Pada masa-masa kini, laut-laut di Indonesia berada pada fase yang berbahaya. Ombak-ombak tinggi dan angin yang kencang menyebabkan kegiatan pelayaran dan kehidupan tepi laut terganggu, terutama bagi nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada hasil laut. Apakah ini berkait dengan pemanasan global? Laporan dari IPCC menyatakan bahwa itu ada kaitannya. Tapi, hal itu tidak akan dibahas di sini, untuk saat ini.
Kehidupan manusia bergantung pada ekosistem laut, langsung atau tidak langsung. Makanan laut, garam, wisata laut hanyalah contoh dari kebergantungan manusia pada laut. Studi terkini menunjukkan bahwa kegiatan manusia pun memengaruhi laut, langsung maupun tidak langsung. Aktivitas daratan mendorong polutan dan sumber gizi menuju tepian pantai, mengakibatkan menghilangnya habitat, bahkan mengubah dan menghancurkan habitat alamiah. Aktivitas di laut pun mengambil sumber alam, menambah polusi, dan mengubah komposisi spesies.
Aktivitas manusia sangat bervariasi dalam tingkat kegiatan dan dampaknya pada kondisi ekologi dan masyarakat, serta distribusinya sangat menyebar di berbagai wilayah laut. Oleh karena itu, studi tentang keterkaitan kegiatan manusia dan pengaruhnya pada laut sangat perlu dilakukan. Studi terkini dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis (NCEAS) menunjukkan bahwa dampak aktivitas manusia pada lautan berlaku secara global (Gb.1), 41% berdampak menengah tinggi, dan 0.5% berdampak sangat tinggi. Tetapi, jumlah sekecil itu mencakup wilayah yang sangat luas (~2.2 juta km2). Daerah yang berdampak kecil, atau tidak berdampak merupakan daerah yang jauh dari aktivitas manusia, seperti pada daerah kutub.
Kebanyakan dampak yang muncul (Gb.2) merupakan akibat dari kegiatan manusia, baik darat maupun laut. Daerah yang mengalaminya adalah bagian utara dekat lautan Norwegia, sekitar laut Cina daerah tenggara, Karibia timur, tepi timur Amerika Utara, Laut Tengah, Teluk Persia, Laut Bering, dan perairan sekitar Srilangka. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah patahan dan pertemuan benua (continental shelf and slope). Gambar 2 menunjukkan bahwa dampak akibat perbuatan manusia berkaitan dengan perubahan iklim global yang distribusi secara luas, terutama pada ekosistem tepi laut. Yang pasti, terlihat bahwa dampak terbesar adalah meningkatnya temperatur air laut.Jika kemudian ekosistem laut menjadi berubah, dan tidak lagi memberikan manfaat bagi manusia, maka yang terjadi adalah bencana dari laut. Masih banyak studi yang harus dilakukan, untuk melihat setiap detail dari hubungan manusia dengan ekosistem laut. Tetapi ,sudah waktunya untuk memikirkan perlindungan pada alam lingkungan kita, dan melakukan pemberdayaan secara tepat sehingga bisa mengurangi dampak ekologi sekaligus mempertahankan kemanfaatan laut bagi manusia. Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim.
Disadur dari laporan pada Majalah Sicence, 15 Februari 2008.
Banyak ilmuwan yang tidak sepakat dengan prediksi model iklim yang dipakai IPCC.
http://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_opinion_on_climate_change
knp bgitu
klau bisa isinya lebih lengkap
ditambah dengan poster atau artikel dampak negatif dari aktifitas manusia terhadap ekosistem.
isinya :
– salah satu dampak negatif dari aktifitas manusia terhadap ekosistem
– penyebab dari dampak negatifn tersebut
– dll