » Dari Manakah Asal Kehidupan di Bumi?

Dari Manakah Asal Kehidupan di Bumi?

Bagaimana kehidupan di Bumi bisa muncul? Apakah sup organik di Bumi saja yang menjadi benih kehidupan itu? Ataukah bahan lainnya seperti asam amino dihantarkan ke Bumi oleh tabrakan meteorit besar-besaran di masa lalu?

Hujan Meteor di masa awal Tata Surya. Ilustrasi artis. Kredit gambar : NASA

Sup organik yang menjadi benih kehidupan di Bumi sepertinya tidak sendirian tapi mendapat bantuan dari luar angkasa. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Carniege Institution menunjukan adanya konsentrasi tinggi dari asam amino pada dua meteorit yakni 10 kali lebih tinggi dari penelitian sebelumnya untuk meteorit sejenis. Hasil ini menunjukan Tata Surya dini jauh lebih kaya akan materi organik yang bisa membentuk kehidupan dan bisa jadi batuan dari luar angkasa yang jatuh ke Bumi inilah yang menjadi kaldu bagi tumbuhnya kehidupan di Bumi.

Penelitian yang dilakukan oleh Marilyn Fogel dari Carnegie’s Geophysical Laboratory dan Conel Alexander dari Department of Terrestrial Magnetism with Zita Martins of Imperial College London beserta dua koleganya ini akan dipublikasikan di Meteoritics and Planetary Science.

Asam amino merupakan molekul organik yang membentuk tulang belakang protein yang kemudian membentuk berbagai macam struktur dan mengendalikan berbagai reaksi kimia didalamnya termasuk sel kehidupan. Produksi dari protein dipercaya sebagai salah satu langkah awal yang menyusun komponen-komponen penting dalam kehidupan. Para peneliti juga memperkirakan asam amino bisa terbentuk pada beberapa kondisi di awal Bumi, namun keberadaan senyawa-senyawa tersebut pada meteorit -meteorit tertentu justru membawa kita pada kemungkinan lain, yakni ruang angkasa sebagai sumber dari asam amino tersebut. Meteorit yang digunakan dalam penelitian ini diambil di Antartika pada tahun 1992 dan 1995.

Dalam studi asam amino ini, diambil contoh dari 3 meteorit untuk tipe yang jarang yakni CR chondrite, yang diperkirakan mengandung materi organik tertua dan juga paling primitif di meteorit. CR chondrites merupakan meteorit yang memang sudah ada semenjak awal pembentukan Tata Surya. Nah, pada fasa awal sejarah, meteorit ini merupakan bagian dari sebuah objek yang besar yang menjadi induknya, mungkin asteroid yang kemudian terserak akibat tabrakan.

Analisis pada ketiga meteorit ini, satu diantaranya menunjukan kelimpahan asam amino yang rendah sementara 2 meteorit lainnya justru memiliki kandungan asam amino yang sangat tinggi yang pernah ditemukan pada meteorit purba yakni sekitar 180 – 249 ppm (parts per million). Penelitian yang pernah dilakukan pada meteorit primitif lainnya menunjukan secara umum konsentrasi asam amino hanyalah 15 ppm atau kurnag dari itu. Di sisi lain. molekul organik dari sumber exra-terrestrial biasanya memiliki perbandingan isotop karbon yang berbeda dari sumber biologi di Bumi. Dengan demikian para ilmuwan akan bisa memisahkan faktor kontaminasi dari hasil yang mereka dapatkan.

Asam amino pada kedua meteorit yang diteliti tersebut diperkirakan terbentuk dalam objek induknya sebelum terpecah akibat tabrakan. Sebagai contoh, amonia dan bahan kimia perintis dari nebula Matahari atau juga medium antar bintang bisa saja telah tercampur dengan air sehingga membentuk asam amino. Setelah terpecah, sebagian pecahannya sepertinya menghujani Bumi dan planet kebumian lainnya. Komponen-komponen perintis ini juga diperkirakan ada pada objek primitif lainnya seperti komet, yang juga menghujani material-nya ke Bumi di masa lalu.

Sumber : Carnegie Institution for Science

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Manager 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute.

18 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Ada beberapa pemahaman tentang asal usul kehidupan,memunculkan teori-teori yang salah satunya seperti disampaikan diatas,berdasarkan pada teori Darwin. Akan tetapi teori ini,walaupun telah berumur 100-an tahun,tetap kesulitan memperoleh fakta atau bukti yang menguatkan. Sehingga pada awal tahun 2000-an muncul teori Penciptaan Cerdas, berdasarkan pada teori expanding universe Hubble, memberikan pemahaman bahwa ada awal tata surya yang diciptakan dengan ketelitian yang tinggi, begitu juga tubuh makhluk hidup yang diciptakan dari rangkain amino pada DNA dengan ketelitian yang tinggi.
    Bayangkan tikus yang memiliki pasangan kromosom mendekati manusia. Mungkinkah itu terjadi dengan kebetulan?
    Saya pikir sudah waktunya pendekatan teori Darwin ditinggalkan,karena kemajuan ilmu menunjukan teori itu makin jauh dari kebenaran.

  • Sebagai orang awam yang menyukai astronomi, saya merasa dibalik semua kompleksitas astronomi sangat jarang terdengar adanya penyebutan eksistensi Tuhan dibalik kehebatan alam semesta dan isinya (setidaknya dalam berbagai publikasi yang ada, entah di dalam hati para astronom yang terhormat), berbagai penemuan baru yang sama sekali tidak pernah terpikirkan ataupun bertentangan dengan logika bermunculan yang (beberapa, semoga kelak) terbukti kebenarannya, misal mengenai bumi yang bulat, Heliosentris, hingga kelengkungan ruang dan waktu yang tidak sesuai logika jaman dulu (kemustahilan). Mungkin ada logika Tuhan dimana di antara ruang angkasa yang sangat sangat luas ini.Tapi mungkin saja (yang menurut kita) maha luasnya angkasa ini merupakan bagian kecil dari penciptaan Tuhan, yang bisa menjadikannya relatif atas apapun, menjadikannya melengkung, menjadikannya nothing, atau apapun sesuai keinginan Tuhan. Saya sangat setuju dikaji ulangnya prinsip evolusi Darwin yang memakai perisai missing link. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan, dari air, oksigen, listrik dsb bisa menjadi binatang bersel satu, kera kemudian manusia.

  • penciptaan bukan teori…tapi fakta teologis…dan Alloh menciptakan segala sesuatu yg hidup dari (atau pasti mengandung) air (atau cairan yg mengandung air) (QS 21 ayat 30)…jadi kehidupan di bumi, atau dimanapun juga, pasti berasal dari (atau pasti mengandung) air (atau cairan yg mengandung air)…jadi kehidupan itu diciptakan dan yg menciptakan adalah Alloh (QS 67 ayat 2)…

  • Help me, apa itu dark materi, apa itu cahaya, apa itu quark, apa itu penyusun quark, mengapa materi ada ruang, bisa tidak manusia abadi jika bergerak dengan kecepatan cahaya, apa hakekatnya alam semesta ini, apakah milyaran galaksi di ruang angka ini berguna

  • Hehe,, semua komennya kalo dibaca jadi 1 rangkaian prosa yg lucu.

    Btw, otak manusia itu menakjubkan ya, bisa menginterpretasikan segala tanda2, merangkainya menjadi suatu ilmu yg membuat manusia (juga) terkagum2.. Memang penjelasan di atas tidak menyebutkan TUHAN, tapi kalau pembacanya orang yg percaya TUHAN, pasti berpikir: “Wah, kalau itu bener, TUHAN Besar Nan Maha Hebat sungguh2 hebat. DIA menciptakan asam amino, merancang DNA, membentuk tata surya agar bergerak sebegitunya, serta menyutradai semua kejadiannya..”

    dan saya punya tambahan pemikiran: “Saya bersyukur dianugerahi otak dan waktu untuk tahu semua itu, meskipun hanya lewat orang lain..”

  • Wllahu a’lamuma bissyawab…hanya Allah yang tahu setiap kejadian, menurut saya pribadi adalah penting untuk mengetahui kejadian dialam semesta ini tetapi lebih penting lagi untuk mengetahui seberapa dekat diri kita dengan yang menciptakan alam semesta ini.
    Ilmuwan sekarang belum ada yang menyelidiki itu,padahal sudah jelas didalam Alqur’an bahwa “Allah lebih dekat daripada urat leher manusia”.
    Apakah itu karena dianggap tidak mungkin mengetahuinya ?, jawabannya mungkin “Ya”mungkin “tidak”. Permasalahannya sekarang adalah alat yang digunakan menyelidiki itu,kalau planet2 bisa dilihat dengan alat tertentu,maka Allah bisa dilihat dengan alat tertentu pula yang dinamakan “Mata Hati”,maka kenallah mata hati itu baru engkau akan mengenal Tuhanmu

  • Allah, Tuan semesta alam, Yang segala ilmu berada di sisi-Nya adalah berkuasa atas segala sesuatu yang terjadi pada alam semesta, di samping itu Dia juga berkuasa untuk mengajarkan ilmu-Nya itu kepada manusia sebagai anak-Nya. Sehingga anak manusia itu memiliki sebagian ilmu Bapak-nya dan menjadi anak manusia yang berilmu yang mengenal Bapak dari ciptaan-Nya.

    Alam semesta ini merupakan refleksi dari ilmu Allah yang maha luas, yang didalamnya terkandung hukum-hukum-Nya. Dengan refleksi alam itu Allah mengajarkan kepada manusia bagaimana dia harus hidup berdasarkan hukum-Nya. Pada alam fisik. kulit manusia, yang terikat dengan hukum Allah, akan terbakar jika bersentuhan dengan api yang panas. Pada alam manusia, jika manusia hidup tidak berdasarkan hukum-Nya, pastilah akan tercipta kehidupan yang “panas”, karenanya bumi akan semakin panas.

    Dikatakan: “Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan ilmu (kekuatan)-Nya”.

    Bukan tidak mungkin bagi manusia untuk mengetahui mekanisme penciptaan alam semesta dan melintasi penjuru langit dan bumi. Dan manusia-manusia yang berilmu (‘ulama atau ilmuwan) inilah yang berkapasitas untuk menembusnya. Dan saya yakin sepenuhnya, tidak ada satupun manusia berilmu (termasuk Ivie) yang bisa menyangkal bahwa alam semesta ini bertuan dan ada yang mengaturnya, yakni Tuan semesta alam.

    Terima kasih untuk nona Ivie, yang dalam hal ini menjadi juru bicara Tuan semesta alam, yang menyampaikan ilmu-Nya kepada saya. Semakin manusia dekat kepada ilmu-Nya, semakin dekat manusia kepada-Nya. Ilmu yang bersemayan di otak manusia, otak yang letaknya tidak jauh dari urat leher manusia. Terlalu jauh dari hati yang bukan berfungsi sebagai tempat bersemayamnya ilmu-Nya.

    Terpujilah Allah, Tuan semesta alam.

  • Banyak hal di alam ini…yang semula dianggap mistik teologi …ternyata mampu diterjemahkan dalam rumus….jadi lanjutkan mengurai rahasia alam…..manusia adalah penguasa jagat semesta….

  • menurut saya bumi itu terjadi karna benturan yang sangat kuat antara batu meteor

  • hanya allah yg merencnakan khidupn kita…..
    allah maha besar, tiada kekuatan lainnya yg bisa menandingi kekuatannya………
    “ALLAHU AKBAR”…….

  • Sains disusun berdasar bukti empirik
    Sains disusun dengan pertanggungjawaban yang tinggi
    Sains bisa dinilai dan dibuktikan kebenarannya oleh khalayak
    Sains bisa dikoreksi jika ditemukan bukti2 baru
    Sains terbuka terhadap ide2 baru, tidak terpaku pada pakem yang kaku
    Sains terus berkembang dan melaju, meninggalkan org2 yang bersikeras hidup pd bayangan masa lalu